Konten dari Pengguna

Peran Gadis Dayak di Kalimantan Tengah: Pelestarian Budaya dan Keberlanjutan

Normery Andani
Mahasiswi Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, Kalimantan Tengah
9 Oktober 2023 10:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Normery Andani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gadis Dayak, Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gadis Dayak, Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Kehidupan sehari-hari gadis Dayak mencakup berbagai aspek penting dalam budaya mereka. Pertama, dalam bidang pendidikan, gadis Dayak sering memiliki keterbatasan akses ke pendidikan formal di daerah pedalaman. Namun, mereka menerima pendidikan tradisional yang sangat berharga, yang mencakup pengetahuan budaya, keterampilan bertahan hidup, dan nilai-nilai masyarakat Dayak. Pendidikan ini sering disampaikan melalui narasi, lagu, dan tarian, menjadikannya fondasi kuat dalam pelestarian budaya. Selanjutnya, dalam hal pertanian dan pengumpulan, gadis Dayak aktif terlibat dalam praktik pertanian ladang berpindah yang berkelanjutan. Mereka memainkan peran sentral dalam menanam dan mengumpulkan hasil panen, berperan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan, serta menjaga pengetahuan tentang tanaman obat-obatan tradisional. Terakhir, keterampilan kerajinan juga menjadi bagian integral dari kehidupan gadis Dayak. Mereka mempelajari keterampilan seperti anyaman, tenunan, dan ukiran kayu, yang bukan hanya pekerjaan sehari-hari, tetapi juga merupakan bentuk seni yang memegang peran penting dalam mempertahankan budaya Dayak yang kaya. Semua ini mencerminkan peran penting gadis Dayak dalam menjaga kekayaan budaya dan keberlanjutan masyarakat mereka.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Gadis Dayak Dalam Peran Pentas Seni, Foto: Dokumentasi Pribadi
Peran gadis Dayak dalam menjaga keberlanjutan budaya dan ekologi adalah aset berharga dalam dunia yang terus berubah. Mereka adalah penjaga pengetahuan dan kebijaksanaan tradisional yang diperlukan untuk menjaga ekosistem hutan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Normery Andani, mahasiswi Sejarah Peradaban Islam IAIN Palangka Raya