Konten dari Pengguna

Model Pembangunan Unik Tiongkok: Antara Kapitalisme Negara dan Pasar Bebas

Benidictus Nosa Anggita Krisnawan
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
5 Desember 2024 20:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benidictus Nosa Anggita Krisnawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembangunan Ekonomi China/Sumber foto: shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan Ekonomi China/Sumber foto: shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Tiongkok, negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dan ekonomi kedua terbesar setelah Amerika Serikat, telah menunjukkan transformasi ekonomi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Model pembangunan yang diterapkan oleh negara ini menjadi topik yang menarik untuk dianalisis. Di satu sisi, Tiongkok mengadopsi prinsip kapitalisme negara yang mengedepankan kontrol pemerintah terhadap sektor strategis. Di sisi lain, mereka juga mengintegrasikan elemen-elemen pasar bebas dalam perekonomian mereka, menciptakan sebuah model pembangunan yang disebut sebagai "kapitalisme negara". Model ini merupakan perpaduan yang unik antara peran negara yang kuat dan mekanisme pasar yang lebih terbuka.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Model Pembangunan Tiongkok
Model pembangunan Tiongkok tidak terlepas dari sejarah panjang perjuangan politik dan ekonomi negara ini. Setelah revolusi Tiongkok pada 1949, Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dipimpin oleh Mao Zedong menerapkan sistem ekonomi terpusat yang berlandaskan pada ideologi sosialisme. Pada masa itu, industri dan agrikultur dikontrol penuh oleh negara, dan pasar bebas hampir tidak ada. Namun, kebijakan ini terbukti tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi rakyat Tiongkok, yang menyebabkan kegagalan pada banyak sektor ekonomi, termasuk kelangkaan barang-barang konsumen dan stagnasi pertumbuhan.
Perubahan besar pertama dalam model ekonomi Tiongkok dimulai pada akhir 1970-an, ketika Deng Xiaoping, pemimpin Tiongkok saat itu, memulai serangkaian reformasi ekonomi yang mengarah pada peralihan dari ekonomi terencana menuju ekonomi yang lebih terbuka dan berbasis pasar. Deng mengenalkan konsep "sosialisme dengan karakteristik Tiongkok", yang berarti Tiongkok akan tetap berada di bawah kendali Partai Komunis, tetapi memperbolehkan elemen pasar dalam perekonomian.
ADVERTISEMENT
Kapitalisme Negara: Peran Negara dalam Ekonomi
Salah satu ciri khas utama model pembangunan Tiongkok adalah keberadaan kapitalisme negara. Negara Tiongkok masih memegang kendali yang sangat besar atas perekonomian, meskipun sektor swasta juga berkembang pesat. Pemerintah Tiongkok mengelola sejumlah besar perusahaan milik negara (BUMN) yang beroperasi di sektor-sektor penting seperti energi, telekomunikasi, transportasi, dan perbankan. BUMN ini memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang dianggap prioritas oleh pemerintah.
Tiongkok juga terkenal dengan kebijakan industri yang agresif, seperti subsidi bagi perusahaan-perusahaan domestik untuk mendorong mereka bersaing dengan perusahaan internasional. Salah satu contoh paling nyata adalah kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sektor teknologi, di mana perusahaan-perusahaan seperti Huawei, Alibaba, dan Tencent menerima dukungan besar dari pemerintah dalam bentuk investasi, kebijakan pajak yang menguntungkan, serta perlindungan dari persaingan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah Tiongkok memiliki kontrol yang ketat atas sektor keuangan, yang melibatkan pengaturan yang ketat terhadap aliran modal asing dan pengelolaan mata uang yuan. Meskipun Tiongkok telah membuka pasar saham dan investasi asing, namun kontrol terhadap sektor keuangan ini tetap menjadi instrumen penting dalam kebijakan ekonomi negara.
Pasar Bebas: Peran Swasta dan Globalisasi
Di sisi lain, Tiongkok juga memperkenalkan unsur pasar bebas dalam model ekonominya, terutama dalam sektor industri dan perdagangan. Sejak 1978, pemerintah Tiongkok mendorong perkembangan sektor swasta dan asing, membuka lebih banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi dan beroperasi di Tiongkok. Kota-kota besar seperti Shenzhen berkembang pesat sebagai pusat manufaktur dan teknologi, menarik perusahaan-perusahaan besar dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Salah satu langkah penting dalam membuka pasar bebas adalah pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) seperti di Shenzhen, yang memungkinkan Tiongkok menarik investasi asing langsung (FDI) dan mendorong inovasi industri. Keberhasilan kawasan ini berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok dan meningkatkan daya saing negara ini dalam pasar global.
Selain itu, Tiongkok juga aktif dalam menjalin hubungan perdagangan internasional, menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001. Dengan bergabung dalam WTO, Tiongkok berkomitmen untuk mengurangi hambatan perdagangan dan membuka sektor-sektor tertentu bagi pasar global. Hal ini memberi dorongan bagi ekspor Tiongkok yang terus berkembang pesat, menjadikan negara ini sebagai "pabrik dunia" dan kekuatan ekonomi utama dalam perdagangan internasional.
Tantangan dan Kritik terhadap Model Tiongkok
ADVERTISEMENT
Meskipun model pembangunan ini telah terbukti sangat berhasil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Tiongkok, tidak sedikit kritik yang muncul. Salah satunya adalah ketimpangan ekonomi yang semakin besar antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelas-kelas sosial yang berbeda. Meskipun kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen berkembang pesat, banyak wilayah pedesaan di Tiongkok yang masih tertinggal.
Selain itu, pengaruh besar negara dalam ekonomi juga menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi dan efisiensi. Banyak pengamat yang menganggap bahwa pengaruh negara yang begitu kuat dapat menghambat inovasi dan menciptakan distorsi pasar yang merugikan. Selain itu, kebijakan pemerintah yang proteksionis dan campur tangan yang sangat besar dalam ekonomi sering kali dikritik oleh negara-negara Barat, yang melihatnya sebagai bentuk ketidakadilan dalam perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Model pembangunan Tiongkok, yang menggabungkan kapitalisme negara dengan pasar bebas, merupakan pendekatan yang sangat unik dan berbeda dari model ekonomi kapitalis yang diterapkan di negara-negara Barat. Keberhasilan Tiongkok dalam mengelola keseimbangan antara kontrol negara dan pasar bebas telah memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi global. Meskipun ada tantangan dan kritik terhadap kebijakan-kebijakan tertentu, model ini tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak negara berkembang yang ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat. Tiongkok, dengan segala keunikan dan kompleksitas model pembangunannya, akan terus menjadi kekuatan besar di panggung ekonomi dunia.