Konten dari Pengguna

Mengembangkan Kecerdasan Moral (Jurnal Pendidikan Amerika) PGSD UNJ

Nova Pebriyani
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
20 Oktober 2024 3:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nova Pebriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
PENDAHULUAN
Pada jurnal tersebut yang berjudul dalam Bahasa Indonesia “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Melalui Prinsip Tematik dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasaan Moral (Studi Kualitatif di SD Laboratorium PGSD FIP UNJ 2010)” berisikan pendahuluuan. Permasalahan dalam Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar adalah proses pembelajaran yang belum tepat, sehingga belum memenuhi harapan sebagai muatan tata nilai yang diharapkan dapat terinternalisasi pada diri siswa. Situasi pembelajaran terkesan sangat kaku, kurang mudah, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih menonjol. Guru mengajar lebih banyak mengejar target yang melihat-lihat pada nilai ujian akhir, lalu disamping itu masih menggunakan model umum yang membosankan. Pembelajaran pendidikan moral hanya dipelajari secara kognitif sedangkan sikap siswa terhadap sesama dan masyarakat sekitar bukan untuk dipelajari (Nurhasanah dan Nadiroh 2015:1).
ADVERTISEMENT
Salah satu usaha perubahan tersebut adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis tematik pada PKn di kelas 1 sekolah dasar. Tentunya hal ini sesuai dengan perkembangan kenyataan siswa itu sendiri yang sedang berada pada masa perkembangan yang unik, dimana siswa memandang sesuatu yang dipelajarinya bersifat holistik (utuh dan terpadu). Karena pada kenyataannya pembelajaran PKn masih belum optimal yang berbasis pada pendekatan tematik yang dilakukan oleh guru.
Kecenderungan Realitas Moral
Setiap manusia pasti memerlukan suatu kemampuan agar mampu bersikap baik atau buruk. Menurut pendapat (Borba dalam Nurhasanah dan Nadiroh 2015), kemampuan tersebut adalah kemampuan untuk memahami hal yang benar dan salah serta memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan hal tersebut yang disebut dengan kecerdasan moral. Kecerdasan moral tersebutlah yang nantinya dapat menjadikan seseorang mampu berperilaku baik dan benar serta bermartabat. Namun keyakinan etika yang kuat tersebut perlu ditumbuhkembangkan, sehingga dapat menjadi suatu kemampuan yang cerdas dalam melakukan tindakan moral, bahkan dapat dipelajari melalui proses pendidikan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Selanjtnya membangun kecerdasan moral dalam diri siswa dapat ditumbuhkan melalui tujuh manfaat utama yaitu empati, hati nurani, pengendalian diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi, dan keadilan. Manfaat-manfaat itulah yang menjadikan manusia berkualitas. Dari ketujuh manfaat utama tersebut diharapkan akan dapat tumbuh dan berkembang dalam proses yang terjadi selama manusia menjalani kehidupan. Dengan tumbuh kembangnya ketujuh manfaat utama tersebut, manusia dapat mencapai kecerdasan moral dalam dirinya sehingga akan melindungi dirinya dengan harapan agar tetap menjadi manusia yang baik dan bermoral.
Jadi, kecerdasan moral merupakan suatu kemampuan yang diwujudkan melalui gagasan moral dan tindakan untuk membedakan yang benar dan yang salah. Dengan tujuan untuk membentuk dan mengembangkan kemampuan agar mampu berfikir secara benar sesuai dengan nilai moral yang diyakini, sebelum melakukan moral yang benar dan pada akhirnya akan terbentuk karakter yang kuat dalam diri seseorang.
