Batu Rosetta, Pembuka Misteri Sejarah Mesir Kuno

Nissa Nur Azizah
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam
Konten dari Pengguna
19 April 2021 9:52 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nissa Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin banyak dari kita yang belum mengenal siapa itu Thomas Young dan Jean Francois Champollion? Mereka adalah dua orang pemikir yang luar biasa pada zaman Napoleon. Pada tahun 1814, Young dan Champollion mulai menguraikan batu Rosetta. Mereka terus mempelajarinya dengan intensitas bervariasi selama sisa hidupnya. Menjadi orang modern yang pertama kali membaca tulisan, yang tampak sebagai peradaban tertua, lebih tua dari peradaban klasik yunani.
ADVERTISEMENT
Tahun 1823, Young dan Champollion menggambarkan obsesinya sebagai upaya untuk mengungkap misteri. Yang melibatkan kesusasteraan Mesir selama hampir dua puluh abad. Thomas Young yang menembus ketidakjelasan setelah lama menutupi hieroglif Mesir, tapi akhirnya Jean Francois Champollion yang menikmati keberhasilan dengan menjadi orang pertama yang benar-benar membaca hieroglif.
Mengapa batu rosetta penting untuk diketahui? Batu rosetta sangat menarik terutama bagi penggemar tulisan kuno, untuk menggali informasi-informasi penting. Batu ini sangat penting karena dianggap berpotensi membantu penguraian aksara hieroglif yang sebelumnya tidak berhasil diterjemahkan. Hasil penerjemahan tersebut berimplikasi terpecahkannya sejarah mesir kuno dengan mudah tanpa harus mengetahui aksara hieroglif. Oleh karena itu, membahas batu rosetta sangat penting untuk mengetahui dan mengingat peristiwa penting dalam sejarah kuno.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku The Rosetta Stone And The of Rebirth Ancient oleh John. RAY menyebutkan bahwa Batu Rosetta selama berabad-abad tertimbun reruntuhan di kuil kota Sais atau di Delta Nil. Apa saja yang tersisa di tempat itu dijadikan sebagai bahan bangunan. Karena prasasti yang sudah lama sulit untuk dipahami. terkuburnya benteng ini sampai musim panas pada tahun 1799.
Batu Rosetta ditemukan oleh tentara Napoleon yaitu Pierre Francois-Xavier Bouchards. Perwira Prancis merasa bahwa itu adalah batu yang luar biasa. kemudian pergi ke Kairo Dan keberadaan batu tersebut di tangan orang Prancis itu sangat singkat karena ditakdirkan untuk jatuh ke tangan musuh bubuyutan mereka, yaitu inggris. Batu itu tersimpan lama di museum British.
ADVERTISEMENT
Dalam buku The Last Man Who Knew Everything oleh Andrew Robinson menyatakan bahwa batu Rosetta ditulis dalam tiga aksara berbeda, yang paling bawah adalah alfabet Yunani dan yang paling atas Hieroglif Mesir, serta yang paling rusak parah adalah Cartouches. Di antara keduanya terselip sedikit diketahui tidak juga mirip dengan aksara yunani tampaknya memiliki kemiripan dengan aksara Hieroglif kita mengenal skrip ini dengan sebutan Demotik, pengembangan dari tulisan kursif yang dikenal sebagai hieratik di gunakan secara paralel. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Champollion. tujuan pertama penguraian jelas untuk menerjemahkan prasasti yunani, hal ini di lakukan antara lain oleh C.G Heyne profesor yang dikenal Young di Gottingen pada tahun 1790-an. Ternyata itu adalah dekrit yang di keluarkan di Memphis, kota utama Mesir Kuno. Para imam dari setiap bagian kerajaan berkumpul pada ulang tahun pertama penobatan Ptolemeus V Epiphanes muda (raja seluruh Mesir), tepatnya pada 27 maret 196 SM.
Potret the Rosetta Stone in the British museum, london (sumber:https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Rosetta_Stone.JPG)
Adanya keputusan yang diambil terus terang dengan syarat-syarat kesepakatan di mana para pendeta setuju memberikan dukungan mereka kepada raja baru yang baru berusia 13 tahun dengan imbalan tertentu. Meskipun ini menarik bagi sejarawan mesir kuno mata calon pengurai tertuju pada kalimat terakhir. Bunyinya: “Keputusan ini akan ditorehkan di atas prasasti dari batu keras disakralkan (yaitu hieroglif dan karakter asli yaitu demotik) dan dipasang di masing-masing kuil kedua dan ketiga di samping citra raja yang selalu hidup”. Di perkirakan ukuran fisik batu rosetta tinggi 114.400 cm, lebar 72,300 cm, tebal 27,9 cm, berat 760 kilogram.
ADVERTISEMENT
Selama tiga tahun berikutnya Young membuat konstribusi yang solid untuk penguraian hieroglif dan demotik. Contohnya seperti mengidentifikasi penanda jamak hieroglif dan berbagai notasi numerik serta tanda khusus yang di gunakan untuk menandai nama-nama feminim. Tetapi penemuan yang paling penting mengikuti dua wawasannya tentang hubungan demotik-hieroglif muncul dari gagasan Barthelemy bahwa Cartouches mengungkapkan nama kerajaan atau agama. gagasan de sacy bahwa nama asing dalam Cartouches dieja secara fonetik. Ada enam cartouches di rosetta stone. Dari terjemahan Yunani Cartouches ini jelas harus menggunakan nama Ptolemeus (Ptolemaios,dalam bahasa Yunani).
Young mendalilkan bahwa semakin lama cartouch menulis nama Ptolemeus dengan judul seperti yang disarankan oleh padanannya dalam prasasti yunani yang berbunyi “Ptolemeus, hidup selamanya kekasih Ptah.”
ADVERTISEMENT
Batu Rosetta adalah penemuan dalam ilmu pengetahuan modern yang penting. Karena batu ini merupakan kunci yang bisa membuka peradaban masa silam. Dengan ditemukannya batu ini sejarah bisa kita intip kebenarannya. Tanpa adanya kesalahpahaman akibat penerjemahan.