Konten dari Pengguna

Peran Perpustakaan Desa di Ujung Keterpinggiran

Nisa Malikhatul A
Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Sains informasi UIN Prof K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto
22 Desember 2024 15:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nisa Malikhatul A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1 Contoh salah satu perpustakaan desa di Purbalingg
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1 Contoh salah satu perpustakaan desa di Purbalingg
ADVERTISEMENT
Ledakan informasi di era digital memunculkan berbagai masalah akibat membludaknya informasi yang tersedia di internet. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan literasi informasi. Literasi informasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola dan menyaring informasi, atau sering disebut sebagai kemelekan informasi. Kemampuan ini sangat penting untuk dimiliki oleh masyarakat di tengah derasnya arus informasi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara belajar literasi informasi? Salah satu caranya adalah dengan membaca sumber bacaan yang terpercaya dan memverifikasi asal-usul informasi tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat, literasi informasi juga dapat mencegah terjadinya perdebatan akibat informasi yang keliru atau hoaks. Oleh karena itu, pemerintah perlu berperan aktif, misalnya dengan mewajibkan setiap desa di Indonesia untuk memiliki perpustakaan desa.
Peran perpustakaan desa dalam literasi informasi perpustakaan desa dapat menjadi media atau lembaga pendukung pendidikan literasi informasi sekaligus memenuhi kebutuhan informasi masyarakat desa. Namun, keberadaan perpustakaan desa di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, baik dari segi dukungan maupun fasilitas.
Masalah yang Biasa Terjadi
Kurangnya dukungan dan fasilitas adalah salah satu kendala yang ada. Setiap lembaga pasti memerlukan dukungan dari pemerintah agar dapat beroperasi dengan optimal. Sayangnya, tidak semua desa di Indonesia memiliki perpustakaan desa. Sebagian desa memang telah memiliki perpustakaan, tetapi banyak di antaranya yang menghadapi masalah fasilitas yang minim atau kondisi yang kurang memadai. Bahkan beberapa perpustakaan desa bahkan hanya menempati sudut kecil di balai desa dan tidak memiliki ruang khusus. Keterbatasan anggaran juga sering menjadi alasan utama mengapa perpustakaan desa kurang diperhatikan dapat di lihat betapa mirisnya Perpustakaan desa. Sekarang pemerintah desa sering kali memprioritaskan anggaran untuk kebutuhan lain yang dianggap lebih mendesak, meskipun literasi sangat penting, terutama bagi masyarakat di pedesaan.
ADVERTISEMENT
Selain fasilitas, sumber daya manusia juga menjadi tantangan besar yang di hadapi. Banyak perpustakaan desa dikelola oleh petugas tanpa latar belakang pendidikan di bidang perpustakaan. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya manajemen perpustakaan, sehingga masyarakat menjadi kurang tertarik untuk memanfaatkan layanan yang ada. Meskipun para pengelola perpustakaan desa telah menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai tujuan, minimnya dukungan dari pemerintah sering kali membuat motivasi mereka menurun. Padahal, dukungan yang memadai dapat membantu mereka mengembangkan kompetensi dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan.
