Konten dari Pengguna

Malu Dan Harga Diri

Niscaya Waruwu
Mahasiswa Universitas pamulang (UNPAM)
1 November 2020 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Niscaya Waruwu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Malu Dan Harga Diri
zoom-in-whitePerbesar
Malu adalah salah satu bentuk emosi manusia Malu memiliki arti beragam, yaitu sebuah emosi, pengertian, pernyataan, atau kondisi yang dialami manusia akibat sebuah tindakan yang dilakukannya sebelumnya, dan kemudian ingin ditutupinya Penyandang rasa malu secara alami ingin menyembunyikan diri dari orang lain karena perasaan tidak nyaman jika perbuatannya diketahui oleh orang lain. Sedangkan harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri ini bisa tinggi atau rendah. Kalau harga dirinya tinggi, berarti seseorang ini menganggap bahwa dirinya baik. Dia merasa berharga, layak untuk terus berusaha. Harga diri seperti bisa membantu individu berkembang, semua orang akan merasa berkewajiban untuk mempertahankan harga diri dan rasa malu. Dengan maksud untuk mempertahankan harga diri dan rasa malu itu, siapapun akan sanggup melakukan apa saja. Bahkan sebenarnya, orang bersemangat mencari harta sebanyak-banyaknya, pangkat setinggi-tingginya, relasi sebanyak-banyaknya, dan lain-lain, adalah dimaksudkan untuk menjaga harga diri. Bermodalkan kekayaan, pangkat, dan relasi, dan lain-lainnya itu, seseorang akan merasa bahwa harga diri atau harkat dan martabatnya semakin tinggi, dan tidak malu di hadapan orang. Harga diri akan dirasakan jatuh manakala ada sesuatu yang mengganggu, misalnya ketahuan berbuat salah, kalah bersaing dengan orang lain, dianggap rendah, dan semacamnya. Orang yang mengalami keadaan seperti itu akan merasa, bahwa harga dirinya jatuh dan menanggung rasa malu. Oleh karena itu, setiap orang selalu berjuang, agar kalaupun berbuat salah, tidak ketahuan orang, atau tidak pernah kalah dalam bersaing dan juga selalu dihargai orang. Orang yang tidak peduli terhadap harga dirinya atau tidak pernah merasa malu, biasanya dianggap tidak beres. Rasa malu dan harga diri dalam kehidupan sehari-hari, menjadi sedemikian penting, sehingga dikatakan bahwa: “Manakala tidak punya rasa malu maka berbuatlah sekehendak hatimu”. Memang, harga diri dan malu menjadi kekuatan untuk menahan atau sebaliknya, mendorong seseorang melakukan sesuatu perbuatan tertentu. Seseorang akan melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu atas dasar pertimbangan rasa malu atau harga diri. Oleh karena itu, harga diri dan rasa malu selalu menjadi sangat penting untuk selalu dimiliki oleh siapapun Namun menjaga harga diri dan rasa malu ternyata bukan perkara mudah. Tidak semua orang mampu menjalaninya. Seseorang yang sudah tergila-gila dengan harta, jabatan, dan bahkan juga berbagai syahwat yang tidak bisa ditahan, maka berakibat harga diri dan rasa malu yang seharusnya dijaganya baik-baik menjadi hilang dengan sendirinya. Lihat saja, tak kala seseorang sedang mengejar harta, jabatan, dan bahkan wanita, maka seolah-olah harga diri dan rasa malu tidak diperlukan. Apapun dilakukan demi memenuhi syahwat atau nafsunya itu. Anehnya, nafsu atau syahwat itu bisa merasuki siapapun, tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, bisa saja seorang pejabat tinggi atau rakyat biasa, orang tua, setengah tua, muda, dan atau siapapun, suatu saat mengalami hal yang sama. Seseorang yang sudah tidak memiliki harga diri dan rasa malu, sebetulnya sudah kehilangan segala-galanya. Tanpa memiliki harga diri dan rasa malu, maka seseorang akan dengan enaknya melakukan sesuatu, apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, baik atau tidak baik, lazim atau tidak lazim. Celakanya, terkait dengan ukuran itu, tidak setiap orang mampu memahami. Namun, bagi orang yang memiliki hati yang jernih, lembut, dan bersih, -sekalipun hal itu sulit-biasanya masih bisa mengenali. Semoga kita semua, masih mampu menjaga harga diri dan rasa malu, agar tetap dihargai sesama dan bermartabat.
ADVERTISEMENT