Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Laju PDRB Tertinggi Didominasi Tambang, Apakah Masyarakat Benar-Benar Sejahtera?
11 Februari 2025 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Lalu Riza Singrapati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Animasi Tambang Kaya Raya Tapi Ekonomi Belum Merata. Sumber: Canva](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkst3pnxjw0xc7eqpjmffx46.png)
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2023, Maluku Utara menorehkan prestasi dengan mencatatkan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi di Indonesia. Tingkat pertumbuhan PDRB provinsi ini bahkan jauh melampaui provinsi-provinsi lain di Indonesia. Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan PDRB Maluku Utara mencapai angka 20,49%, yaitu sekitar empat kali lipat dari laju pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya 5,05%. Pencapaian ini menandai Maluku Utara sebagai wilayah dengan performa ekonomi yang luar biasa kuat.
![Laju Pertumbuhan PDRB Menurut provinsi di Indonesia tahun 2023. Sumber: BPS RI](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jksr0e7wvv4cvkfx45k653dy.png)
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi provinsi ini mencapai angka signifikan, yang sebagian besar didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 49,07% atau hampir setengah dari semua sektor yang ada. Meskipun pencapaian ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, ada pertanyaan penting yang perlu dijawab: apakah pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS, pendapatan masyarakat di Maluku Utara justru masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Bahkan, provinsi ini tidak masuk dalam sepuluh besar wilayah dengan pendapatan tertinggi di Indonesia. Fakta ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama yang didorong oleh sektor pertambangan, belum berhasil memberikan dampak merata pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Fenomena ini dapat dijelaskan dengan karakteristik sektor pertambangan yang padat modal, tetapi tidak selalu padat karya. Dengan kata lain, meskipun sektor ini mampu menghasilkan nilai tambah yang besar bagi perekonomian, kontribusinya terhadap peningkatan pendapatan masyarakat mungkin terbatas karena keterbatasan lapangan kerja yang tercipta dan distribusi pendapatan yang tidak merata.
Oleh karena itu, meski pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara sangat impresif, perlu ada strategi kebijakan yang lebih terarah untuk memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat luas, termasuk dengan meningkatkan daya saing sektor-sektor lain yang lebih berorientasi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu strategi penting adalah melakukan hilirisasi pada sektor pertambangan agar bahan mentah dapat diolah menjadi produk bernilai tambah lebih tinggi, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT