Konten dari Pengguna

Ronggeng Dukuh Paruk: Keindahan dan Konflik dalam Sebuah Novel

Nina Husna
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28 Oktober 2023 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nina Husna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi penari dalam novel ronggeng dukuh paruk (sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi penari dalam novel ronggeng dukuh paruk (sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari merupakan salah satu karya sastra Indonesia yang menggambarkan kehidupan masyarakat desa di Jawa pada masa lalu. Novel ini mengisahkan perjalanan seorang perempuan bernama Srintil, yang menjadi seorang penari ronggeng di desa Dukuh Paruk. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keindahan dan konflik yang ada dalam novel ini, serta signifikansinya dalam menggambarkan budaya dan tradisi Jawa.
ADVERTISEMENT
Ronggeng Dukuh Paruk membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh dengan keindahan budaya Jawa. Novel ini menggambarkan dengan detail tarian ronggeng, musik gamelan, dan pakaian tradisional yang digunakan oleh para penari. Ahmad Tohari dengan mahir menggambarkan keindahan seni tradisional ini, membuat pembaca terpesona dengan keanggunan gerakan para penari dan melodi gamelan yang mempesona. Melalui deskripsi yang detail, pembaca bisa merasakan atmosfer magis dari pertunjukan ronggeng.
Di balik keindahan yang ada, novel ini juga menghadirkan konflik yang kompleks. Salah satu konflik utama dalam cerita ini adalah pertentangan antara tradisi dan modernitas. Srintil harus menghadapi tekanan dari pihak desa yang ingin mempertahankan tradisi ronggeng, sementara di sisi lain, ada orang-orang yang menganggap ronggeng sebagai bentuk eksploitasi perempuan. Konflik ini memunculkan pertanyaan tentang identitas, kebebasan, dan harga diri Srintil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ronggeng Dukuh Paruk juga mengangkat isu-isu sosial yang relevan dengan konteks masyarakat Jawa pada masa itu, seperti peran perempuan dalam masyarakat patriarki, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial. Ahmad Tohari dengan tajam menggambarkan ketegangan antara keinginan individu dan tekanan sosial yang ada di dalam masyarakat.
Novel ini memiliki signifikansi yang besar dalam menggambarkan budaya dan tradisi Jawa. Ronggeng Dukuh Paruk memperkenalkan pembaca pada keindahan seni tradisional Jawa dan memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan masyarakat pedesaan. Selain itu, novel ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan isu-isu sosial yang masih relevan hingga saat ini, seperti kesetaraan gender, keadilan sosial, dan perubahan sosial.
Ronggeng Dukuh Paruk adalah sebuah novel yang menggambarkan keindahan dan konflik dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa. Melalui deskripsi yang detail, novel ini membawa pembaca masuk ke dalam dunia seni ronggeng yang memukau. Namun, di balik keindahan tersebut, novel ini juga menghadirkan konflik yang kompleks, mengajak pembaca untuk merenungkan isu-isu sosial yang masih relevan hingga saat ini. Dengan demikian, Ronggeng Dukuh Paruk memiliki signifikansi sebagai karya sastra yang menggambarkan budaya dan tradisi Jawa, serta menghadirkan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Nina Husna, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta