Konten dari Pengguna

Globalisasi Batik: Inovasi Warisan Nusantara di Pasar Dunia

Annisa Rachmalia
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
4 Desember 2024 16:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Rachmalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.canva.com/design/DAGYUBE58Mk/Ca5NalFs9zm2vHnP-M-6Pg/view?utm_content=DAGYUBE58Mk&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=editor
zoom-in-whitePerbesar
https://www.canva.com/design/DAGYUBE58Mk/Ca5NalFs9zm2vHnP-M-6Pg/view?utm_content=DAGYUBE58Mk&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=editor
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya, salah satunya adalah batik. Batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia kini semakin diakui di pasar internasional. Salah satunya adalah brand @halobali.kr yang didirikan oleh Cathlea Mahardiestya atau sering dikenal Cathlea Kim yang dibantu oleh suaminya. Awalnya, ia memilikki usaha Stainless Steel Straw tetapi strategi dan minat pada barang tersebut sangat minim. Pada akhirnya ia menunjukkan batik, dan direspon baik oleh suaminya
ADVERTISEMENT
https://www.canva.com/design/DAGWg7Ee5Q4/vtJCuUjjiO4ustpm2THzeQ/ atau @halobali.kr

Mengapa Menggali Pasar Batik di Korea?

Strategi bisnis internasional terlihat melalui penerapan konsep "glocalization" yaitu globalisasi yang disesuaikan dengan preferensi pasar lokal. Ia memadukan elemen budaya Indonesia dengan tren gaya hidup Korea, menciptakan pakaian dan aksesori batik yang nyaman dan cocok digunakan sehari-hari. Dengan begitu, batik tidak lagi dipandang sebagai pakaian tradisional saja, melainkan sebagai produk fashion kontemporer yang sesuai untuk berbagai kesempatan. Selain itu, beliau juga memanfaatkan kekuatan media sosial dan bekerja sama dengan influencer korea untuk mempromosikan batiknya. Di negara yang sangat dipengaruhi tren digital dan media sosial ini, kerja sama dengan figur publik membantu batik menarik perhatian lebih banyak konsumen, terutama dari kalangan generasi muda yang menghargai keunikan dan kualitas produk internasional.
ADVERTISEMENT
Globalisasi yang semakin meluas membuka peluang besar bagi dunia usaha untuk mengakses pasar internasional, sekaligus meningkatkan daya saing dengan dunia usaha global lainnya. Dalam konteks ini, pemasaran internasional menjadi kunci keberhasilan, dimana strategi harus disesuaikan dengan kebutuhan, budaya dan preferensi pasar lokal. Strategi penetrasi pasar, seperti yang diterapkan oleh Cathleen Kim melalui pendidikan budaya sebelum komersialisasi batik, menunjukkan pentingnya pendekatan langkah demi langkah yang tepat untuk membangun kepercayaan konsumen. Selain itu, manajemen lintas budaya memainkan peran penting karena memahami perbedaan nilai dan perilaku sosial dapat memperkuat hubungan bisnis dan meningkatkan penerimaan produk. Inovasi produk seperti penyesuaian desain batik dengan selera masyarakat Korea merupakan langkah strategis untuk menjaga relevansi produk lokal di pasar global. Melalui integrasi strategis ini, perusahaan tradisional dapat menjadi pesaing di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Cathlea Kim tidak hanya memperkenalkan batik di Korea Selatan tetapi juga memperluas jangkauan pasar batik, yang menunjukkan betapa pentingnya pemahaman budaya dan strategi pemasaran lokal dalam bisnis internasional. Adaptasi produk, pemasaran digital, serta pendekatan yang menghargai budaya lokal menjadikan batik lebih dari sekadar produk tradisional, melainkan simbol warisan Nusantara yang relevan di pasar global. Keberhasilan ini juga bisa menjadi inspirasi bagi para pengusaha Indonesia lainnya untuk memperkenalkan produk lokal ke kancah internasional dengan cara yang inovatif dan strategis.