Kemudian kendala yang di hadapi yaitu kurangnya inisiatif masyarakat dalam mengunjungi perpustakaan kendala yang paling susah untuk di atasi. Masyarakat melihat perpustakaan hanya sebatas tempat yang berisi buku dan membaca karena itu mereka berpikir perpustakaan bukan tempat yang relevan untuk di kunjungi. Sosialisasi yang kurang adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seharus pihak yang mengurus perpustakaan desa atau karyawan desa mengadakan seperti sosialisasi diskusi untuk mengenalkan kepada masyarakat pentingnya literasi. Inovasi juga salah satu yang bisa di lakukan untuk menarik para pengunjung sepeti menggabungkan dengan adanya tempat bermain tersendiri untuk anak-anak atau bisa cafe book. Keterbatasan jumlah koleksi yang ada di perpustakaan itu juga menjadi salah satu faktor kurangnya minat baca masyarakat karena buku yang kurang menarik. Bagaimana cara mengatasinya ? Ya bisa dengan melakukan kerjasama dengan perpustakaan lain bisa dengan perpustakaan Bi Conter, perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi atau taman baca yang ada di luar desa dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Upaya Mengatasinya
Pembangunan Komunitas pecinta buku dengan membuat sebuah komunitas. Perpustakaan desa dapat berperan sebagai katalisator pembangunan komunitas. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu masyarakat memperoleh keterampilan baru, meningkatkan produktivitas mereka, dan memperkuat solidaritas sosial. Pengolah perpustakaan desa bisa mengikutkan atau bekerja sama dengan komunitas lokal pada desa tersebut sehingga tercipta kolaborasi yang baik dalam lingkungan bermasyarakat.
Mengembangkan ketenagakerjaannya / sumber daya manusianya. Mengembangkan sumberdaya manusia maksudnya dengan kita mencari seseorang yang benar benar mempunyai latar belakang pendidikan perpustakaan dan minimal jika tidak mempunyai latar belakang pendidikan perpustakaan maka bisa di tunjang dengan sering mengikuti seminar, workshop seputar dunia perpustakaan. Syukur-syukur pernah mengikuti pelatihan perpustakaan dari perpusnas. Perkembangan sebuah lembaga perpustakaan juga kembali pada sumbernya jika seseorang yang benar-benar telaten dan merasa punya tanggung jawab pasti akan mengerahkan segala usahanya untuk membangun sebuah lembaganya untuk lebih maju.
ADVERTISEMENT
Mengangkat peran teknologi, perkembangan teknologi yang sangat cepat mungkin bisa membuat perpustakaan juga terpengaruh akan hal itu. Mungkin teknologi yang sekarang sudah terkenal di perpustakaan yakni e-book. E-book adalah sebuah dokumen yang berisi bacaan seperti buku tetapi digital formatnya pdf. Adanya e-book bisa di buat oleh perpustakaan desa sebagai daya tarik tersendiri bagi anak remaja , sebagai inovasi juga bisa membuat perpustakaan digital desa. Misal dengan perpustakaan digital desa jadi anak remaja yang sedang mencari buku bisa mengaksesnya dimana saja. Teknologi tidak bisa menghalangi proses pinjam meminjam dengan tatap muka. Karyawan yang harus putar otak bagaimana cara menarik pustaka untuk baca di perpustakaan. Ruang rekreasi adalah salah satu bentuk bisa menarik pustaka.
ADVERTISEMENT
Contoh perpustakaan desa yang berhasil dalam berinovasi yaitu Perpustakaan Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, telah berhasil membuktikan bahwa sebuah perpustakaan desa dapat menjadi lebih dari sekadar tempat menyimpan buku. Dengan berbagai inovasi yang digagas, perpustakaan ini telah menjelma menjadi pusat transformasi digital dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. " Perpustakaan desa tulakan pionir transformasi digital di pedesaan , November 2024, di akses Sabtu 21 Desember 2024, https://desamerdeka.id/perpustakaan-desa-tulakan-pionir-transformasi-digital-di-pedesaan/ ".
Jadi, perpustakaan desa memiliki peran yang sangat penting dalam membangun literasi dan pemberdayaan masyarakat. Namun, berbagai tantangan seperti minimnya dukungan pemerintah, rendahnya partisipasi masyarakat, dan keterbatasan sumber daya manusia harus segera diatasi. Dengan strategi yang tepat, seperti meningkatkan dukungan pemerintah, melibatkan komunitas, dan memanfaatkan teknologi digital, perpustakaan desa dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan komunitas dan peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan.
ADVERTISEMENT
*) Nisa Malikhatul Azizah, Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan sains informasi UIN Prof K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto