Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kecanduan Konten Singkat: Inikah Penyebab Short Attention Span di Era Digital?
6 Maret 2025 13:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nisrina Tazkya Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Short attention span, istilah yang beredar luas di kalangan pengguna media sosial, merujuk pada attention span yang semakin menurun, terutama di antara remaja. Namun, apa sebenarnya hubungan antara maraknya konten singkat yang beredar di media sosial dengan attention span penggunanya?
ADVERTISEMENT
Apa Itu Short Attention Span?

Attention span atau rentang perhatian mengacu pada kemampuan seseorang untuk fokus pada sesuatu untuk waktu yang lama tanpa terganggu. Nah, short attention span adalah gangguan di mana seseorang sulit untuk fokus atau mempertahankan perhatiannya dalam waktu yang lama. Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika sedang menonton film dengan durasi panjang, orang dengan rentang perhatian yang pendek mudah terganggu oleh getaran ponselnya atau gangguan kecil lainnya, yang mengakibatkan mereka tidak lagi fokus pada tontonannya.
Biasanya, short attention span tidak hanya disebabkan oleh kurangnya minat, merasa dirugikan, atau perbedaan budaya. Banyak studi telah meneliti penyebab menurunnya attention span. Di era digital ini, masalah terbesar adalah maraknya konsumsi konten singkat di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dampak dari Kecanduan Konten Singkat dan Hubungannya dengan Short Attention Span
Di era digital ini, muncul berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan Facebook, orang dapat mengakses berbagai bentuk media dari seluruh dunia. Banyaknya platform ini menciptakan tren baru dalam konsumsi media sosial dalam beberapa tahun terakhir. Jenis konsumsi video ini menuntut perhatian pengguna untuk ditarik dalam beberapa detik pertama agar mereka tidak langsung menggulir ke video berikutnya.
Menurut tren internet pada tahun 2019, video berdurasi pendek membuat pengguna menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dibandingkan sebelumnya (Dai et al., 2021). Konten singkat dirancang untuk menarik perhatian dengan cepat tetapi juga mendorong pergeseran fokus yang cepat. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi pada tugas yang lebih lama dan lebih menuntut, seperti membaca atau belajar.
ADVERTISEMENT
Carr (2010) berpendapat bahwa internet, dengan rentetan informasi yang terus menerus, dapat menyebabkan otak mengatur ulang dirinya sendiri dengan cara yang memprioritaskan kecepatan daripada kedalamannya dalam memproses informasi, membatasi kemampuan otak untuk terlibat dalam tugas-tugas yang membutuhkan fokus berkelanjutan. Studi juga menunjukkan adanya kekhawatiran tentang multitasking, terutama jika dikombinasikan dengan konsumsi konten singkat, dapat memengaruhi attention span.
Perpindahan antarplatform, seperti dari Instagram ke TikTok, atau perpindahan antarmedia, seperti dari video ke meme, memecah perhatian dan membuat seseorang lebih sulit untuk fokus pada satu tugas saja. Rosen (2012) mencatat bahwa pergantian perhatian yang konstan antara postingan media sosial mengganggu konsentrasi yang berkelanjutan, membuat tugas-tugas yang membutuhkan keterlibatan yang mendalam, seperti membaca teks atau menulis esai, terasa lebih menuntut. Ini akan sangat mengganggu di lingkungan akademik di mana fokus yang berkelanjutan sangat penting.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Di era digital dengan banyaknya platform media sosial yang menawarkan berbagai bentuk media, yang paling populer adalah konten dalam bentuk singkat atau video berdurasi pendek. Walaupun menghibur, dampaknya pada attention span kita tidak bisa dianggap sepele. Oleh karena itu, kita harus mengurangi konsumsi konten singkat di media sosial secara berlebihan untuk meningkatkan attention span kita.
Referensi
Marathe, A., & Kanage, M. R. (2024). Decrease In Attention Span Due To Short-Format Content on Social Media. Multi-Disciplinary Journal, 1(1), 1.
Broman, B. L. (1970). The short attention span: Fact and myth. Childhood Education, 47(3), 156-158.
Kohler, T. J. (2023). Caught In The Loop: The Effects of The Addictive Nature Of Short-form Videos On Users’ Perceived Attention Span And Mood (Bachelor's thesis, University of Twente).
ADVERTISEMENT