Konten dari Pengguna

Kreasi Rajut: Peran Kreativitas Perempuan dalam Mendorong Ekonomi UMKM

Nisa Malikhatul A
Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Sains informasi UIN Prof K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto
10 Februari 2025 12:20 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nisa Malikhatul A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar : Banner komunitas Kelompok Usaha Bersama (KUB Desa Tidu)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar : Banner komunitas Kelompok Usaha Bersama (KUB Desa Tidu)
ADVERTISEMENT
Di tengah gejolak ekonomi yang semakin terasa, masyarakat kelas menengah ke bawah menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesulitan dalam mencari pekerjaan menjadi salah satu permasalahan utama yang dialami banyak orang, seperti Indonesia. Ketidakstabilan ekonomi ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, sehingga banyak keluarga harus mencari berbagai cara untuk tetap bertahan. Namun, di balik kesulitan tersebut masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Banyak di antara mereka yang berusaha menciptakan peluang usaha mandiri agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu contoh inspiratif datang dari sebuah desa di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang berhasil memberdayakan masyarakat melalui kelompok usaha berbasis UMKM.
ADVERTISEMENT
Di Desa Tidu, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, terdapat sebuah kelompok usaha bernama *Kelompok Usaha Bersama* (KUB) yang di ketuai oleh ibu Umi . Kelompok ini merupakan wadah bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk mengembangkan keterampilan dan menciptakan peluang ekonomi baru dan anggota di kelompok ini kira-kira sudah mencapai 75 orang. Dengan dukungan dari pemerintah, KUB berfokus pada produksi berbagai kerajinan tangan yang berbasis rajut dan anyaman. Keberadaan kelompok ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi para ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga membantu mereka memanfaatkan waktu luang secara produktif. KUB menjadi salah satu contoh bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat menjadi solusi atas keterbatasan lapangan pekerjaan yang ada, terutama bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan formal.
ADVERTISEMENT
Berbagai produk yang dihasilkan oleh KUB sangat beragam dan memiliki nilai jual tinggi. Beberapa di antaranya adalah dompet rajut, sepatu rajut, tas rajut, keranjang anyaman, hiasan rajut, bros, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. Produk-produk ini tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal, tetapi juga menembus pasar yang lebih luas seperti ekspor ke luar negeri. Dengan kreativitas dan ketekunan para anggotanya, KUB berhasil membuktikan bahwa usaha berbasis komunitas dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan ekonomi. Lebih dari sekadar wadah usaha, KUB juga berperan dalam memperkuat solidaritas sosial di antara para anggotanya, menciptakan lingkungan yang saling mendukung, dan membuka peluang bagi masyarakat untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik.
Selain itu, Komunitas Usaha Bersama (KUB) juga sering mendapatkan undangan untuk mengisi berbagai kegiatan atau menghadiri acara yang diadakan di Pendopo Purbalingga. Kehadiran mereka di berbagai acara ini menunjukkan bahwa komunitas ini memiliki peran penting dalam mengembangkan kreativitas dan pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam bidang kerajinan rajut. Tidak hanya itu, KUB juga kerap menerima kunjungan dari Bupati Purbalingga sebagai bentuk apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap usaha yang mereka jalankan. Kunjungan ini tentu menjadi dorongan semangat bagi para anggota komunitas untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas produk mereka. KUB juga kerap mendapat pelatihan seputar ecoenzim.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, komunitas seperti inilah yang seharusnya mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia. Kita harus selalu bangga dengan produk lokal yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil dari warga kita sendiri. Siapa sangka, sebuah komunitas rajut yang mungkin awalnya hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang kini mampu menciptakan produk berkualitas tinggi yang menembus pasar yang lebih luas? Keberhasilan ini tentu bukan hanya sekadar pencapaian individu, melainkan juga membawa manfaat besar bagi banyak orang, terutama para ibu rumah tangga yang ikut serta dalam kegiatan merajut. Dengan bergabung dalam komunitas ini, mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga memperoleh tambahan penghasilan yang dapat membantu perekonomian keluarga mereka.
Luar biasa sekali melihat bagaimana ibu-ibu dari Desa Tidu mampu berdaya dan berkarya melalui kegiatan yang mereka cintai. Dengan penuh ketekunan dan kreativitas, mereka mampu mengubah benang-benang sederhana menjadi produk bernilai jual tinggi. Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa usaha berbasis komunitas memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus melestarikan keterampilan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Semoga semakin banyak komunitas seperti KUB yang terus berkembang dan memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk mendukung serta mengapresiasi produk-produk buatan lokal.
ADVERTISEMENT