Konten dari Pengguna

Menghubungkan Dunia Lewat Lensa: Revolusi Instagram dalam Komunikasi Digital

5 Oktober 2024 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nisrina Alya Faiha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/illustrations/instagram-media-sosial-simbol-3319588/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/illustrations/instagram-media-sosial-simbol-3319588/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara manusia berinteraksi secara fundamental. Salah satu platform yang memainkan peran penting dalam perubahan ini adalah Instagram, sebuah aplikasi berbasis visual yang sejak diluncurkan pada tahun 2010 telah merevolusi komunikasi digital. Melalui lensa kamera dan fitur interaktifnya, Instagram memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih personal dan visual, meruntuhkan batasan geografis dan sosial dalam berinteraksi. Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif per bulan, Instagram tidak hanya menjadi platform untuk berbagi foto, tetapi juga sarana utama bagi bisnis, influencer, dan masyarakat umum untuk terhubung di dunia digital.
ADVERTISEMENT
Dasar teori komunikasi digital menyebutkan bahwa media massa telah bertransformasi dari bentuk tradisional seperti surat kabar dan televisi menuju bentuk media baru yang berbasis internet dan media sosial (McQuail, 2010). Media sosial, termasuk Instagram, dikategorikan sebagai media baru yang menggabungkan elemen interaktivitas, partisipasi pengguna, serta kemampuan menyebarkan informasi secara cepat dan luas. Teori komunikasi seperti Uses and Gratification menjelaskan bahwa pengguna media sosial memanfaatkan platform seperti Instagram untuk memenuhi kebutuhan personal seperti hiburan, hubungan sosial, dan pembentukan identitas diri (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1973). Instagram menawarkan alat yang memungkinkan penggunanya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang cepat dan menarik secara visual.
Instagram menggunakan pendekatan visual untuk komunikasi, yang memanfaatkan gambar dan video sebagai media utama. Hal ini sejalan dengan teori komunikasi visual, yang menekankan bahwa gambar memiliki kekuatan yang lebih besar dalam menyampaikan pesan dibandingkan dengan teks saja (Barry, 1997). Gambar dan video di Instagram mampu menyampaikan emosi, cerita, dan makna dengan cara yang lebih cepat dan efisien. Ini adalah salah satu alasan mengapa Instagram begitu populer—platform ini memberikan alat yang kuat bagi individu untuk menceritakan kisah mereka dalam format yang mudah dicerna oleh audiens global.
ADVERTISEMENT
Revolusi komunikasi digital yang dibawa oleh Instagram juga tercermin dalam bagaimana platform ini menggabungkan teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI) dan algoritma canggih untuk menghadirkan konten yang relevan bagi setiap pengguna. Algoritma Instagram belajar dari kebiasaan dan preferensi penggunanya untuk menampilkan konten yang paling sesuai dengan minat mereka. Teori Filter Bubble (Pariser, 2011) menjelaskan bagaimana algoritma semacam ini dapat membentuk pengalaman pengguna dengan menciptakan "gelembung informasi" yang hanya menampilkan sudut pandang tertentu. Di satu sisi, ini meningkatkan keterlibatan pengguna, tetapi di sisi lain, dapat membatasi keragaman informasi yang diterima.
Lebih lanjut, Instagram juga memungkinkan pengguna untuk membangun komunitas global melalui fitur seperti hashtag, kolaborasi, dan interaksi di dalam Stories dan Reels. Melalui pendekatan komunitas ini, Instagram menciptakan ruang bagi individu dengan minat yang sama untuk berinteraksi dan membentuk jaringan sosial. Menurut teori Networked Individualism (Wellman, 2001), media sosial menciptakan struktur sosial baru yang lebih berorientasi pada individu daripada kelompok tradisional. Instagram, sebagai platform media sosial, mendukung gaya komunikasi yang lebih fleksibel dan personal di mana individu dapat secara bebas berhubungan dengan siapa saja, di mana saja, berdasarkan minat bersama.
ADVERTISEMENT
Terakhir, dalam konteks bisnis, Instagram telah menjadi alat penting dalam pemasaran digital. Teori pemasaran modern menekankan pentingnya visual branding dan engagement dengan audiens melalui media yang interaktif dan imersif (Kotler & Keller, 2016). Melalui fitur seperti Instagram Shopping, Reels, dan IGTV, platform ini memberikan kesempatan bagi bisnis untuk terhubung langsung dengan konsumen secara lebih kreatif dan interaktif, memungkinkan pembelian langsung dan komunikasi dua arah yang memfasilitasi hubungan pelanggan yang lebih kuat.
Dengan kemampuannya untuk menggabungkan elemen visual, teknologi, dan sosial, Instagram terus memainkan peran sentral dalam revolusi komunikasi digital. Aplikasi ini tidak hanya memudahkan komunikasi antarindividu tetapi juga berfungsi sebagai alat yang kuat untuk membangun komunitas global, memperluas jangkauan bisnis, dan membentuk cara kita berkomunikasi dan berinteraksi di era digital.
ADVERTISEMENT
Nisrina Alya Faiha, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Tangerang.