Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Di Tengah Ketidakpastian, Masihkah Ada Harapan? Refleksi tentang Danantara
9 April 2025 8:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Niwa R Dwitama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saat ini dunia tengah menghadapi gejolak ekonomi yang cukup serius. Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang terus berlanjut, ditambah kebijakan tarif AS yang agresif, telah memberikan dampak signifikan bagi ekonomi global, khususnya kawasan Asia Tenggara. Indonesia, yang tidak luput dari imbasnya, mencatat volatilitas tinggi dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), termasuk pasca libur Lebaran 2025.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, jika dibandingkan dengan tetangga seperti Singapura yang memiliki rasio ekspor terhadap GDP sebesar 180%, atau Vietnam dengan angka lebih dari 80%, posisi Indonesia relatif lebih aman karena rasio ekspor Indonesia terhadap GDP hanya sekitar 25%. Artinya, ketergantungan Indonesia terhadap pasar global relatif lebih rendah, menjadikan kita tidak terlalu rentan terhadap guncangan global dibandingkan negara-negara tetangga.
Ekonom senior, Chatib Basri, dalam sebuah wawancara CNN (07/04) menyampaikan bahwa situasi ini seharusnya menjadi momentum bagi Indonesia untuk lebih agresif dalam mengurangi hambatan investasi serta memanfaatkan peluang dari pemindahan basis produksi global yang saat ini banyak meninggalkan Tiongkok akibat ketegangan geopolitik. Indonesia harus mengambil langkah nyata dalam menciptakan peluang di tengah ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
Selain Mengelola Dampak Eksternal, Upaya Apa yang Dapat Indonesia Lakukan?
Tantangan terbesar dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu adalah mengelola ketergantungan terhadap Foreign Direct Investment (FDI) yang sangat sensitif terhadap sentimen pasar. Di sinilah inisiatif Presiden Prabowo dalam meluncurkan Danantara, Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, menemukan relevansinya.
Danantara bukan sekadar mekanisme pengelolaan dana investasi negara. Lebih dari itu, ia adalah langkah awal menuju kemandirian ekonomi yang lebih kokoh. Jika dikelola dengan prinsip prudent, transparan, dan terukur, Danantara berpotensi menjadi solusi strategis dalam menarik investasi berkualitas, meningkatkan produktivitas nasional, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Sekali lagi, jika dikelola secara prudent, transparan, dan terukur.
Andra Jatikusumo, seorang analis investasi, melalui artikelnya yang inspiratif, “For Danantara, Indonesia’s $900bn+ Sovereign Fund, I Choose Hope”, menegaskan bahwa Danantara adalah sebuah taruhan strategis. Dia meyakini bahwa jika eksekusinya berhasil, Danantara mampu menjadi katalis dalam menjawab tantangan jangka panjang Indonesia, termasuk tantangan produktivitas tenaga kerja yang rendah (Labour), optimalisasi investasi produktif (Capital), serta percepatan kemajuan teknologi yang masih tergolong lamban (Technology). Menurut model pertumbuhan jangka panjang Solow-Swan, ketiga elemen ini merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, optimisme terhadap Danantara bukan berarti tanpa catatan. Pengelolaan SWF memerlukan strategi matang, implementasi yang konsisten, serta evaluasi ketat untuk mencegah potensi kegagalan yang bisa berakibat fatal. Sasaran investasi Danantara di sektor prioritas seperti hilirisasi sumber daya alam (i.a., nikel, timah, tembaga, besi baja, minyak bumi) dan pangan (i.a., kelapa, karet, ikan, pasir silika, pala), menjadi langkah nyata yang harus terus diawasi implementasinya.
Di sinilah peran masyarakat menjadi vital. Kesadaran publik dan partisipasi aktif dalam mengawasi pelaksanaan Danantara sangat menentukan efektivitas SWF ini sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Di tengah kabut ketidakpastian ekonomi global, optimisme bukanlah sesuatu yang naif, melainkan sebuah kebutuhan mendesak.
Mari kita kawal bersama Danantara dan berbagai kebijakan strategis pemerintah lainnya dengan penuh tanggung jawab dan kritis konstruktif. Indonesia memiliki potensi besar untuk bangkit lebih kuat dan mandiri. Bersama-sama, mari kita wujudkan masa depan yang lebih sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT