Konten dari Pengguna

Peran Milenial Ditengah Pandemi

Niscaya Waruwu
Mahasiswa Universitas pamulang (UNPAM)
1 November 2020 8:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Niscaya Waruwu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendemi Covid merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia dibumi terganggu, tanpa kecuali Pendidikan
zoom-in-whitePerbesar
Pendemi Covid merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia dibumi terganggu, tanpa kecuali Pendidikan
Pendemi Covid merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia dibumi terganggu, tanpa kecuali Pendidikan. Banyak Negara memutuskan menutup sekolah, perguruang tinggi maupun Universitas, termasuk Indonesia. Krisis benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah dibelahan bumi manapun termasuk Indonesia harus mengambil keputusan yang pahit menutup sekolah untuk mengurangi kontak orang-orang secara masif dan untuk menyelamatkan hidup atau tetap harus membuka dalam rangka survive para pekerja dalam menjaga keberlangsungan ekonomi. Ada 2 dampak bagi keberlangsungan pendidikkan yang disebabkan oleh pendemi Covid-19. Pertama adalah dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh banyak keluarga diindonesia baik dikota maupun didesa. Di indonesia banyak keluarga yang kurang familier melakukan sekolah dirumah. Bersekolah dirumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya diluar rumah. Demikian juga dengan problem psikologi anak -anak peerta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikkan secara kehiduapan social “ terpapar” sakit karena Covid -19, pelaksanaan pengajaran berlangsung dengan cara online. Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Tak pelak didesa-desa terpencil yang berpenduduk sekolah usia sangat padat menjadi serba kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas. Penilaian siswa bergerak online dan banyak trial and error dengan system yang tidak adak ada kepastian, malah banyak penilaian yang dibatalkan. Kedua adalah dampak jangka Panjang. Banyak kelompok masyarakat diindonesia yang akan terpapar dampak jangka Panjang dari Covid-19 ini. Dampak pendidikkan dalam segi waktu jangka Panjang adalah aspek keadilan dan peningktan ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat dan antar daerah diindonesia.
ADVERTISEMENT
Menanggapain hal tersebut, Indonesia punya peranan penting agar Covid-19 tidak semakin meluas khususnya generasi milenial saat ini dengan menyebarluaskan kegiatan mereka seluas-luasnya sebagai ikut dukungan ikut mencegah merebaknya virus ini. Dan kaum milenial juga ikut menghindari budaya nongkrong ditempat keramaian, menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik ketika bertemu atau berkenalan,menggunakan masker ketika keluar rumah. Selain itu, rajin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, mengonsumsi makanan bergizi dan multivitamin, serta rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Yang terpenting, jika tidak ada urusan mendesak untuk keluar rumah,lebih baik berdiam diri dengan tetap dirumah ajah.
Secara garis besar, klasifikasi virus corona dikategorikan menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama yang menyebabkan penyakit ringan hingga sedang (influenza). Kelompok kedua adalah jenis yang menimbulkan penyakit berat dan tidak umum. Misalnya, virus SARS yang mewabah pada 2002 dan MERS di tahun 2012. Kedua virus ini diketahui ditularkan melalui hewan. SARS dari kelelawar dan musang di Guangdong, Tiongkok. Sementara MERS dari unta di Jeddah, Arab Saudi. Biasanya, penyakit yang menjangkiti hewan tidak akan mempengaruhi manusia. Kucing yang sedang flu tidak akan serta merta menulari kita. Namun, ketika suatu penyakit mampu lompat menginfeksi spesies lain, virus tersebut bisa menyebar dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
ADVERTISEMENT
Melihat sejarahnya, beberapa kali virus lompatan antarspesies ini menghebohkan dunia medis. HIV/Aids di tahun 1980-an yang berasal dari kera besar. Flu burung 2004 dari unggas. Flu babi pada 2009. Serta virus Ebola yang bersumber dari kelelawar.
Pada 9 Januari 2020 lalu, WHO secara resmi mengumumkan jenis virus corona terbaru: Novel coronavirus (2019-nCoV, dengan nama penyakit COVID-19, coronavirus disease 2019).