Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Aktivitas Pembelajaran Pembuatan Maket Tata Kota dengan Teori Perkotaan
14 Maret 2025 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nikita Afdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Permasalahan tata kota wilayah masih menjadi isu yang seringkali diperdebatkan, misalnya antara trotoar dan jalur pejalan kaki atau akses transportasi publik. Teori tentang perkotaan sejak dulu telah berkembang dan kini berfokus pada perkembangan tata kota berkelanjutan. Dalam keilmuan geografi, teori perkotaan dibagi menjadi tiga pembahasan, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Teori Konsentris
Teori ini dicetuskan oleh E.W Burgess dan menyatakan bahwa zona kawasan dibagi-bagi berdasarkan penggunaan lahan. Secara utuh, zona ini dibagi menjadi lima zona, yakni zona CB (central business district), zona peralihan, zona perumahan kelas menengah, zona pemukiman kelas atas, dan zona penglaju (commuter zone).
2. Teori Sektoral
Teori Sektoral dicetuskan oleh Homer Hoyt. Pembagian zona kawasan ini berdasarkan sektor-sektor kawasan tertentu, seperti CBD, manufaktur, permukiman kelas rendah, menengah, dan tinggi.
3. Teori Multiple Nuclei
Teori Multiple Nuclei adalah teori yang dicetuskan oleh C.D Harris dan F.L Ullman. Teori ini berbeda dengan dua teori sebelumnya, sebab teori Multiple Nuclei ditandai dengan perkembangan kota yang terpisah dengan sistem lainnya. Teori ini tidak hanya berfokus pada satu sentral kota melainkan berfokus pada perkembangan kota inti baru dalam satu kawasan, sehingga dalam satu kawasan perkotaan terdapat banyak CBD baru.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan ketiga teori yang telah dipelajari, siswa kelas 12 SMA Global Prestasi belajar menganalisis perkembangan kota dan merancang kota yang berkelanjutan, salah satunya melalui membuat representasi perkembangan kota dengan teori yang tersedia. Pembuatan maket perkotaan merupakan bagian dari tugas akhir pembelajaran siswa di kelas 12.
Kali ini, kelima siswa kelas 12 Global Prestasi yakni Josephine Larasati, Aqila Andriyana, Renata Manorek, Deandra Raynelle, dan Mahesa Rafael mempresentasikan kota buatan tim mereka yakni representasi HI. Seperti yang kita ketahui, bahwa bundaran HI adalah kawasan pusat yang berada di kota Jakarta dan menjadi ikon bisnis sentral di pusat kota.
Hal menarik dalam pembuatan representasi HI adalah perkembangan sustainable city yang mereka desain dengan menambah ruang ramah terhadap disabilitas. Pembuatan maket kota berkelanjutan ini menggunakan beberapa barang bekas dan karton. Kelima siswa ini juga membuat lampu penerangan jalan dengan menggunakan sambungan listrik 3 volt.
Aktivitas belajar ini tidak hanya menambah kreativitas siswa, namun mengasah daya berpikir siswa dengan menganalisis problem yang sering terjadi di kota. Pembuatan maket ini siswa belajar menjadi seorang arsitektur perencanaan wilayah dengan membuat mereka mempertimbangkan banyak hal dalam membangun kota termasuk aspek lingkungan dan sosial.
ADVERTISEMENT