Konten dari Pengguna

Fluktuasi Harga Bahan Baku, Tantangan Utama dalam Mengelola Harga Pokok Proses

Nor Ifani Khoirun Nisa
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Negeri Semarang
1 Desember 2024 13:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nor Ifani Khoirun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Strategi Efektif untuk Mengelola Harga Pokok Produksi di Tengah Fluktuasi

Ilustrasi kenaikan harga pexels.com/Tima Miroshnichenko
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kenaikan harga pexels.com/Tima Miroshnichenko
ADVERTISEMENT
Dalam dunia bisnis, menjaga kestabilan harga pokok produksi menjadi tantangan besar, terutama bagi perusahaan yang memproduksi barangnya secara massal dan bergantung pada bahan baku yang mudah berfluktuasi harganya. Harga pokok produksi adalah inti dari seluruh strategi penetapan harga dan keuntungan perusahaan, sehingga setiap kenaikan atau penurunan pada komponen ini dapat membawa dampak signifikan. Misalnya, dalam industri makanan olahan roti, fluktuasi harga bahan baku seperti gandum, gula dan mentega dapat memberikan dampak langsung pada biaya produksi. Namun, apa yang terjadi ketika harga bahan baku, sebagai elemen penting dalam biaya produksi, terus mengalami perubahan?
ADVERTISEMENT
Fluktuasi harga bahan baku kerap kali tak terhindarkan, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti perubahan nilai tukar, permintaan global, perubahan iklim hingga kondisi geopolitik.
ADVERTISEMENT
Ketidakstabilan ini tidak hanya membebani perencanaan anggaran, tetapi juga membuat perusahaan harus memilih antara menaikkan harga jual atau menanggung penurunan keuntungan. Di sinilah pentingnya stabilitas bahan baku untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa strategi dapat diterapkan oleh perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif dari fluktuasi ini, sekaligus memastikan proses produksi tetap efisien dan mendukung keberlanjutan bisnis. Cara yang bisa dilakukan adalah seperti melakukan kontrak jangka panjang dengan pemasok sebagai upaya mendapatkan harga yang lebih stabil, melakukan diversifikasi sumber bahan untuk mengurangi risiko ketika ada gangguan pasokan dari satu sumber, pengelolaan persediaan strategis dengan membeli dan menyimpan persediaan dalam jumlah besar sebagai upaya perlindungan kenaikan harga serta penggunaan teknologi analitik dan pemantauan pasar untuk memprediksi tren harga bahan baku. Strategi ini bukan hanya mengamankan kestabilan biaya produksi, tetapi juga memberikan ruang bagi perusahaan untuk berfokus pada inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Fluktuasi harga bahan baku yang tak terkendali dapat menggerus margin keuntungan perusahaan secara signifikan, terutama jika perusahaan harus menanggung kenaikan biaya tanpa menaikkan harga jual. Ketika biaya produksi meningkat karena harga bahan baku naik, sementara harga jual produk tetap demi menjaga daya saing, keuntungan yang diperoleh dari setiap unit produk menjadi lebih kecil. Semakin kecil margin keuntungan, semakin sulit bagi perusahaan untuk berinvestasi pada inovasi, pengembangan produk, atau strategi pertumbuhan lainnya, yang bisa mengancam keberlanjutan bisnis jangka panjang. Dalam jangka panjang, jika hal ini dibiarkan terjadi secara terus menerus akan dapat melemahkan daya saing perusahaan, karena biaya produksi yang tinggi membatasi kemampuan untuk menawarkan harga kompetitif di pasar. Selain itu, ketidakpastian harga bahan baku juga mengancam keberlanjutan bisnis, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki strategi adaptif.
ADVERTISEMENT
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perusahaan perlu menerapkan strategi dan berfokus pada keberlanjutan dengan mengelola sumber daya dan biaya secara efisien serta berinvestasi pada strategi jangka panjang untuk menjaga stabilitas biaya produksi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk tetap tangguh dalam menghadapi fluktuasi pasar, melindungi margin keuntungan, dan menjaga pertumbuhan di tengah tantangan yang ada.