Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Menumbuhkan Kesadaran Pajak: Mengapa Generasi Muda Harus Peduli?
8 Februari 2025 12:11 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Pratiwi Nova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi pajak (sumber : istockphoto.com)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkgnymd31a95g1ggst31qtjj.jpg)
ADVERTISEMENT
Pajak dan Generasi Muda
Sebagai bagian dari generasi Z yang dikelilingi oleh generasi milenial, saya sering mendengar mereka berbicara tentang pekerjaan, investasi, hingga kewajiban membayar pajak. Namun, sebagian besar dari kami masih menganggap pajak sebagai sesuatu yang jauh dari kehidupan kami, bahkan di kalangan milenial sendiri, tidak semuanya benar-benar paham tentang pajak. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran mengenai pentingnya pajak mulai berkembang, tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi agar pemahaman ini bisa meresap dengan baik di kalangan generasi muda.
ADVERTISEMENT
Pajak seringkali dianggap sebagai kewajiban yang tidak terlalu mendalam, sebuah biaya yang dipotong dari penghasilan tanpa ada pemahaman lebih lanjut mengenai bagaimana sistem ini bekerja dan bagaimana pajak digunakan. Bahkan bagi sebagian orang, pajak hanya dipandang sebagai bentuk “rampasan” oleh negara yang mengurangi pendapatan mereka tanpa memberikan manfaat yang terlihat langsung. Pemahaman yang terbatas ini sering menyebabkan rasa ketidakpedulian terhadap kewajiban pajak dan menciptakan jarak antara masyarakat dan negara.
Pajak dan Perannya dalam Pembangunan Negara
Salah satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa pajak bukan hanya kewajiban, tetapi juga bagian integral dari proses pembangunan nasional. Pajak yang dibayarkan oleh masyarakat adalah sumber pendanaan utama bagi negara untuk menyediakan berbagai layanan publik yang kita nikmati setiap hari, seperti infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan. Tanpa pajak yang cukup, negara akan kesulitan membiayai layanan-layanan ini, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas hidup kita semua.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pajak juga memainkan peran penting dalam memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi. Melalui sistem pajak progresif, di mana mereka yang berpenghasilan lebih tinggi membayar pajak lebih besar, distribusi kekayaan dan sumber daya di masyarakat dapat lebih merata. Pajak juga digunakan untuk mendanai program-program kesejahteraan sosial yang penting untuk membantu mereka yang kurang mampu.
Namun, meskipun peran pajak sangat penting, banyak dari kita—baik milenial maupun Gen Z—masih merasa kurang terhubung dengan proses ini. Banyak yang merasa bahwa pajak adalah hal yang terlalu teknis dan sulit untuk dipahami. Padahal, dengan pemahaman yang lebih baik tentang pajak, kita bisa menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar, berkontribusi pada kesejahteraan bersama, dan memiliki suara dalam bagaimana negara ini dikelola.
ADVERTISEMENT
Tingkat Pemahaman Pajak di Kalangan Generasi Muda
Menurut data dari Kementerian Keuangan tahun 2022, hanya 38% generasi muda yang merasa memiliki pengetahuan yang cukup tentang pajak. Ini menunjukkan bahwa kesadaran dan pemahaman tentang pajak di kalangan generasi muda masih sangat rendah. Hal ini bukan hanya masalah bagi generasi Z, tetapi juga generasi milenial yang lebih dulu memasuki dunia kerja.
Generasi muda saat ini memang belum sepenuhnya terkena kewajiban perpajakan secara langsung. Namun, cepat atau lambat, tanggung jawab itu akan datang, dan pada saat itu tiba, mereka harus siap untuk memahami sistem ini dengan baik. Keterbatasan informasi dan edukasi yang tidak memadai menjadi salah satu alasan mengapa banyak dari mereka masih merasa tidak terhubung dengan sistem perpajakan. Banyak yang belum tahu bagaimana pajak dihitung, apa yang menjadi dasar pemungutannya, dan bagaimana pajak itu digunakan oleh negara.
ADVERTISEMENT
Pajak dalam Perspektif Hukum Perpajakan
Pajak di Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). Undang-undang ini menjelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Sistem perpajakan di Indonesia diterapkan dengan prinsip self-assessment, di mana wajib pajak bertanggung jawab untuk mendaftar, menghitung, membayar, dan melaporkan pajaknya sendiri.
Penting untuk dipahami oleh generasi muda bahwa dalam sistem self-assessment, peran wajib pajak sangat besar. Wajib pajak harus secara aktif memahami ketentuan perpajakan, melaksanakan kewajibannya, dan memastikan bahwa pajak yang dibayarkan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ketentuan Penting dalam UU KUP yang Perlu Dipahami oleh Generasi Muda
ADVERTISEMENT
1. Kewajiban Mendaftarkan Diri (Pasal 2 ayat 1)
Setiap wajib pajak yang memenuhi syarat penghasilan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP adalah identitas yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.
2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak (Pasal 1 dan 12)
Selain kewajiban membayar pajak, wajib pajak juga memiliki hak, seperti hak untuk mengajukan keberatan jika merasa pajak yang dikenakan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Sanksi Administratif dan Pidana (Pasal 25 dan 38)
Bagi wajib pajak yang tidak mematuhi kewajibannya, ada sanksi administratif berupa denda, dan sanksi pidana bagi pelanggaran yang lebih berat.
4. Sistem Self-Assessment
Wajib pajak bertanggung jawab atas perhitungan dan pelaporan pajaknya sendiri. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang ketentuan perpajakan sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan yang bisa berujung pada sanksi.
ADVERTISEMENT
Mengapa Kesadaran Pajak di Kalangan Generasi Muda Masih Rendah?
Sebagai generasi muda, terutama milenial dan Gen Z, kami sering merasa bahwa pajak itu rumit dan memberatkan. Ada beberapa alasan mengapa kesadaran pajak di kalangan kami masih rendah.
1. Kurangnya Informasi yang Jelas
Sistem perpajakan di Indonesia dianggap terlalu teknis dan sulit dipahami, dengan banyak istilah yang asing seperti PKP (Penghasilan Kena Pajak), PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak), dan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan). Sosialisasi pajak yang ada cenderung formal dan tidak menarik, sering kali dilakukan dalam seminar atau brosur yang menggunakan bahasa teknis yang sulit dimengerti. Bahkan, banyak sekolah dan universitas yang belum memasukkan edukasi pajak dalam kurikulumnya, sehingga banyak di antara kami yang baru mengetahui kewajiban perpajakan setelah memasuki dunia kerja.
ADVERTISEMENT
2. Kepercayaan terhadap Pemerintah
Kepercayaan terhadap pemerintah juga turut mempengaruhi sikap masyarakat terhadap pajak. Maraknya kasus korupsi dan penggelapan pajak yang melibatkan pejabat negara membuat masyarakat merasa skeptis terhadap penggunaan pajak yang mereka bayarkan. Ada anggapan bahwa pajak hanya menguntungkan segelintir orang dan tidak benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat. Minimnya transparansi dalam pengelolaan pajak memperburuk situasi, karena masyarakat merasa tidak tahu ke mana uang pajak mengalir dan apakah benar-benar digunakan secara efektif.
3. Beban Pajak
Beban pajak sering terasa berat, terutama bagi generasi muda yang baru memulai karir. Banyak dari kami masih berusaha menyesuaikan keuangan pribadi, dengan cicilan pendidikan, biaya hidup, dan kebutuhan lainnya. Pajak sering dianggap sebagai beban tambahan yang mengurangi penghasilan, dan seringkali kami tidak memahami bagaimana sistem tarif pajak progresif bekerja atau bagaimana pajak sebenarnya mendukung distribusi kesejahteraan yang lebih adil.
ADVERTISEMENT
4. Proses Perpajakan yang Rumit
Proses pendaftaran NPWP, pelaporan SPT, dan pembayaran pajak sering kali membingungkan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali berurusan dengan pajak. Meskipun sudah ada aplikasi online seperti Coretax, yang seharusnya mempermudah proses tersebut, tetap ditemukan berbagai kendala yang dialami pengguna.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Meningkatkan Kesadaran Pajak?
Peningkatan kesadaran pajak di kalangan generasi muda tidak bisa hanya mengandalkan cara konvensional seperti seminar atau brosur. Dibutuhkan pendekatan yang lebih kreatif dan interaktif.
1. Edukasi Pajak yang Menarik
Pemerintah dan pihak terkait perlu menyampaikan informasi perpajakan dengan cara yang lebih santai dan mudah dipahami. Salah satu cara yang efektif adalah melalui platform digital seperti YouTube, TikTok, dan Instagram yang lebih akrab dengan generasi muda. Menggunakan influencer atau figur publik yang sudah dikenal di kalangan anak muda juga dapat meningkatkan daya tarik kampanye pajak.
ADVERTISEMENT
2. Transparansi Penggunaan Pajak
Untuk membangun kepercayaan masyarakat, terutama generasi muda, transparansi penggunaan pajak sangat penting. Pemerintah perlu lebih aktif dalam menunjukkan bagaimana uang pajak digunakan, misalnya dengan merilis laporan berkala yang mudah diakses oleh masyarakat. Pembuatan dashboard interaktif yang menampilkan penggunaan pajak dalam berbagai sektor secara real-time bisa menjadi langkah positif untuk meningkatkan transparansi.
3. Penyederhanaan Proses Perpajakan
Pemerintah harus memastikan bahwa sistem perpajakan, termasuk Coretax, lebih intuitif dan mudah digunakan. Penyederhanaan proses mulai dari pendaftaran NPWP hingga pelaporan SPT akan membantu generasi muda merasa lebih nyaman dan tidak takut untuk memenuhi kewajiban perpajakan mereka.
4. Insentif bagi Pekerja Muda
Pemerintah dapat memberikan insentif bagi pekerja muda atau pengusaha rintisan (startup) seperti potongan pajak atau program cashback. Ini akan menarik minat mereka untuk lebih peduli terhadap kewajiban pajak, sekaligus memberikan penghargaan kepada mereka yang taat pajak.
ADVERTISEMENT
5. Pendidikan Pajak dalam Kurikulum
Edukasi tentang pajak harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional, agar siswa sejak dini memahami pentingnya perpajakan dan bagaimana pajak berperan dalam pembangunan negara.
Saatnya Generasi Muda Bergerak
Generasi muda memiliki peran penting dalam masa depan negara ini. Kita harus mulai memahami dan peduli terhadap pajak, bukan hanya sebagai kewajiban yang memberatkan, tetapi sebagai kontribusi kita untuk masa depan bersama. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pajak, kita bisa berperan dalam pembangunan negara dan menciptakan perubahan positif yang akan dirasakan oleh generasi mendatang.
Pajak bukan hanya soal uang yang dipotong dari penghasilan kita, tetapi juga soal investasi sosial yang mendukung kelangsungan hidup bersama. Oleh karena itu, mari kita mulai bergerak dengan memahami pentingnya pajak dan ikut serta dalam memperbaiki sistem perpajakan yang ada demi masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT