Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sampah Menumpuk Jadi Ajang Inovasi, Biodegradable Bukan Solusi yang Tepat
13 Februari 2024 10:11 WIB
Tulisan dari nisa khairiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan Negara yang berkontribusi menyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Banyak faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut, salah satunya karena maraknya penggunaan plastik. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, hampir setiap tahunnya Indonesia menggunakan 19.187 juta ton atau setara 18.8% jenis sampah plastik. Tentunya hal ini sangat memperihatinkan bagi kita semua terlebih masyarakat Indonesia. Bisa kita bayangkan bagaimana nasib kita jika bumi tempat kita tinggal rusak hanya karena ulah oknum, atau malah kita sendiri ikut berkontribusi dalam kegiatan perusakan bumi ini?
Bicara tentang plastik, memang memiliki banyak manfaat. Selain harganya yang relatif murah, plastik juga memiliki massa yang ringan. Sehingga banyak orang lebih memilih menggunakan plastik sebagai bahan kemasan barang jualannnya. Plastik mudah dibentuk sedemikian rupa sehingga tak jarang banyak kemasan-kemasan yang lucu untuk memikat hati para calon pembeli. Penggunaan plastik seperti sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat tentunya di Indonesia. Kita melupakan bahwa dibalik manfaat yang banyak, terdapat dampak negatif yang amat berbahaya. Sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk bisa terurai dengan sempurna, yaitu dalam waktu sekitar 10-500 tahun tergantung jenis dan ukuran sampah plastik tersebut.
ADVERTISEMENT
Betapa berbahaya plastik untuk kesehatan lingkungan kita apabila kebiasaan ini terus dilakukan. Hal itu didukung dengan banyaknya orang yang kurang kesadaran akan dampak buruk dari plastik yang biasa digunakan. Masih banyak orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya, bukan hanya dalam pembuangan sampah plastik saja. Kita dapat melakukan pertolongan dengan cara mengurangi kemasan yang menggunakan bahan plastik.
Mengenal biodegradable
Biodegradable merupakan salah satu inovasi yang dapat dikembangkan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik yang dapat membahayakan bumi kita. Biodegradable atau bisa kita sebut sebagai plastik yang ramah lingkungan. Dari namanya saja sudah bisa kita tebak, bahwa biodegradable ini dapat terurai dalam waktu yang lebih cepat daripada bahan plastik pada umumnya. Plastik sendiri terbuat dari bahan minyak dan gas bumi, sedangkan biodegradable dapat terbuat dari ekstraksi tanaman seperti singkong. Tumbuhan yang tergolong ke dalam umbi akar ternyata dapat menjadi solusi yang membantu mengurangi pemakaian sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Biodegradable bukan solusi?
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa biodegradable justru lebih membahayakan dibanding plastik konvensional. Karena biodegradable tidak dapat terurai sepenuhnya jika tidak dalam kondisi tertentu. Biodegradable akan melebur menjadi potongan-potongan kecil atau biasa kita sebut sebagai mikroplastik. Mikroplastik dapat sangat membahayakan bila tercampur kedalam makanan kita, mengingat bentuknya yang sangat kecil.
Kesimpulannya biodegradable tidak dapat terurai sempurna jika hanya dibiarkan di alam bebas. Biodegradable butuh perlakuan istimewa untuk dapat terurai dengan sempurna, yaitu dengan cara dileburkan pada suhu diatas 50°C. Biodegradable bukan solusi yang tepat untuk mengurangi tumpukan sampah plastik, tetapi biodegradable juga bukanlah inovasi yang gagal. Mungkin kedepannya akan bermunculan inovasi-inovasi baru yang lebih tepat untuk membantu mengurangi permasalahan penumpukan sampah di bumi.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, sebaik-baik cara mengurangi penumpukan sampah plastik adalah dengan berhenti memakai barang yang berbahan dasar plastik konvensional. Saat kita ingin membeli minuman di cafe sebagai gantinya kita dapat membawa botol minum dari rumah, mengurangi pembelian air mineral yang sekali minum, dan membawa kantong belanja sendiri. Mari kita lestarikan bumi tempat kita tinggal dengan #stopplastikkonvensional.