Waspada Liberalisme Mengancam Kota Pendidikan

Carrera Zenitha Niqi
Content writer
Konten dari Pengguna
10 Juni 2022 16:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Carrera Zenitha Niqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lagi dan lagi, ditemukan seorang bayi malang tergeletak di pinggir jalan dekat Kebun Durian Dusun Mulyosari, Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing wetan, Kabupaten Malang, Rabu tanggal satu Juni yang lalu (malangtimes.com, 2/6/2021). Sebelumnya pada bulan Maret lalu juga ditemukan bayi dibuang di daerah Blimbing Malang.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kasus yang terus berulang. Bayi-bayi mungil itu menjadi korban akibat tingkah laku amoral orangtuanya. Bisa dipastikan bayi-bayi tersebut adalah hasil hubungan pasangan tak halal yang malu untuk menanggung aib. Ini harusnya menjadi perhatian kita bersama untuk mencari solusi agar kejadian ini tak lagi terulang di masa depan.
Sedih rasanya melihat Malang sebagai kota Pendidikan sudah tercoreng. Seharusnya Malang menjadi kota tempat menimba ilmu, membentuk akhlak mulia dan mental yang baik akhirnya runtuh seketika.
Di sisi lain, Malang akan menggelar Pemilihan Putri Heritage Indonesia 2022. Acara yang digelar untuk pengenalan warisan budaya kali pertama di Indonesia melalui fashion show ini diselenggarakan di Dinoyo Mall, Kota Malang, mulai 1-5 Juni 2022 (tugujatim.id, 31/05/2022).
ADVERTISEMENT
Tema heritage sengaja dipilih untuk memperkenalkan kekayaan warisan budaya Indonesia kepada generasi muda yang dipandang saat ini perkembangan teknologi telah menggerus minat pemuda untuk melestarikan budaya. Tetapi apakah setimpal nilainya dengan menjadikan seorang perempuan menampakkan kecantikan paras dan tubuhnya yang sejatinya tak layak dikonsumsi publik?
---
Liberalisme alias paham kebebasan adalah virus tak kasat mata, namun efeknya begitu hebat merusak generasi muda khususnya. Setiap orang dijejali sebuah pemikiran dimana kebahagiaan akan didapat jika memperjuangkan kebebasan. Semakin banyak ruang kebebasan yang didapatkan, maka tingkat kebahagiaan seseorang akan bertambah.
Ketika terpapar paham liberalisme maka individu akan berubah. Mereka saling berlomba mencari kebebasannya sendiri. Tak lagi mau diatur oleh adat, norma apalagi agama. Agama hanya sekadar pengisi kolom Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dosa menjadi tak seseram kata “hamil”. Wajar saja jika hubungan terlarang antara muda mudi terus terjadi dan semakin meningkat. Akibatnya kasus aborsi dan pembuangan bayi marak terjadi tidak hanya di Malang, tapi di seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
Demikian pula dengan tren pemilihan putri kecantikan. Banyak dalih dan alasan yang dikemukakan untuk membuat acara tersebut direstui masyarakat religi seperti Indonesia ini. Salah satunya adalah liberalisme. Maka dapat kita saksikan sekarang para orang tua justru bangga ketika putri kesayangannya memamerkan kecantikan fisiknya dan diperlombakan untuk sesuatu yang tidak setara.
---
Sebagai orangtua, sebagai bagian dari masyarakat ini seharusnya kita harus menyadari bahaya liberalism yang terus mengintai. Liberalism harus segera kita perangi. Salah satu caranya dengan membentengi generasi kita dengan keimanan yang kokoh. Dengan mengembalikan Islam sebagai panduan hidupnya, maka liberalisme pun akan segera hengkang dari pemikiran mereka.
Islam adalah sebuah tuntunan hidup yang lengkap. Halal haram harus mulai dijadikan prinsip hidup. Bukan kebebasan yang kebablasan ala Barat. Nilai dan aturan Islam harus menyatu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga generasi kita akan menjadi khoiru ummah atau umat yang terbaik.
ADVERTISEMENT