Dampak Kebijakan Moneter bagi Kestabilan Rupiah di Indonesia

ilustrasi rupiah di Indonesia Foto: Dok. Shutterstock

Kebijakan moneter dilakukan dengan tujuan untuk menstabilkan nilai rupiah yang ditetapkan sejak tahun 2000. Satu-satunya tujuan kebijakan moneter yaitu Bank Indonesia (BI) adalah kerangka strategis pengendalian inflasi. Sasaran inflasi kerangka kerja yang ditandai dengan pengumuman untuk kebijakan moneter masyarakat tentang tingkat sasaran inflasi untuk suatu periode tertentu. Sasaran Inflasi secara khusus menyatakan bahwa tujuan akhir adalah kebijakan moneter dengan Mencapai dan mempertahankan inflasi yang rendah dan stabil.

Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut suatu kerangka kerja yang disebut dengan Inflation Targeting Framework atau yang sering disebut dengan kerangka kerja penargetan inflasi

kebijakan moneter yang ditujukan untuk mencapai target inflasi di masa depan dan umumnya diterbitkan sebagai ekspresi komitmen dan pertanggung jawaban bank sentral. Kerangka kerja ini diterapkan dengan menggunakan suku bunga kebijakan sebagai sinyal kebijakan moneter dan suku bunga pasar uang antar bank sebagai target investasi. Inflasi tersebut disebabkan oleh banyaknya uang yang beredar di masyarakat yang kemudian memaksa Bank Indonesia untuk mengeluarkan berbagai kebijakan salah satunya dengan menaikkan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Kenaikan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memberikan daya tarik bagi masyarakat untuk menabung, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat ditekan. Hal ini didukung dengan pernyataan Irfing Fisher dalam teorinya efek Fisher, dalam teori ini dijelaskan bahwa tingkat bunga nominal memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan tingkat inflasi, sehingga harapan masyarakat terhadap inflasi di masa yang akan datang dapat dilihat dari perkembangan suku bunga nominal.

menurut saya, jadi kebijakan moneter itu diatur agar mata uang rupiah tetap stabil sehingga perekonomian di suatu negara tetap berjalan semestinya