news-card-video
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mengapa Badan Manusia Hangat

Noel Manurung
Siswa SMA - Sekolah Citra Berkat - Citra Raya - Tangerang
5 Maret 2025 13:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noel Manurung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Polina Tankilevitch: https://www.pexels.com/photo/thermometers-on-white-surface-3873176/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Polina Tankilevitch: https://www.pexels.com/photo/thermometers-on-white-surface-3873176/
ADVERTISEMENT
Badan manusia memiliki suhu yang relatif stabil, sekitar 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius. Suhu tubuh ini penting untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan berbagai proses biologis yang terjadi di dalam tubuh. Proses-proses ini melibatkan metabolisme, peredaran darah, dan fungsi organ-organ tubuh lainnya, yang semuanya memerlukan kondisi suhu tertentu agar dapat bekerja dengan optimal. Lalu, mengapa tubuh manusia memiliki suhu yang cenderung hangat dan tidak dingin?
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan utama mengapa tubuh manusia hangat berkaitan dengan cara tubuh mengatur energi melalui metabolisme. Metabolisme adalah serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas tubuh, seperti bergerak, bernapas, dan mempertahankan suhu tubuh. Ketika tubuh memproses makanan, energi yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk mendukung aktivitas fisik, tetapi juga untuk menghasilkan panas. Inilah yang dikenal sebagai "panas metabolik". Proses ini membuat tubuh manusia tetap hangat meskipun kita tidak beraktivitas fisik secara intens.
Selain itu, tubuh manusia memiliki sistem pengaturan suhu yang canggih, yang dikenal sebagai termoregulasi. Sistem ini berfungsi untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam kisaran yang optimal agar organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Termoregulasi dikendalikan oleh hipotalamus, bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk suhu tubuh. Ketika suhu tubuh naik melebihi batas normal, tubuh akan berusaha untuk menurunkannya dengan cara berkeringat atau memperlebar pembuluh darah di kulit untuk melepaskan panas. Sebaliknya, jika suhu tubuh menurun, tubuh akan merespons dengan menggigil untuk menghasilkan panas dan memperkecil pembuluh darah di kulit agar panas tidak terbuang.
ADVERTISEMENT
Faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh adalah komposisi tubuh manusia itu sendiri. Tubuh manusia mengandung air yang cukup banyak, sekitar 60% dari berat badan orang dewasa. Air memiliki kapasitas panas yang tinggi, yang berarti ia membutuhkan banyak energi untuk mengubah suhu. Ketika tubuh mengeluarkan panas melalui keringat atau proses lainnya, air yang ada dalam tubuh membantu mencegah perubahan suhu yang terlalu cepat, sehingga menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Selain itu, faktor lingkungan juga berperan penting dalam pengaturan suhu tubuh. Meskipun tubuh manusia menghasilkan panas, suhu lingkungan yang terlalu ekstrem—baik panas yang berlebihan maupun dingin yang sangat ekstrim—dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan suhu yang stabil. Oleh karena itu, tubuh manusia dilengkapi dengan mekanisme penyesuaian, seperti perubahan sirkulasi darah, untuk mengatasi perubahan suhu dari lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, alasan mengapa tubuh manusia cenderung hangat bukan hanya karena proses metabolisme yang menghasilkan panas, tetapi juga karena adanya sistem termoregulasi yang bekerja menjaga keseimbangan suhu tubuh dalam rentang yang ideal. Suhu tubuh yang stabil ini sangat penting untuk mendukung berbagai fungsi vital tubuh agar dapat berjalan dengan optimal. Keberadaan suhu tubuh yang konstan memungkinkan kita untuk tetap aktif dan sehat dalam berbagai kondisi, baik di lingkungan yang dingin maupun panas.