Wanita Milenial

Nor Kasyifah Kamaliya
Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan
Konten dari Pengguna
28 September 2022 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nor Kasyifah Kamaliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kembali berbicara tentang wanita. Membahas wanita tentu tidak ada habisnya. Tuhan menciptakan wanita dengan sifatnya yang lembut dan peka terhadap keadaan sekitar. Dalam Islam dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Jika ia dipaksa lurus, tentu ia akan patah. Itulah mengapa wanita memiliki sifat perasa. Satu kalimat yang diucapkan dengan nada kasar saja dapat membuatnya tidak tenang semalam suntuk.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana tertulis dalam artikel sebelumnya bahwa wanita berhak berkontribusi dalam segala hal tanpa terikat dengan kodrat, wanita juga boleh ikut andil dalam jenis kepemimpinan apapun. Allah berfirman dalam al-Qur’an surah an-Nisa’ ayat 34 yang berbunyi, “arrijalu qawwamuna ala an nisa’...”, laki-laki adalah pelindung atau pemimpin bagi perempuan. Kata pemimpin dalam konteks ayat tersebut bukanlah pemimpin yang biasa kita dengar, karena dalam sambungan ayat tersebut menjelaskan tentang pemberian nafkah seorang suami terhadap istrinya. Dengan demikian, kepemimpinan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kepemimpinan dalam kehidupan berumah tangga. Hal ini sesuai dengan penafsiran Buya HAMKA dalam kitabnya Tafsir Al Azhar.
Perempuan juga boleh muncul ke permukaan, menjadi pemimpin dari tiap-tiap golongan sebagai bentuk terwujudnya kesetaraan gender yang baik di era kontemporer ini. Saya sangat tidak setuju dengan bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang sedang marak beredar saat ini, ketika perempuan dilarang melakukan ini dan itu dengan alasan “ini bukanlah pekerjaan perempuan”.
ADVERTISEMENT
Partai-partai, bahkan golongan-golongan dalam dunia keagamaan maupun kemasyarakatan pun banyak diketuai oleh laki-laki. Dimana perempuan-perempuan hebat dan cerdas yang mampu maju menjadi pemimpin bangsa ini?. Mengapa yang banyak ditemukan justru perempuan-perempuan yang tidak malu mengumbar harga dirinya di beragam media sosial.
Dimana wanita-wanita yang mau melawan persepsi masyarakat tersebut?.
Jika bukan kita, lalu siapa?.