news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Hari Perempuan Internasional: Saatnya Perempuan Indonesia Berani Bersuara!

Nisrina Fauziah Jauhar
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
9 Maret 2025 12:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nisrina Fauziah Jauhar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto by: Nisrina Fauziah Jauhar
zoom-in-whitePerbesar
Foto by: Nisrina Fauziah Jauhar
ADVERTISEMENT
Dunia merayakan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret untuk mengapresiasi pencapaian perempuan dan merenungkan masalah yang masih dihadapi dalam perjuangan untuk kesetaraan gender. Di Indonesia, banyak kemajuan telah dicapai, tetapi masih ada banyak masalah yang menghalangi perempuan untuk menikmati hak-hak mereka secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Kekerasan berbasis gender adalah masalah utama yang terus menghantui perempuan Indonesia. Data Komnas Perempuan menunjukkan peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan baik di rumah maupun di tempat umum.
Meskipun beberapa undang-undang telah dibuat, seperti Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) dan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), pelaksanaannya dan penegakannya masih sulit. Banyak korban takut melapor karena stigma sosial, ketidakpercayaan terhadap penegak hukum, atau kurangnya perlindungan bagi korban.
Perempuan masih menghadapi kesenjangan upah dan kesempatan kerja di sektor ekonomi. Banyak perempuan yang bekerja di sektor informal, di mana mereka mendapatkan gaji yang rendah dan tidak memiliki perlindungan sosial yang memadai. Selain itu, budaya patriarki yang kuat masih menghambat perempuan untuk menjadi pemimpin di berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Perempuan sering kali menghadapi dua tantangan. Mereka dihadapkan pada tuntutan masyarakat untuk mengurus rumah tangga dan berjuang untuk mendapatkan pengakuan profesional.
Selain itu, banyak perempuan, terutama di daerah terpencil, masih kesulitan mendapatkan pendidikan dan perawatan medis. Perempuan di wilayah pedesaan sering kali menghadapi keterbatasan fasilitas kesehatan reproduksi, serta tingginya angka perkawinan anak yang menghambat pertumbuhan mereka. Dua masalah penting yang harus segera ditangani adalah kurangnya edukasi mengenai hak-hak reproduksi serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang layak.
Hari Perempuan Internasional seharusnya menjadi momen refleksi bagi pemerintah, masyarakat, dan individu untuk lebih aktif memperjuangkan kesetaraan gender.
Kebijakan afirmatif, pendidikan publik tentang hak-hak perempuan, dan perlindungan hukum yang lebih baik harus dipertahankan. Selain itu, perubahan budaya yang mendukung kesetaraan gender juga harus dipercepat melalui pendidikan anak dan peran media yang aktif dalam membentuk opini publik.
ADVERTISEMENT
Perjuangan perempuan bukan hanya tugas perempuan; itu juga tugas seluruh masyarakat. Di Hari Perempuan Internasional ini, mari kita berkomitmen untuk mengubah Indonesia menjadi tempat yang lebih adil dan setara bagi perempuan, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang tanpa dihalangi.