Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peci dan Identitas Bangsa
17 April 2022 22:28 WIB
Tulisan dari ningnur aisyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peci merupakan istilah lain dari penutup kepala yang sering digunakan oleh seorang pria muslim. Peci biasanya berbentuk meruncing di kedua ujungnya dan biasanya digunakan oleh para pria. Bentuk yang melingkar mengikuti bentuk kepala menandakan bentuk peci yang luwes dan memiliki bentuk yang kokoh.
ADVERTISEMENT
Terdapat tiga pendapat mengenai sejarah awal masuknya peci di Indonesia. Pendapat pertama, Peci atau songkok pertama kali berasal dari pengaruh kebudayaan luar seperti negara Turki, jazirah Arab, dan India yang masuk melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa peci di Indonesia diperkenalkan oleh laksamana Ceng Ho. Peci berasal dari kata Pe yang bermakna delapan. Sedangkan Chi bermakna energi. Dengan demikian, peci memiliki makna sebagai penutup bagian tubuh yang mampu memancarkan energinya ke delapan penjuru mata angin
Pendapat ketiga Pendapat lain bahkan menyebutkan bahwa peci di Indonesia diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Ketika itu, Sunan Kalijaga tengah membuat mahkota atau kuluk yang diperuntukkan khusus bagi Sultan Fattah. Kuluk yang dibuat oleh Sunan Kalijaga mirip dengan peci, hanya saja ukurannya lebih besar dari peci yang kita kenal saat ini.
ADVERTISEMENT
Meskipun kopiah bukan berasal dari kebudayaan Indonesia, tetapi penggunaannya sudah sangat merata pada sebagian besar masyarakat Indonesia.
Faktor pendorong awal terciptanya desain peci atau kopiah Indonesia dirujuk dari teori identitas bangsa yang salah satunya merupakan pengaruh dari psikologis individu, dimana kelompok atau bangsa tersebut membutuhkan kesamaan identitas melalui simbol.
Sekolah Dokter Pribumi atau yang dikenal dengan nama STOVIA memiliki aturan mengenai penggunaan pakaian, disisi lain pemerintahan kolonial pada saat itu melarang siswa pribumi menggunakan pakaian eropa. Setiap siswa diharuskan memakai pakaian tradisional dari daerahnya masing-masing. Dengan aturan itu, setiap siswa yang berasal dari Jawa memakai blangkon dan sarung batik. Bagi siswa yang berasal dari Maluku atau Manado mengenakan pakaian pantalon, jas. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat usaha dari pemerintah kolonial yang ingin membagi-bagi masyarakat indonesia berdasarkan asal-usul etnis dan agama.
ADVERTISEMENT
Peci Digunakan oleh Sultan dari Kasultanan Balungan Kalimantan Timur. Pada masa Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin peci telah menjadi sebuah identitas yang mewakili individu-individu khususnya para menterinya. Kemudian pada salah satu tokohnya lagi yakni Datuk Laksamana Paduka Radja yang mempunyai ciri memakai songkok khas hitam bergaris putih.
Identitas Organisasi. Perkumpulan politik yang pertama kali di bentuk oleh Soekarno adalah Tri koro Darmo yang artinya tiga tujuan suji, yakni kemerdekaan politik, ekonomi dan sosial. Kemudian Soekarno membentuk Organisasi Jong Java, organisasi ini adalah organisasi pemuda Jawa yang awalnya anggotanya adalah para pemuda yang sedang tinggal dirumah cokroaminoto.
Ketika rapat, Soekarno memakai peci sebagai tanda penganalnya. Suatu saat, ia diminta untuk melepas peci yang dipakainya, tetapi ia menolak dengan sebuah prinsip bahwa dirinya bukan seorang pengerkor, tapi sebagai seorang pemimpin. Hal itu menunjukkan sikap Soekarno yang tidak mengenal tawar-menawar atau tidak mau disetir. Ketika itu, Soekarno memiliki pedoman bahwa peci memberikan sifat khas perorangan, seperti yang dipakai oleh pekerja-pekerja dari bangsa Melayu, melainkan peci adalah asli kepunyaan rakyat kita. Dengan semangat Soekarno mengajak seluruh anggota rapat untuk mengangkat kepala tinggi-tinggi dan memakai peci sebagai lambang Indonesia Merdeka.
ADVERTISEMENT
Saat acara Indonesia mengugat di pengadilan landradd Bandung 1930. Soekarno tampil mengenakan peci. Soekarno menulis pidato Indonesia Menggugat dan membacakannya di depan pengadilan sebagai pleidoi.Dalam kondisi yang kurang baik pun Soekarno tetap mengenakan identitasnya yakni peci didampingi dengan temannya yang juga mengenakan peci.