Konten dari Pengguna

Parasocial Relationship: Menyoal Dampak Hubungan Imajinatif Fans terhadap Idola

Nilam Khoerunnisa
Communication science student S1 Universitas Sangga Buana Bandung
5 Agustus 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nilam Khoerunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejumlah penggemar membawa poster saat menyaksikan penyanyi KPOP Red Velvet dalam acara Allobank Festival di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (21/5/2022). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penggemar membawa poster saat menyaksikan penyanyi KPOP Red Velvet dalam acara Allobank Festival di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (21/5/2022). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berinteraksi dengan sosok idola yang kita kagumi merupakan sebuah impian setiap penggemar. Meskipun hanya interaksi singkat di sosial media, namun hal itu akan sangat berkesan bagi seorang penggemar. Perasaan ketika menyukai public figure seperti selebriti atau persona figure seperti karakter fiksi, itu merupakan jenis perasaan yang berbeda ketika menyukai seseorang pada umumnya. Karena hubungan antara penggemar dengan public figure yang menjadi idolanya itu terjalin hanya sepihak saja.
ADVERTISEMENT
Biasanya ketika kita mengidolakan seorang public figure, kita akan mencari tahu segala hal tentang orang tersebut, dari karyanya sampai kehidupan pribadinya. Ketika kita mulai mengetahui tentang mereka melalui informasi yang kita dapat dari internet, tak jarang muncul perasaan di mana kita sebagai penggemar merasa sudah mengenal mereka secara personal dan bahkan merasa memiliki hubungan yang sangat dekat. Jika sudah memiliki perasaan seperti ini, hubungan semu mulai terjalin antara kita dengan sang idola.
Hubungan antara idola dengan penggemar merupakan sebuah hubungan semu yang terjalin ketika munculnya ketertarikan berlebih terhadap idolanya, dan menganggap idola bukan sebagai penghibur namun sebagai teman atau pasangan. Hal ini dinamakan juga parasocial relationship, di mana parasocial relationship ini adalah hubungan imajinatif sepihak antara penggemar dengan idolanya.
ADVERTISEMENT
Sebenernya tidak semua penggemar mengalami parasocial relationship, karena setiap penggemar memiliki batasannya masing-masing dalam mengidolakan. Biasanya penggemar yang mengalami hal ini adalah penggemar yang merasa bahwa kehadiran sosok idolanya berdampak pada kehidupan di real life nya. Banyak kasus di mana seorang penggemar mampu bertahan hidup karena kehadiran idolanya, bahkan mereka menjadikan kesuksesan idolanya itu sebagai panutan mereka.

Lalu, apakah parasosial relationship ini dapat berdampak buruk bagi penggemar?

Parasocial relationship ini memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu ada dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari parasocial relationship terjadi ketika muncul halusinasi berlebih dan menganggap apa yang mereka imajinasikan itu sama dengan kenyataannya di real life. Misalnya, ketika seorang penggemar terobsesi pada idolanya dan menganggap bahwa idolanya itu adalah kekasih mereka. Jika sudah seperti itu, mereka akan bertingkah seolah-olah mereka dekat dengan sang idola.
ADVERTISEMENT
Tak jarang hal ini membuat penggemar tersebut akan mulai bersikap brutal ketika idolanya direndahkan oleh orang lain, bahkan mereka tak segan melakukan cyber bullying demi membela idolanya. Jika sudah di tahap itu, maka hal itu akan sangat merugikan. Kehidupan nyata penggemar tersebut akan hancur karena sikap mereka yang mulai obesif, juga mereka akan mengabaikan tugas atau kewajiban mereka di real life.
Membela idola memang tidak salah, tapi jika sampai menghancurkan mental orang lain demi membela idola itu termasuk kejahatan. Jangan sampai kita menjadi orang jahat demi public figure yang tak pernah kita temui, bahkan tidak mengetahui keberadaan kita.
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa parasocial relationship antara penggemar dengan idola tak memiliki dampak positif, tapi pada kenyataannya terdapat sisi positif yang dapat kita ambil. Salah satunya yaitu dapat menjadi support system bagi mental seseorang. Loh kok bisa?
Penggemar BTS, ARMY saat konser BTS di Staples Center, Los Angeles, California. Foto: Drew Angerer/Getty Images
Bagi seorang penggemar pasti akan setuju jika kehadiran sosok idola merupakan salah satu anugerah dalam hidup. Karena hadirnya sosok idola itu bisa menjadi sumber kebahagiaan yang tak perlu balasan, menjadi sumber kekuatan untuk mencapai impian dalam hidup, bahkan bisa menjadi alasan seseorang agar tetap hidup.
ADVERTISEMENT
Tolak ukur kebahagian setiap orang memang berbeda-beda, tapi bagi seorang penggemar hanya dengan menikmati karya dari sang idola atau mendapatkan kabar dari idolanya, itu sudah cukup untuk memperbaiki suasana hati yang buruk.
Sebagai seorang penggemar kita tak membutuhkan sesuatu yang rumit untuk bisa bahagia, tapi terkadang semua itu disalahartikan oleh orang awam. Tak jarang orang awam memandang buruk para penggemar yang bereaksi histeris ketika mendengar lagu dari idolanya, padahal itu hanyalah salah satu ungkapan kebahagiaan yang penggemar rasakan.
Ada suatu kondisi di mana seorang penggemar yang hidup di lingkungan buruk, lalu ia juga tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga dan tidak memiliki teman. Dalam keadaan seperti itu pasti sangat sulit bagi kita untuk bertahan hidup, namun dengan hadirnya sosok idola dalam hidup mereka, itu bagaikan sebuah penyelamat yang membantu mereka untuk bertahan hidup dengan bersandar pada karya-karya dari idolanya. Bagi orang awam ini terlihat sangat tidak masuk akal, namun ini benar adanya.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan di atas, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa parasocial relationship ini hanya memberikan dampak buruk pada penggemar. Namun, dampak buruk itu pasti ada jika penggemar tidak bisa membatasi dirinya sendiri.
Selagi semuanya masih di batas normal dan tidak berlebihan, dampak buruk dari parasocial relationship ini bisa dihindari. Karena tak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya, banyak sekali dampak positif dari parasocial relationship antara penggemar dengan idolanya. Semua itu kembali lagi pada kita sebagai penggemar yang harus memilih, sisi mana yang akan kita ambil dalam mengidolakan.