Mengenal SKILAS: Skrining Mudah dan Sederhana untuk Mengukur Kesehatan Lansia

Nopryan Ekadinata
Dosen Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Kunjungi saya di dinatanotes.web.id
Konten dari Pengguna
14 Februari 2024 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nopryan Ekadinata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lansia mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan. Photo by Mufid Majnun https://unsplash.com/@mufidpwt  (Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Lansia mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan. Photo by Mufid Majnun https://unsplash.com/@mufidpwt (Unsplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia telah masuk ke fase populasi menua. Hal ini ditandai dengan proporsi penduduk lansia yang mencapai 10% lebih. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa proporsi lansia, penduduk usia 60 tahun ke atas, telah mencapai 17,08% pada tahun 2023. Data ini sangat mencolok apabila dibandingkan dengan proporsi lansia tahun 2010 yang hanya mencapai 7,59%. Usia harapan hidup penduduk Indonesia, berdasarkan data BPS tahun 2022, juga meningkat menjadi 71,8 tahun. Namun, peningkatan ini sayangnya diikuti dengan peningkatan lansia dengan penyakit kronis. Untuk itu, perlu ada upaya khusus sebagai upaya monitoring dan upaya pengambilan keputusan dalam mengupayakan lansia yang lebih sehat dan hidup yang lebih berkualitas.
ADVERTISEMENT
Apa itu SKILAS?
Dalam rangka Hari Raya Lanjut Usia Nasional, Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia, Kementerian Kesehatan RI mengadakan webinar pada Desember 2023. Webinar tersebut mengusung tema Lansia Smart dengan SKILAS. Webinar yang dapat disaksikan pada kanal youtube Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia tersebut menjelaskan metode Skrining Lansia Sederhana atau SKILAS. Metode sederhana tersebut ditujukan untuk mengetahui risiko penurunan enam kapasitas intrinsik lansia. Ini dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat ataupun kader kesehatan.
Lantas, apakah yang dimaksud dengan metode SKILAS tersebut. Secara sederhana, instrumen SKILAS ini bertujuan untuk mengetahui secara dini risiko penurunan kapasitas kognitif, keterbatasan mobilisasi fisik, malnutrisi, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan gejala depresi. Alur pemeriksaan kesehatan lansia sederhana ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07./MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer. Berdasarkan KMK tersebut, apabila terdapat minimal 1 penurunan kapasitas intrinsik maka lansia tersebut perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan primer, khususnya Puskesmas.
ADVERTISEMENT

Cara melakukan skrining sederhana dengan SKILAS

Skrining sederhana ini mengukur 6 kondisi prioritas yang digunakan untuk mengetahui adanya penurunan kapasitas intrinsik pada kelompok lansia. Terdapat beberapa komponen pertanyaan yang menjadi fokus skrining ini.
Ilustrasi pengisian formulir. Photo by Unseen Studio on Unsplash
Dalam tahap ini, lansia akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui kapasitas fungsi kognitifnya. Lansia akan diminta untuk mengingat tiga kata benda dan orientasi waktu (tanggal dan lokasi saat ini).
Lansia akan diminta untuk duduk dan berdiri, tanpa menggunakan bantuan tangan, pada kursi yang telah disiapkan. Diharapkan, lansia dapat duduk dan berdiri sebanyak 5 kali dalam 14 detik.
Lansia akan memperoleh pemeriksaan terkait risiko malnutrisi. Ini dilakukan dengan beberapa pertanyaa, diantaranya yang berhubungan dengan penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan pengukuran lingkar lengan.
ADVERTISEMENT
Pemriksa dapat melakukan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui fungsi indra penglihatan lansia. Pemeriksa akan berjalan 20 langkah (6 meter) menjauhi lansia. Kemudian pemeriksa akan menunjukkan 3 angka dengan menggunakan jarinya. Pemeriksaan ini dinyatakan normal atau tidak ada gangguan jika lansia dapat 3 kali menjawab dengan benar.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara pemeriksa berbisik di telinga kiri dan kanan lansia.
Pada tahap ini pemeriksa akan bertanya tentang pengalaman sedih dan terkait kehilangan pada lansia dalam 14 hari terakhir.
Pemeriksaan ini sangat mudah diaplikasikan oleh keluarga pengasuh lansia. Melalui pemeriksaan ini, keluarga dapat lebih teliti dalam memperhatikan perkembangan kesehatan lansia. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat dilakukan dengan mudah oleh kader kesehatan. Berdasarkan kebijakan di atas, lansia dapat dirujuk ke Puskesmas apabila ditemukannya minimal 1 gangguan di atas ke Puskesmas. Ini diharapkan lansia segera mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
Referensi: