Konten dari Pengguna

Nitilaku semakin dekat, apa saja kegiatannya?

NitilakuUGM
Pawai budaya sebagai simbolisasi sejarah UGM yang berawal dari Keraton Yogyakarta dan pindah ke Balairung. Info lengkap: http://nitilaku.ugm.ac.id
16 Desember 2017 23:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NitilakuUGM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terakhir diselenggarakan, Nitilaku 2016 dipadati dengan 6000 peserta dalam pawai dan penampilan budayanya. Kini di tahun 2017, Nitilaku akan dihadiri oleh 7000 peserta yang pastinya akan meramaikan Kota Yogyakarta. Dengan kostum Nusantara, Nitilaku akan menghadirkan pementasan budaya dan seni sepanjang 5,5 km. Berbagai pementasan ini akan ditempatkan di panggung budaya. Ada 20 panggung budaya di sepanjang rute pawai dan 5 Panggung Agung di akhir pawai yang tentunya dilengkapi dengan suguhan kuliner Nusantara.
ADVERTISEMENT
Nitilaku ingin Yogyakarta djadoel sehari dan moeda kembali. Nitilaku juga ingin memunculkan rasa takjub terhadap sejarah yang telah terjadi pada Kota Yogyakarta, utamanya peran Keraton Yogyakarta dan Sultan Hamengkubuwono IX yang telah mendedikasikan diri untuk Indonesia serta Universitas Gadjah Mada sebagai universitas pertama bentukan pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan.
Jika ditilik lebih dalam, rentetan sejarah ini menjadi simbolisasi kegigihan masyarakat Indonesia pada waktu itu dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia yang sesungguhnya. Tidak hanya Yogyakarta, tentunya sinergi antarwilayah mulai dari Sabang hingga Merauke membentuk satu kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk merepresentasikan kegigihan masyarakat Indonesia saat itu, seperti kata Bung Karno, “Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah”, Nitilaku dikemas dalam serangkaian prosesi terutama untuk menggambarkan perjuangan dan semangat para penggagas dari Universitas Gadjah Mada untuk memperingati Dies Natalies ke-68 Universitas Gadjah Mada dengan menyuguhkan kearifan lokal dan budaya Indonesia menjadi perjalanan tapak tilas dari Keraton Yogyakarta hingga Gedung Pusat UGM.
ADVERTISEMENT
Kegiatan akan dimulai pukul 06:00 dari Keraton Yogyakarta yang ditandai dengan adanya seremoni pelepasan pawai kebangsaan oleh Sultan Hamengkubuwono X didampingi dengan perwakilan dari UGM dan Ketua PP Kagama. Kemudian pawai akan dilaksanakan dengan rute melintasi sepanjang Kota Yogyakarta, ditambah hadirnya jajanan tradisional dan jamu gendong. Jamunya ini dipastikan dapat membuat badan segar bugar dan membuat awet muda, seperti Kota Yogyakarta yang terus mempesona dari waktu ke waktu. Sesampainya di Universitas Gadjah Mada, akan ada prosesi pataka, yaitu simbolisisasi perpindahan UGM dari Keraton Yogyakarta ke Kampus UGM Bulaksumur dan disambut dengan lima panggung agung yang menampilkan seni-seni tradisional dan hiburan ala jadul untuk bernostalgia bersama. Di akhir kegiatan, seluruh peserta Nitilaku dan pengunjung dapat menikmati sajian berupa kuliner nusantara. Kegiatan Nitilaku ini diharapkan mampu mengembalikan semangat kepada para sivitas akademika UGM dan seluruh masyarakat Yogyakarta dalam bersinergi membangung Indonesia yang berkebudayaan dan berwawasan global. Jogjakarta djadoel sehari, Jogjakarta moeda kembali. (Angger)
ADVERTISEMENT