Amankah Styrofoam Digunakan sebagai Wadah Makanan?

Nita Sellya
Nita Sellya (Teh Nit) adalah lifestyle blogger yang membahas macam-macam, kadang sesuai pengalaman sendiri, kadang sesuai pengalaman orang lain.
Konten dari Pengguna
1 November 2019 21:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nita Sellya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi styrofoam. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi styrofoam. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerakan diet kantong plastik atau larangan menggunakan Styrofoam semakin marak beberapa tahun belakangan terutama yang berkaitan dengan isu kesehatan dan lingkungan. Konon Styrofoam bisa menyebabkan kanker bila bersentuhan dengan makanan. Benarkah begitu?
ADVERTISEMENT
Selasa, 8 Oktober 2019 lalu saya menghadiri acara demo masak dengan tema “How to Make Good Quality Take-away Foods”. Yang hadir sebagai koki adalah Chef Lucky Andreono. Hadir juga salah satu pakar styrofoam Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph. D. Kalau soal demo masak, pasti sudah biasa lah ya kita saksikan atau ikuti. Yang gak biasa hari itu adalah perbincangan bahwa ternyata styrofoam itu AMAN buat mengemas makanan. Nah loh, mana yang bener nih, aman atau nggak?
Sebelumnya mari bicarakan dulu soal Styrofoam ini. Pasti sering ya mendengar sebutan odol buat pasta gigi atau sanyo buat pompa air? Salah kaprah yang sama juga terjadi di styrofoam. Styrofoam aslinya itu adalah sebuah merek dagang. Merek dagangnya dimiliki oleh The Dow Chemicals Company. Sementara nama teknisnya sendiri adalah expanded polystyrene (EPS).
ADVERTISEMENT
Styrofoam sering dipakai sebagai wadah/kemasan pembungkus makanan soalnya ringan dan tidak menghantar panas. Walaupun isinya panas, kita masih bisa pegang kemasannya dengan aman. Contohnya kayak Pop Mie, inget?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2009 mengungkapkan bahwa tidak ada satu negara pun di dunia yang melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Hal ini berdasarkan hasil pengujian terhadap 17 produk kemasan styrofoam seperti gelas, mangkok, kotak segi empat, lunch box, dan piring yang terbuat dari styrofoam, termasuk kemasan produk mi instan, terbukti aman digunakan sebagai kemasan pangan.
Peraturan Kepala BPOM Nomor 16 Tahun 2014 menyebutkan bahwa styrofoam aman digunakan sebagai bahan pengemas pangan di Indonesia. Tapi ada syaratnya ya, wadah berupa styrofoam harus mempunyai potensi migrasi stiren yang kecil dan dengan batas maksimum 5.000 bpj (bpj adalah bagian per juta). Namun demikian BPOM menghimbau agar tidak menggunakan kemasan styrofoam dalam microwave dan tidak menggunakan styrofoam yang sudah rusak. Menurut Pak Akhmad Zainal, jangan gunakan styrofoam untuk mewadahi makanan dengan panas di atas 100 derajat selsius karena bisa membuat styrofoam meleleh dan itulah yang berbahaya buat tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Salah satu kandungan kimiawi yang ada di styrofoam adalah stirena. Nah, WHO menyatakan bahwa Styrene atau Stirena tidak akan menimbulkan bahaya pada kesehatan jika tidak melebihi 5000 ppm di dalam tubuh. Psst ternyata stiren juga ada di strawberry, kayu manis, kopi, kacang, dan tepung loh. Makanan yang bisa dibilang kita konsumsi sehari-hari. Di dalam strawberry, kandungan stiren sekitar 274 mikrogram/kg, masih dalam batas aman 0-39 ppm. Lalu berapa kadar stirena yang terdapat di styrofoam? 0,05 ppm/ Jauh banget di bawah batas aman kan?!
Lalu gimana dengan faktor lingkungan? Ya pada dasarnya pemakaian apapun secara berlebihan tentu tidak baik yes. Apalagi kalau tidak bisa didaur ulang. Untungnya, styrofoam ini bisa banget didaur ulang.
ADVERTISEMENT
“Sampah polistirena 100% bisa didaur ulang, dipecah, dan dibentuk jadi produk baru, salah satunya diolah jadi Bahan Bakar Light Diesel Oil atau Beton Ringan” ujar Pak Akhmad Zainal. Tapi kan buat mendaur ulang styrofoam perlu mesin khusus, Pak? Tenang, di ITB ada bank sampah dimana polistiren juga diterima. Kalau sampah styrofoam kamu sudah menumpuk, bisa hubungi mereka buat mengatur gimana caranya mengirimkan buat didaur ulang.
Ada beberapa tips dari beliau buat penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan:
1. Gunakan hanya untuk satu kali pakai.
2. Hindari makanan/minuman yang panas diatas 100 derajat celcius.
3. Jangan menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan yang akan dipanaskan.
4. Tidak untuk makanan bersifat/mengandung asam, lemak, alkohol.
ADVERTISEMENT
5. Wajib membersikan wadah styrofoam yang kita beli di pasar/warung, caranya mudah kok. Cukup dibilas dengan air atau pakai tisu. Styrofoam tidak berpori jadi gak memungkinkan ada debu atau kotoran nyelip di situ.
Jadi udah jelas ya, styrofoam itu aman buat makanan. Udah gak perlu deg degan bila beli bubur ayam atau gado-gado eh bungkusannya pakai styrofoam. Selamat makan!