Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Dibalik Retorika Efisiensi: Dampak Memprihatinkan Pemotongan Anggaran Pendidikan
24 Februari 2025 10:46 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Noki Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah Indonesia telah mengarahkan upaya efisiensi anggaran dengan memprioritaskan penyediaan makanan bergizi gratis bagi masyarakat. Kebijakan ini tentu saja bertujuan baik, yaitu untuk meningkatkan kesehatan dan gizi penduduk, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi ekonomi sulit. Namun, sayangnya, fokus yang terlalu besar pada sektor ini telah berdampak negatif pada sektor pendidikan yang tidak kalah pentingnya.
ADVERTISEMENT
Pemotongan anggaran pendidikan demi menutupi biaya program makanan bergizi gratis telah menyebabkan penurunan signifikan dalam kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah, terutama di daerah terpencil dan kurang berkembang, terpaksa mengurangi fasilitas dan pelayanan yang seharusnya diberikan kepada para siswa. Laboratorium yang rusak, buku pelajaran yang usang, serta kurangnya guru berkualitas menjadi pemandangan yang semakin sering ditemui.
Padahal, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat krusial bagi kemajuan bangsa. Tanpa pendidikan yang memadai, generasi muda Indonesia akan kesulitan bersaing di panggung global. Kondisi ini dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi di masa depan, karena hanya segelintir orang yang memiliki akses ke pendidikan berkualitas yang mampu mengubah nasib mereka.
Di sisi lain, program makanan bergizi gratis memang memberikan manfaat yang jelas dan segera terlihat. Namun, apakah manfaat jangka pendek ini sebanding dengan kerugian jangka panjang yang ditimbulkan akibat pengabaian sektor pendidikan? Pemerintah harus mempertimbangkan kembali kebijakan efisiensi anggaran yang mengorbankan pendidikan demi tujuan lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, langkah-langkah efisiensi anggaran seharusnya tidak hanya sebatas pemotongan biaya, tetapi juga mencakup pengelolaan anggaran yang lebih transparan dan akuntabel. Dengan demikian, dana yang dialokasikan untuk pendidikan dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan infrastruktur sekolah.
Pemerintah perlu menyadari bahwa pendidikan dan kesehatan adalah dua pilar utama dalam pembangunan manusia yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berpendidikan. Oleh karena itu, kebijakan efisiensi anggaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada sektor yang dikorbankan demi sektor lainnya.
Penting bagi pemerintah Indonesia untuk mengevaluasi kembali kebijakan anggaran mereka dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil benar-benar mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Efisiensi anggaran tidak seharusnya menjadi retorika kosong yang justru memperburuk keadaan, tetapi harus menjadi alat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.