Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apakah Bullying Merajalela?
25 Maret 2024 8:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nilam Alfa Salmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita sudah tak asing dengan bullying. Bullying atau perundungan bukanlah suatu hal yang positif. Merundung menurut KBBI adalah menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu, seperti memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong, menyebarkan rumor, mengancam, dan merongrong.
ADVERTISEMENT
Perundungan memang tak mengenal waktu dan zaman. Dari zaman ke zaman perundungan masih ada oknum yang melakukannya. Padahal perundungan suatu hal yang menyakiti dan merugikan orang lain. Dampak dari perundungan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain pula. Perundungan sering kali ditemui di sekolahan atau anak sekolah. Biasa dilakukan oleh sekelompok anak untuk mengintimidasi anak yang lugu atau lemah. Kasus bullying di Indonesia semakin tersebar luas dimana-mana. Seperti isu perundungan yang sedang naik beritanya sekarang adalah salah satu anak artis di DO dari International School karena menjadi salah satu pelaku perundungan, selain anak artis pun ada berita tentang anak pesantren yang meninggal karena perundungan. Sangat disayangkan bahkan pesantren yang dianggap tempat terbaik untuk belajar agama yakni agama islam, namun tak aman juga untuk keselamatan santri karena suatu oknum yang mencoreng nama baik pesantren. Banyak warga net menyalahkan orang tua pelaku perundungan karena tak bisa mendidik anaknya dengan baik. Namun, tak semua orang tua bisa disalahkan karena kesalahan atau perbuatan buruk anaknya. Karena, orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuknya dan pastinya setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi peribadi yang baik. Biasanya anak melakukan hal baik atau buruk juga karena pengaruh lingkungan dan masih belum bisa memikirkan dampak jangka panjangnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai isu bullying bukan hanya ada di negara Indonesia, namun di setiap negara pasti ada kasus bullying. Saya ambil contoh drama Korea yang berjudul The Glory. Drama tersebut menceritakan tentang bullying dan kisah tersebut diambil berdasarkan kisah nyata. Drama tersebut menampilkan sekelompok anak remaja merundung seorang perempuan yang lemah dan miskin hingga melukai tubuh korban. Hal tersebut pastinya mengakibatkan adanya trauma pada korban dari perundungan tersebut. Hingga dewasa, korban menjalankan misinya untuk membalaskan dendam pada pelaku perundungan yang dilakukan pada masa sekolah dulu.
Lalu, apakah perundungan hanya dilakukan oleh anak sekolah dan ada di sekolahan saja? Jawabannya tentu tidak. Karena, perundungan dapat dilakukan dimana saja oleh oknum yang tak memiliki jiwa kemanusiaan. Faktanya, di dunia kerja pun bisa didapatkan baik dari senior atau teman seperjuangan. Seperti hal nya ketika mengolok atau meledek dengan panggilan nama yang jelek atau hal apa pun yang bisa menyinggung lawan bicaranya. Bahkan sekarang, banyak ledekan atau bullying dijadikan candaan. Seolah-olah tak ada candaan lain selain mengolok-olok kekurangan orang lain. Bisa saja niat mereka hanya bercanda akan tetapi setiap orang tak memiliki hati yang sama. Terkadang bagi mereka biasa saja namun ada yang tersinggung juga atas ucapan mereka yang baginya itu sangat menyakitkan dan tak sopan.
ADVERTISEMENT
Jadi kita ketika berkomunikasi dengan orang lain, berhati-hati lah saat berbicara karena kita tak tahu orang yang diajak bercanda itu tersinggung atau tidak. Dan bangunlah pertemanan yang positif dan ketika tak menyukai orang lain, cukup hindari orangnya jangan menyakitinya baik secara verbal maupun nonverbal.
Live Update