Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Dinamika Museum Changi Chapel di Singapura
11 April 2022 18:37 WIB
Tulisan dari Nita Setiawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Negara Singapura merupakan negara yang berada di wilayah Asia Tenggara. Negara dengan wilayah yang tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan wilayah Asia Tenggara yang lain. Meskipun wilayah negara Singapura tidak terlalu luas, namun Singapura tergolong sebagai negara maju. Banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi di Singapura. Salah satu jenisnya adalah tempat wisata yang memiliki nilai kesejarahan di dalamnya. Tempat wisata tersebut bernama Museum Changi Chapel.

Museum ini tergolong sebagai destinasi wisata yang unik. Sesuai namanya, museum ini memang menyimpan beberapa peninggalan dari peristiwa kelam yang dialami oleh Singapura pada saat pendudukan Jepang.
ADVERTISEMENT
Di dalam museum ini sendiri, terdapat beberapa bagian yang menunjukkan bagaimana kondisi dari negara Singapura pada masa itu. Bagian-bagian tersebut antara lain
1. Changi Fortress yang memperkenalkan tentang sejarah Changi. Sebelum menjadi museum, Changi sebelumnya merupakan wilayah hutan yang dikelilingi rawa
2. The Interned, fokus pada kisah masyarakat yang ditahan di Changi
3. Ressilience in Adversity, bercerita tentang kehidupan para tawanan
4. Liberation, berisikan bagaimana tahanan saat mereka dibebaskan dari penjara
5. Life As Pow, menjelaskan bagaimana kehidupan tawanan saat berada di dalam penjara
6. Fallen Fortess, fokus pada kejatuhan Singapura
7. Creativity in Adversity, menunjukkan beberapa hasil karya dari tawanan perang selama berada di dalam penjara
8. Legacies, pada bagian ini para pengunjung dapat mencari nama dan cerita terkait para interan dan melihat beberapa artefak mengenai bagaimana mereka bisa selamat dari penahanan.
ADVERTISEMENT
Selain adanya beberapa galeri tersebut, terdapat juga zona pameran dalam museum ini. Zona Pameran tersebut terdiri atas Storyboard Changi Prison Section, Changi Murals, Artist Wartimr, dan End of War
Museum Changi Chapel pernah mengalami perombakan terutama dari segi galeri yang sudah disebutkan di atas. Perombakan galeri di dalam Museum Changi Chapel ini dilakukan pada tahun 2005 oleh pihak TCMPL atau The Changi Museum Pte Led dengan dukungan dari STB atau Singapore Tourism Board. Perombakan dalam museum ini melibatkan adanya perubahan pada galeri, pameran, dan program baru yang ada di dalam Museum Changi Chapel. Dengan adanya perombakan ini maka nuansa di dalam museum menjadi lebih nyaman.
Di dalam perombakan pertama, bagian yang diubah adalah ruang galeri asli yang sebelum dirombak, kondisi galeri belum menyimpan beberapa artefak sebagai bukti dari pendudukan Jepang masa itu. Namun setelah dirombak, di dalam galeri tersebut terdapat artefak yang di dalamnya juga terdapat sebuah papan berisikan informasi yang menjelaskan terkait artefak tersebut.
ADVERTISEMENT
Perombakan yang selanjutnya bertujuan untuk menyegarkan Museum Changi Chapel dengan merenovasi beberapa infrastruktur penting yang nantinya dapat membantu pengunjung untuk lebih betah berada di dalam museum dengan menikmati fasilitas-fasilitas yang ada. Pada saat proses perombakan tersebut, Museum Changi Chapel sempat ditutup oleh pihak pengelola akibatnya para pengunjung harus rela untuk tidak bisa mengunjungi museum ini. Penutupan yang pertama terjadi pada bulan April tepatnya tanggal 2 April 2018 sedangkan yang kedua yaitu pada tanggal 1 Januari 2019. Hal ini disebabkan karena proses renovasi yang dilakukan di Museum Changi Chapel.
Museum Nasional Singapura di bawah naungan EHB akan mengelola renovasi pada Museum Changi Chapel, mengingat museum ini memiliki fokus pada narasi tentang Perang Dunia II. Angelita Teo, Direktur Museum Nasional mengatakan, "Dengan pembangunan kembali , pengunjung dapat menikmati fasilitas yang diperbarui yang akan menyoroti cerita Changi. Hal ini juga bertujuan untuk melengkapi cerita selama Perang Dunia II seperti yang diceritakan oleh 2 lembaga Perang Dunia II lainnya seperti Refleksi Bukit Chandu, Bekas Pabrik Ford, serta galeri dari Museum Nasional Sendiri."
Menurut Mr Jeya Ayudarai, Direktur SHC (Singapore History Consultant), Selama 17 tahun terakhir, Museum Changi Chapel berkembang menjadi tempat penting bagi mereka yang mencari pemahaman lebih terkait tahun-tahun sulit di Singapura. Misi museum ada 3 yaitu :
ADVERTISEMENT
1. Sebagai sarana untuk mengakui kontribusi dan pengorbanan semua orang yang rela membela Singapura dalam Perang Dunia II terutama pada saat pendudukan Jepang
2. Untuk menghormati semangat dan komitmen dari mereka yang bangkit dari kesulitan
3. Untuk menginspirasi generasi mendatang melalui berbagai cerita yang dipaparkan dalam galeri museum tentang keberanian dan ketahanan.
Sebagai usaha untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung, tak jarang Museum Changi Chapel menyediakan diskon bagi pengunjung serta mengadakan tour gratis mengelilingi museum selama 3 jam bagi pengunjung yang beruntung mendapatkan tiket diskonnya. Tour selama 3 jam tersebut berisikan perjalanan edukasi yang nantinya akan dijelaskan terkait bagaimana perjuangan wanita dan pria pemberani selama pertempuran dan pengasingan.
Karena memang pada awalnya ditujukan untuk menceritakan kisah-kisah yang terungkap di Changi selama Perang Dunia II, Museum Changi Chapel bertujuan untuk menginspirasi generasi muda agar menghormati bagaimana semangat dan pertahanan masyarakat Singapura saat itu. Pada 15 Februari 2001 lokasi museum ini dipindahkan di sebelah Penjara Changi. The Changi Museum Pte Led (TCMPL) merupakan sebuah perusahaan asosiasi dari Singapore History Consultant (SHC), yang ditunjuk oleh Singapore Tourism Board (STB) dan juga National Heritage Board (NHB) untuk mengelola museum Changi Chapel dari tahun 2001-2017. Fungsi dari museum ini juga tidak hanya sebagai tempat wisata saja melainkan sebagai tempat edukasi. Tak heran di bawah TCMPL, museum ini pernah mendapat gelar sebagai museum yang wajib dikunjungi di Singapura.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi tempat yang wajib dikunjungi, Museum Changi Chapel mendapat penghargaan sebagai tempat yang menggambarkan peristiwa pedih pada saat perang di Singapura. Penghargaan lain yang didapat oleh Museum Changi Chapel adalah museum ini secara konsisten mendapatkan peringkat tertinggi diantara museum-museum di Singapura dan Asia di TripAdvisor. Berbagai penghargaan diterima di TripAdvisor selama bertahun-tahun termasuk sebagai museum nomor 1 di Singapura pada tahun 2015 dan 2016, Museum terbaik ke 25 di Asia Tenggara pada tahun 2016. Museum ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Bahkan lebih dari 10.000 pengunjung datang ke museum ini setiap tahunnya mulai dari masyarakat lokal maupun masyarakat asing.