Konten dari Pengguna

Cantik Itu Ada Apanya, Bukan Apa Adanya

Norma Aida Pratiwi
Pelajar SMA Muhammadiyah 2 Wuluhan Jurusan Matematika dan Ilmu pengetahuan
22 Oktober 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Norma Aida Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang, standar kecantikan sering kali dikaitkan dengan penampilan fisik yang sempurna. Namun, bagi seorang muslimah, kecantikan adalah sesuatu yang tidak tumbuh dari lahiriah saja. Melainkan berakar dari jiwa yang tenang, kemampuan, dan karakter yang mampu berkontribusi nyata dalam kehidupan. Bahkan dalam pandangan Islam, perempuan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang penuh dengan keistimewaan. Hal ini diakui dengan kedudukan perempuan sebagai perhiasan paling berharga yang layak dijaga.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang muslimah yang hidup di era modern, kita dituntut untuk memainkan berbagai peran dalam segala bidang, mulai dari pendidikan hingga karir internasional. Seorang muslimah yang terus berusaha meningkatkan kualitas diri dengan belajar, bekerja, dan berkarya menunjukkan bila kecantikan itu berasal dari kemauan. Allah SWT. menegaskan bila mencari ilmu adalah kewajiban. Karena sejatinya kecantikan tidak hanya sesuatu yang mampu ditatap oleh kedua mata saja, melainkan suatu perpaduan yang berasal dari kecantikan hati dan kemampuan untuk berdaya. Dalam dunia yang penuh standarisasi, seorang muslimah yang berprestasi di akademik, memiliki jiwa sosial yang tinggi, karakter yang baik, hingga mampu aktif di berbagai kegiatan seperti bisnis dan organisasi, mampu menjadi definisi bila kecantikan adalah progres dari apa yang mereka capai.
ADVERTISEMENT
Seorang muslimah yang berwawasan luas serta mandiri finansial menjadi salah satu aspek yang menonjol. Pribadi yang cerdas dan memiliki pemikiran yang matang membentuk karakter kepemimpinan yang baik hingga melahirkan perspektif bila kecantikan itu harus ada isinya, yakni kemampuan dan prinsip dalam berkontribusi. Karakter yang baik juga menjadi pilar utama. Dalam berkehidupan, kita diciptakan saling berdampingan dan sebagai makhluk sosial. Jiwa yang bersih dan karakter yang baik mampu menjadi investasi dalam menjaga tali silaturahmi. Dalam Islam, kerendahan hati, kesederhanaan, dan rasa kepedulian adalah kecantikan yang hakiki. Sebagaimana pepatah pernah mengatakan, "kecantikan fisik bisa memudar, namun keindahan hati dan budi pekerti akan terus terpancar seiring bertambahnya usia".
Oleh karena itu, definisi cantik tidak hanya terikat oleh sesuatu yang mampu dilihat, melainkan kecantikan yang sejati adalah bentuk cerminan kualitas diri secara menyeluruh, mulai dari inner beauty hingga outer beauty. Namun meski demikian, kecantikan luar hanyalah sebagai pelengkap, bukan inti dari seorang muslimah. Dari sini, kita mampu mengambil poin bila kecantikan yang sejati itu membutuhkan substansi dalam berkontribusi dan bukan hanya atribut fisik.
ADVERTISEMENT