Konten dari Pengguna

Aplikasi 'Anthrocal' untuk Memudahkan Interpretasi Status Gizi Balita

Annisa Wahyuningtyas
Saya adalah mahasiswa Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
10 Februari 2025 14:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Wahyuningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelaksanaan program
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan program
ADVERTISEMENT
Karangnongko, Klaten (25 Januari 2025) – Interpretasi status gizi balita merupakan salah satu tahapan penting dalam proses Integrasi Layanan Primer (ILP). Di Desa Banyuaeng, program ILP baru mulai diterapkan sejak awal tahun 2025. Oleh karena itu, kader posyandu di desa ini masih dalam tahap adaptasi terhadap perubahan sistem dari posyandu konvensional ke ILP.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan Bidan Desa, salah satu kendala utama yang dihadapi kader posyandu adalah kesulitan dalam menginterpretasikan status gizi balita, terutama bagi balita yang masih menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lama. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan plot z-score pada KMS lama, yang seharusnya menjadi alat bantu dalam menilai status gizi balita secara lebih akurat.
Menanggapi permasalahan tersebut, Annisa Wahyuningtyas, mahasiswa gizi yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM 1 Universitas Diponegoro di Desa Banyuaeng, menginisiasi kegiatan pelatihan bagi kader posyandu. Kegiatan ini berfokus pada pengenalan dan pelatihan penggunaan aplikasi Anthrocal, sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam menginterpretasikan hasil antropometri balita.
Tampilan awal Anthrocal
Pelatihan ini dilaksanakan di salah satu rumah kader posyandu Desa Banyuaeng. Dalam kegiatan tersebut, kader diberikan panduan penggunaan aplikasi yang telah disusun sebelumnya untuk mempermudah mereka dalam mengoperasikan Anthrocal. Pemaparan materi disampaikan dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami agar kader dapat dengan cepat menguasai cara penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Selama pelatihan, antusiasme para kader sangat tinggi. Mereka tidak hanya menyimak materi, tetapi juga langsung mempraktikkan cara menggunakan aplikasi Anthrocal melalui ponsel masing-masing. Setelah sesi praktik, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang memberikan kesempatan bagi kader untuk mengklarifikasi berbagai hal terkait penggunaan aplikasi.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, kader posyandu Desa Banyuaeng dapat lebih mudah dan akurat dalam menginterpretasikan status gizi balita, sehingga mendukung keberhasilan penerapan ILP di desa tersebut.