Fasilitas Transportasi Publik Bagus, “Jalan” pun Mulus

Nizar Fachri
Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad
Konten dari Pengguna
29 November 2022 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nizar Fachri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi transportasi pubik. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transportasi pubik. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Transportasi publik harus memiliki tujuan yang tepat untuk penggunanya, yaitu masyarakat. Masyarakat biasanya mencari transportasi yang cepat dan nyaman untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah bekerja untuk menghidupi kehidupan. Dari sini, transportasi harus membantu masyarakat untuk bekerja dengan cepat dan nyaman agar kebutuhan hidup terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun dilakukan oleh beberapa empu moda transportasi publik di Indonesia, seperti Djawatan Angkoetan Motor Indonesia (DAMRI) dari tahun 1946 dan KAI lewat KRL-nya untuk membantu masyarakat dalam melakukan mobilitas. Sayangnya, transportasi publik yang nyaman dan cepat belum banyak terdapat di Indonesia. Mungkin hanya ada di beberapa kota di Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, dan Solo.
Lalu, bagaimana dengan daerah lainnya di Indonesia? Ya, kebanyakan masyarakat di daerah lainnya menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor dan moda transportasi ojek daring yang sudah banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan menurut BPS, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia berjumlah 133 juta kendaraan pada tahun 2019. Alhasil, macet pun banyak terjadi karena banyaknya kendaraan tidak sebanding dengan infrastruktur jalan yang ada. Jakarta sebagai ibu kota pun menjadi salah satu kota dengan kemacetan tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah pun sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi kemacetan, tetapi jumlah kendaraan pribadi yang ada di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Padahal, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah memperbaiki fasilitas transportasi publik menjadi nyaman dan cepat dan membatasi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalanan.
Salah satu hal utama yang membuat transportasi publik kurang diminati untuk memenuhi kebutuhan adalah aksesibilitas transportasi publik yang tidak merata. Menurut pengamat transportasi ITB, Sony Sulaksono Wibowo, aksesibilitas transportasi publik harus merata di seluruh Indonesia. Meskipun transportasi publik canggih dan bagus, itu akan menjadi percuma jika aksesibilitasnya kurang merata.
Hal kedua, yaitu fasilitas yang nyaman untuk pengguna transportasi publik. Transportasi publik disediakan untuk melayani publik dan tidak boleh mencari keuntungan di dalam praktiknya. “Kadang supir DAMRI-nya kurang ramah dan jam operasional DAMRI kurang banyak,” keluh salah satu pengguna DAMRI Bandung, Fira.
ADVERTISEMENT
Pembenahan aksesibilitas dan fasilitas transportasi publik harus segera dilakukan. Jadi, masyarakat tidak hanya mendatangi “barang” yang biasa saja. Namun, mereka mendatangi sesuatu yang nyaman dalam melakukan mobilitas kehidupan sehari-hari.