Dinasti Politik Fuad

Konten dari Pengguna
9 Mei 2018 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nizar Azof tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semenjak Tahun 1998 rakyat indonesia sudah lepas dari rezim otoriter, namun ada beberapa daerah yang masih di kuasai oleh dinasti politik salah satunya Bangkalan (Madura), yang di Pimpin oleh Bupati Fuad Amin Imron.
ADVERTISEMENT
Pada 2003 saat Fuad mencalonkan diri sebagai bupati sementara masih menjabat anggota dari DPR RI, dia pernah dikaitkan dalam kasus pemalsuan ijazah yang diusut Polri. Sayangnya kasus dugaan pemalsuan ijazah tersebut bak hilang ditelan bumi.
“Memang (ijazah) palsu. Kalau asli saya sudah jadi gubernur,” kata Fuad, menanggapi enteng kasus itu.
Namun dinasti politik fuad amin terbongkar sejak dirinya terlibat kasus korupsi, bahkan menjadi makelar proyek bukan hal baru bagi beliau.
Pada awal masa jabatan tahun 2003, proyek besar yang dibangun Pemerintah Kabupaten Bangkalan adalah Gedung Olahraga Sultan Kadirun. Proyek tahun jamak yang didanai APBD sebesar Rp 5,5 miliar itu dikerjakan Yasin Marseli. Pengerjaan proyek ini dimulai oleh pemerintah M. Fatah, Bupati Bangkalan sebelum Fuad, pada 2002. “Rampung di masa Fuad Amin.”
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, bangkalan merupakan salah satu daerah paling bermasalah ketika Pemilu ( Pilpres, Pilkada, dan Pileg), kita masih ingat ketika pilpres tahun 2014 pasangan no urut 2 Jokowi – Jk memperoleh suara nol persen di Bangkalan.
Bagaimana bisa satu daerah bisa nol persen suara.
Selanjutnya ketika mendekati akhir masa kepemimpinan dua periodenya, nama putra Fuad –Makmun Ibnu Fuad yang lebih dikenal dengan sapaan Ra Momon– muncul sebagai kandidat pengganti Fuad dalam memerintah Bangkalan.
Ra Momon saat itu bukannya masih hijau sama sekali meski masih berusia 26 tahun. Dia menjabat Ketua DPRD Bangkalan. Agak sulit membayangkan pengawasan seperti apa yang bisa efektif dilakukan DPRD Bangkalan selaku legislatif terhadap Pemerintah Kabupaten Bangkalan eksekutif karena kedua pemimpin lembaga itu merupakan ayah dan anak.
ADVERTISEMENT
Sebelum nama Ra Momon menguat sebagai pengganti Fuad, sang kaisar sesungguhnya punya jagoan lain untuk maju dalam Pilkada Bangkalan 2012. Dia adalah istri muda Fuad, yakni Siti Masnuri atau Masnuri Fuad. Namun akhirnya Fuad memutuskan untuk mengorbankan sang istri muda demi menaikkan Ra Momon.
Maka demi menjaga cengkeraman dinasti Fuad di tanah Bangkalan, Siti Masnuri batal mencalonkan diri sebagai bupati, memberi jalan bagi Ra Momon yang telah berpengalaman menjabat sebagai Ketua DPRD.
Ra Momon dan Fuad pun melakukan pertukaran menguntungkan. Sementara Ra Momon menggantikan Fuad sebagai Bupati Bangkalan, Fuad menggantikan Ra Momon sebagai Ketua DPRD. Sempurna. Maka pada Agustus 2014, Ra Momon melantik ayahnya sendiri sebagai Ketua DPRD Bangkalan.
ADVERTISEMENT
Nyaris tak ada yang berani mengusik Lora Fuad di Bangkalan kecuali Kiai Haji Imam Bukhori Kholil yang memang kerap menjadi musuh Fuad. Saat Fuad ditangkap KPK, Desember 2014, Imam bersama para santri di pondoknya memotong sapi untuk menggelar syukuran.
Imam pula yang menggugat kemenangan Ra Momon di Pilkada Bangkalan ke Mahkamah Konstitusi –meski gugatan tersebut kemudian ditolak MK.
Banyak yang menganggap Kerajaan Lora Fuad akan segera berakhir pasca sang maharaja di tangkap KPK, Namun anggapan tersebut salah ketika Abdul Latif Amin Imron ( adik dari fuad amin ) mencalonkan diri menjadi bupati.
Akankah kerajaan Lora Fuad Berakhir atau Masih berlanjut pasca pencalonan Abdul Latif,?
Biarkan waktu yang menjawab?
ADVERTISEMENT
Sumber :
https://pengamatmuda.wordpress.com/2018/04/13/8/