Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Guru Dalam Kurikulum Merdeka
22 Desember 2024 11:38 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Khoerunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem pendidikan di Indonesia telah melewati penggantian kurikulum sebanyak tigabelas kali hingga saat ini, dimulai pada tahun 1947 dengan kurikulum yang sangat dasar hingga yang terbaru adalah kurikulum merdeka. Walaupun ada banyak perubahan kurikulum, tujuan utamanya tetap untuk meningkatkan kurikulum yang ada sebelumnya. Setiap perubahan yang terjadi adalah keputusan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola pendidikan di Indonesia, khususnya Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Adapun Kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum baru yang diluncurkan oleh pemerintah dengan metode pembelajaran intrakurikuler, yang memaksimalkan materi agar siswa memiliki waktu yang memadai untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensi. Kurikulum ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi learning loss atau ketertinggalan dalam Pendidikan di Indonesia saat ini, yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kurikulum merdeka belajar saat ini dilakukan secara maksimal dan tengah berlangsung, meskipun dalam prosesnya memerlukan penyesuaian dari berbagai pihak, termasuk pengajar, fasilitas yang mendukung, serta siswa itu sendiri. Kurikulum merdeka belajar juga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa terlihat dari peningkatan nilai dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, evaluasi dengan sistem kurikulum merdeka belajar memiliki dampak positif dan negatif; dampak positifnya adalah tidak adanya tekanan bagi siswa dan guru untuk mencapai nilai kelulusan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sementara dampak negatifnya membuat siswa kurang termotivasi untuk bersaing. Menanggapi dampak negatif yang terjadi dari kurikulum Merdeka disinilah peranan guru menjadi sangat penting demi tercapainya efektivitas yang diinginkan. Sebagai seorang guru seberapa penting Efektivitas dalam pembelajaran ?
ADVERTISEMENT
Dalam pembelajaran Efektivitas tentunya merupakan hal yang penting, namun jika kita melihat perubahan yang terjadi dalam sektor pendidikan dan peran guru yang semakin berbeda saat ini maka sangat penting untuk membahas sejauh mana efektivitas dan peran guru dalam kurikulum merdeka belajar. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengulas mengenai efektivitas belajar dan peran guru, terutama dalam penggunaan kurikulum merdeka belajar yang ada saat ini.
1. Efektifitas Belajar
Efektivitas berasal dari kata efektif, yang menggambarkan bagaimana dalam melakukan suatu kegiatan, kita menilai keberhasilan dari kegiatan tersebut berdasarkan hasil atau tujuan yang ingin dicapai. Jadi, efektivitas di sini adalah ukuran pencapaian yang menunjukkan seberapa berhasilnya suatu tindakan. Semakin dekat hasil atau tujuan yang ingin diraih, semakin tinggi pula tingkat efektivitas yang diperlukan. Tentunya, jika seseorang semakin efektif dalam melakukan sesuatu, maka peluang keberhasilannya juga semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap aktivitas akan menjadi lebih baik jika tingkat efektivitasnya tinggi, termasuk dalam dunia pendidikan, di mana efektivitas pembelajaran sangatlah krusial. Tentunya demi mencapai hal ini dibutuhkan sebuah kompetensi, yang mana dari kompetensi inilah yang dapat menentukan keefektivitasan dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
2. Kompetensi Guru
Kompetensi tidak hanya merujuk pada pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga harus mencakup hal-hal yang kompleks. Dengan kata lain, kompetensi diartikan sebagai usaha yang telah dilakukan dengan tepat oleh seseorang yang telah menguasai bidang tersebut. Dalam UU No. 14 tahun 2005 yang mengatur tentang guru dan dosen, kompetensi bagi guru dan dosen dikenali sebagai kumpulan ilmu, keterampilan, dan sikap yang perlu diterapkan saat menjalankan tugas secara profesional ke depan (Andina, 2018).
3. Guru Sebagai Contoh Yang Teladan
Guru adalah seorang pengajar yang harus dihormati dan dicontoh oleh siswa serta masyarakat sekitarnya. Arti dari dihormati ialah siswa percaya dan meyakini apa yang disampaikan oleh guru, sedangkan dicontoh berarti guru menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam hal adab, akhlak, dan kesopanan. Selain itu, dalam dunia kerja, seorang guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi sejatinya harus memiliki kepribadian yang berwibawa, karisma, serta daya tarik yang kuat, sehingga siswa merasa percaya kepada guru sebagai sosok yang seperti orang tua mereka di sekolah.(Roqib & Nurfuadi, 2020).
ADVERTISEMENT
4. Guru berperan sebagai pendorong dalam sistem belajar yang bebas
yang berarti bahwa seorang guru diharapkan untuk bersikap proaktif dan bersemangat, kreatif, inovatif, serta memiliki keterampilan untuk berperan sebagai fasilitator yang mendorong perubahan di sekolah.
Maka bisa di tarik kesimpulan bahwa Kurikulum merdeka adalah penyempurnaan dari kurikulum pendidikan Indonesia yang sebelumnya ada. Perubahan yang dihasilkan oleh kurikulum merdeka sangat terasa karena guru memiliki lebih banyak kebebasan untuk berkreasi dalam mengajar, serta lebih memahami minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. Namun, penilaian yang menggunakan sistem kurikulum merdeka belajar memiliki efek positif dan negatif; dampak positifnya adalah tidak adanya tekanan bagi siswa dan guru untuk mencapai nilai kelulusan sesuai dengan konten yang telah ditentukan, sementara dampak negatifnya bisa membuat siswa enggan bersaing.
ADVERTISEMENT
Penerapan kurikulum merdeka tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada banyak hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam membangun minat anggota sekolah untuk bergerak maju menuju perubahan. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa menggerakkan, mengarahkan, dan menginspirasi guru untuk beralih menuju pendidikan yang lebih baik. Selain itu, perlu adanya kerjasama yang solid antara guru, kepala sekolah, dinas, orang tua, dan pihak-pihak terkait agar pelaksanaan kurikulum merdeka dapat tercapai dengan optimal.
Khoerunnisa, Sinta Sintia, Siti Alimah, Mahasiswi PGSD Pelita Bangsa.