news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Perempuan Gen Z dan Tantangan Kesetaraan: Saatnya Suara Muda Didengar!

Nisrina Fauziah Jauhar
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
9 Maret 2025 12:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nisrina Fauziah Jauhar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto by: Nisrina Fauziah Jauhar
zoom-in-whitePerbesar
Foto by: Nisrina Fauziah Jauhar
ADVERTISEMENT
Hari Perempuan Internasional adalah kesempatan untuk merenungkan dan merenungkan perjuangan panjang untuk kesetaraan gender. Perempuan Generasi Z di Indonesia muncul sebagai kekuatan baru dalam memperjuangkan hak-hak mereka di era teknologi yang serba cepat ini.
ADVERTISEMENT
Mereka memiliki akses yang lebih besar untuk menyuarakan pendapat dan melawan ketidakadilan karena mereka lahir di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan arus informasi yang luas. Gen Z perempuan lebih sering menyuarakan hak-haknya, tetapi mereka masih menghadapi banyak tantangan dalam mewujudkan kesetaraan yang sebenarnya.
Digitalisasi: Ruang Gerak dan Ancaman.
Pemanfaatan media sosial dan teknologi digital adalah salah satu keunggulan perempuan Gen Z dalam perjuangan untuk kesetaraan. Instagram, TikTok, dan Twitter telah berkembang menjadi platform penting untuk memberi tahu orang tentang masalah gender, membangun komunitas solidaritas, dan mendorong perubahan undang-undang. Bahwa gerakan sosial seperti #MeToo dan #NoBraChallenge menunjukkan bahwa generasi Z perempuan memiliki kemampuan untuk memengaruhi masyarakat.
Namun, risiko mengintai di balik kemudahan mendapatkan informasi. Kekerasan berbasis gender online (KBGO), pelecehan digital, dan ujaran kebencian terhadap perempuan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
ADVERTISEMENT
Ketika perempuan muda menyatakan pendapat mereka di internet, mereka sering mengalami serangan verbal. Ini menunjukkan bahwa, meskipun ruang digital menawarkan banyak peluang, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi untuk memungkinkan perempuan untuk berbicara secara bebas tanpa rasa takut.
Selain itu, generasi Z perempuan Indonesia menghadapi kesulitan di dunia pendidikan dan tempat kerja. Stereotip gender masih membatasi mereka dalam memilih jurusan dan karir, meskipun akses ke pendidikan semakin mudah. Dalam lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki, banyak perempuan mungkin dihadapkan pada stereotip gender atau pekerjaan yang "lebih cocok untuk perempuan".
Selain itu, ketidaksamaan dalam upah dan peluang promosi masih menjadi masalah. Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan sering kali harus bekerja lebih keras untuk menunjukkan kemampuan mereka. Meskipun demikian, Generasi Z perempuan memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dengan ide dan pandangan baru mereka.
ADVERTISEMENT
Meskipun Gen Z tumbuh di era yang lebih terbuka, budaya patriarki masih menjadi tantangan besar dalam perjuangan kesetaraan gender. Di banyak keluarga dan komunitas, perempuan masih dihadapkan pada ekspektasi tradisional yang membatasi kebebasan mereka.
Peran perempuan masih sering dikaitkan dengan tugas domestik, dan keputusan hidup mereka, seperti menikah atau berkarier, masih sering dikendalikan oleh norma sosial yang kaku.
Perkawinan anak, kekerasan dalam rumah tangga, dan pelecehan seksual masih menjadi masalah yang nyata bagi perempuan muda di Indonesia. Meskipun sudah ada regulasi seperti Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), implementasi dan perlindungan bagi korban masih memerlukan penguatan lebih lanjut.
Saatnya Generasi Z Perempuan Memiliki Pengaruh! Perempuan Gen Z bertanggung jawab untuk mendorong perubahan. Dengan keberanian dan kemampuan untuk mendapatkan informasi, mereka harus terus mendukung kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak-hak perempuan, anak-anak harus dididik tentang kesetaraan gender perlunya literasi gender. Platform digital harus digunakan dengan baik untuk menyebarkan informasi yang benar, memerangi diskriminasi, dan membantu perempuan.
Generasi Z perempuan harus berpartisipasi aktif dalam mendorong kebijakan publik agar hak-hak perempuan dapat diterapkan dengan baik. Baik di dunia maya maupun di dunia nyata, perempuan harus saling mendukung dalam memperjuangkan hak-haknya.
Hari Perempuan Internasional berfungsi sebagai pengingat bahwa perjuangan masih panjang. Perempuan Gen Z Indonesia harus terus bersuara dan berani mengambil bagian dalam membangun masyarakat yang lebih setara dan adil. Karena kesetaraan gender adalah harapan dan tanggung jawab bersama untuk masa depan, yang harus dimulai sekarang!
ADVERTISEMENT