ADVERTISEMENT
METODOLOGI
Dalam penelitian jurnal tersebut dilakukan di Laboratorium Sekolah Dasar PGSD FIP UNJ, pada kelas 1. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun ajaran 2009/2010 di kelas 1 semester 2, bulan Februari-Juni 2010. Subjek penelitiannya adalah siswa dan guru kelas 1 Laboratorium Sekolah Dasar PGSD FIP UNJ. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode kualitatif dengan teknik deskriptif eksploratif, Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dimana peneliti akan melakukan observasi partisipasi, wawancara mendalam dengan guru tentang proses pembelajaran PKn berbasis tematik yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan moral siswa terutama rasa hormat dan empati di kelas 1 Sekolah Dasar Laboratorium PGSD FIP UNJ.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ADVERTISEMENT
Adapun hasil dari pembahasaan dalam jurnal “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Melalui Prinsip Tematik dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasaan Moral (Studi Kualitatif di SD Laboratorium PGSD FIP UNJ 2010)” adalah gambaran mengenai kecerdasan moral khususnya rasa hormat dan empati siswa kelas 1 SD Laboratorium PGSD FIP UNJ, yang pada awalnya siswa belum mampu mengembangkannya, namun setelah melalui proses pembelajaran PKn berbasis tematik, sebagian besar siswa secara umum telah mampu mengembangkan kecerdasan moral khususnya rasa hormat dan empati, kecuali siswa berkebutuhan khusus. Mengingat siswa kelas 1 SD dalam penelitian ini mengikuti pembelajaran pada awal semester 2, sehingga pada dasarnya mereka belum mampu mengembangkan rasa hormat dan empati sendiri. Dalam diri siswa, rasa hormat dan empati masih merupakan sesuatu yang dibawa oleh siswa dari rumah yang merupakan hasil dari pola asuh orang tuanya. Namun setelah melalui proses pembelajaran tematik PKn, siswa sudah mampu mengembangkan rasa hormat dan empati sebagai bagian dari kecerdasan moral.
ADVERTISEMENT
Kemampuan mengembangkan sikap hormat terlihat dari kemampuan siswa dalam menaati tata tertib di kelas dan sekolah, seperti: membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuat keributan di kelas saat pembelajaran berlangsung, mengikuti upacara bendera, memakai topi lengkap dan dasi pada hari senin saat upacara bendera, memakai seragam sesuai jadwal. Sedangkan kemampuan mengembangkan sikap empati terlihat dari kemampuan siswa dalam berempati dengan teman dan guru, seperti: menolong teman tanpa pamrih, menerapkan kebersamaan dan kasih sayang pada teman saat makan bersama dan tidak mengganggu teman baik di kelas maupun di sekolah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan moral siswa khususnya rasa hormat dan empati melalui pembelajaran berbasis tematik pada PKn, ada dua macam faktor, yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukungnya adalah: kurikulum yang indikatornya mudah terkait dengan berbagai mata pelajaran; guru yang terbiasa dengan pembelajaran tematik; buku yang tersedia cukup banyak; dan siswa yang senang dengan situasi bermain dalam pembelajaran tematik. Yang menjadi faktor penghambatnya adalah: kurikulum, belum menentukan indikator yang sesuai dengan pembelajaran tematik yang dilaksanakan; buku, dimana materi masih terpisah-pisah dan kadang acak; siswa, yang menganggap pembelajaran harus satu persatu yang dipanggil dan dikerjakan tidak terpadu dalam tematik; media yang sesuai dengan pembelajaran PKn sulit ditemukan.
ADVERTISEMENT
KESIMPULAN
Terakhir dalam penelitian tersebut terdapat kesimpulan. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis tematik pada PKn di kelas 1 SD di Laboratorium PGSD FIP UNJ, siswa lebih mudah memahami materi yang berkaitan karena pembelajaran tematik menyajikan keterkaitan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya secara utuh dan beragam dalam beberapa kegiatan. Di dukung dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik seperti gambar berwarna dan foto. Melalui media pembelajaran yang digunakan guru, membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, lebih konkrit dalam mencontohkan sikap menghargai dan empati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kondisi pembelajaran seperti itu, akan mampu meningkatkan kecerdasan moral siswa khususnya sikap menghargai dan empati.
Untuk empati, lebih dikembangkan pada diri siswa itu sendiri. Melalui pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan empati seperti kerja sama dan diskusi. Begitu pula bagi siswa berkebutuhan khusus. Disamping itu melalui pembiasaan dan model pembelajaran yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung, interaksi, dan adanya kegiatan yang menyenangkan selama proses pembelajaran. Semua itu terjadi dalam proses pembelajaran PKn berbasis tematik yang dilaksanakan di kelas 1 SD di Laboratorium PGSD FIP UNJ.
ADVERTISEMENT
Dosen Pengampu: Ibu Maolidah M.Psi