Konten dari Pengguna

Perkembangan Konsep Diri, Moral, Nilai, dan Sikap

Nova Pebriyani
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
20 Oktober 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nova Pebriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sejalan dengan perkembangan aspek-aspek psikologis lainnya. Konsep diri ini mengacu pada bagaimana seseorang memahami dirinya sebagai pribadi ketika ia dihadapkan dengan tugas-tugas yang diberikan padanya untuk berkembang. Seperti jika seseorang dihadapkan pada tantangan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggung jawab yang harus mereka selesaikan, mereka akan berusaha mendefinisikan diri.
ADVERTISEMENT
Dalam mempelajari berbagai pendapat tentang konsep diri, terdapat dua aspek yang perlu dipahami, yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Diri dari Aspek Deskriptif dan Evaluatif.
Deskriptif diri dan evaluatif diri harus dipahami secara utuh dalam kaitannya dengan hakikat diri yang dihadapkan dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawab dalam upaya aktualisasi diri yang (tentunya) sesuai dengan potensi diri. Jadi aspek deskriptif berkenaan dengan gambaran diri sebagaimana adanya, sedangkan aspek evaluatif berkenaan dengan penilaian diri yang menyangkut kemampuan untuk memahami hakikat diri secara objektif.
2. Konsep Diri Secara Empiris.
Ada beberapa asumsi yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisis konsep diri sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Moral
Istilah Moral berasal dari kata latin "Mos, Moris, dan Mores", yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan, nilai-nilai atau tata cara dalam kehidupan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi atau kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku karena moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah.
Tahap perkembangan moral menurut Piaget dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tahap yang terjadi pada usia 4-7 tahun, disebut sebagai tahap Realisme Moral (Pra-Operasional).
ADVERTISEMENT
2. Tahap kedua, terjadi pada usia 7-10 tahun. Tahap ini disebut sebagai masa transisi (Konkret-Operasional).
3. Terakhir, tahap ketiga terjadi ketika manusia berusia 11 tahun ke atas.
Sikap
Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mendireksi, dan memengaruhi perilaku. Sikap diekspresikan ke dalam kata-kata atau tindakan hasil reaksi terhadap objek, baik orang, peristiwa, situasi, dan lain sebagainya. Menurutnya Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psychology Sikap yaitu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan suatu cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga atau persoalan tertentu.
Nilai
Dengan demikian, dapat ditarik konklusi mengenai hubungan moral, nilai dan sikap dalam perkembangannya, bahwa nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu, moral merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari, sedangkan sikap merupakan predisposisi atau kecenderungan individu untuk merespons terhadap suatu objek atau sekumpulan objek sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang ada dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem nilai yang dimiliki, individu akan menentukan prilaku mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindarkan. Ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang mendasarinya.
Kesimpulan
Nilai merupakan tatanan tertentu atau kriteria di dalam diri individu yang dijadikan dasar untuk mengevaluasi suatu sistem tertentu. Moral merupakan tatanan perilaku yang memuat nilai-nilai tertentu untuk dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu lain/ kelompok/masyarakat. Sikap merupakan sistem yang bersifat menetap dari komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Dengan demikian, hubungan ketiganya dapat disimpulkan sebagai berikut. Sistem nilai yang dimiliki individu akan menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindarkan. Ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang mendasarinya.
ADVERTISEMENT