Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
ADVERTISEMENT
Akuntansi adalah proses pengumpulan, pencatatan, penganalisisan, peringkasan, pengklasifikasian, pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Akuntansi merupakan proses yang tidak boleh terlewatkan dalam kegiatan suatu unit usaha.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan akuntansi syariah? Mengapa harus ada akuntansi syariah? Bukankah sama saja? Tentu saja tidak sama. Disini saya akan paparkan sedikit mengenai pentingnya akuntansi syariah.
Sebelumnya, apa definisi akuntansi syariah?
Dalam akuntansi syariah,terdapat kata syariah yang berarti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas dunia. Jadi, secara sederhana akuntansi syariah adalah proses akuntansi yang sesuai dengan syariat atau aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.
Terdapat 3 prinsip akuntansi syariah, yaitu:
Di dalam akuntansi syariah pertanggungjawaban yang dimaksud juga merupakan pertanggungjawaban kepada Allah Swt atas amanah yang diterima. Maksudnya, pertanggungjawaban disi tidak hanya sebatas pertanggungjawaban di dunia antara akuntan dengan atasan dan publik, namun juga pertanggungjawaban anatara hamba dan Allah Swt kelak di akhirat.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaan akuntansi syariah, kata adil tercantum dalam Q.S Al-baqarah ayat 282 yang merupakan landasan akuntansi syariah, yang secara sederhana berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan harus benar jumlah nominal yang tercatat dengan jumlah nominal yang terjadi pada saat transaksi. Dengan kata lain, tidak boleh ada kezaliman dalam praktek akuntansi.
Sama halnya dengan akuntansi secara umum, akuntansi syariah juga lekat dengan perkara pengukuran dan pengakuan. Dengan adanya prinsip kebenaran ini, pelaksanaan proses akuntansi melakukan pengukuran dan pengakuan secara benar dan tepat, serta melaporkan transaksi dan menyediakan informasi yang sebenar-benarnya.
Setelah mengetahui definisi serta prinsip akuntansi syariah, selanjutnya beralih ke tujuan pembahasan yaitu, mengapa akuntansi syariah begitu penting dan diperlukan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, kegiatan entitas syariah (baik itu bank dan non-bank) cukup berbeda dengan entitas konvensional. Beberapa perbedaan diantaranya adalah:
1.Entitas Syariah hanya melakukan transaksi yang tidak bertentangan dengan syariat.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.” (QS. An-Nisa' 4: Ayat 29)
Dalam hal ini transaksi harus bebas dari unsur:
2. Entitas syariah tidak memperkenankan transaksi atas barang yang haram zatnya.
ADVERTISEMENT
Allah Swt telah berfirman:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala” (Q.S Al-Maidah 5 : Ayat 3)
3. Entitas syariah tidak mengenal bunga atau riba.
Mengenai hal ini, Allah Swt telah menegaskan dalam Firman-Nya:
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
Artinya: "Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275)
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perbedaan tersebut, maka unsur-unsur dalam penyusunan laporan keuangan apa entitas syariah juga akan berbeda. Jadi, disinilah mengapa ilmu akuntansi syariah itu sangat penting.
Dengan adanya ilmu akuntansi syariah, maka akan memudahkan suatu entitas syariah dalam menyusun laporan keuangannya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa akuntansi syariah merupakan proses akuntansi yang sesuai dengan syariat Allah Swt, yang tentu berbeda dengan proses akuntansi pada umumnya.
Secara rinci, pedoman penyusunan laporan keuangan syariah terdapat dalam standar akuntansi syariah yang terdiri dari PSAK 100 – PSAK 106 yang mengacu pada: