Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Iklan di dalam Film, Efektif atau Parasit?
7 April 2022 20:52 WIB
Tulisan dari Nova Yustika Putri Sinaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jalannya suatu film pasti tidak terlepas dari biaya produksi. Biaya produksi yang besar tentu akan tertutup dengan iklan atau sponsor. Film membutuhkan sponsor untuk jalannya produksi dan sponsor membutuhkan film sebagai media promosi.
ADVERTISEMENT
Tentunya ada berbagai hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan agar harapan dan tujuan masing-masing tim sponsor dapat tercapai.
Keuntungan bagi tim sponsor dapat terakumulasi jika film yang dituju memiliki genre yang disukai oleh masyarakat. Makin disukai dan populernya genre film, makin tim sponsor mengetahui seberapa banyak masyarakat akan melihat produk yang ditampilkan.
Keaslian produk yang ditampilkan juga harus diperhatikan. Penempatan produk pada alur film tentu harus terlihat alami, dan berhubungan dengan jalan cerita film agar penonton dapat tetap menikmati film serta merasakan tindakan persuasi.
Intensitas durasi yang menampilkan produk sponsor juga memengaruhi ingatan penonton. Makin sering produk tersebut muncul, makin akan lebih diingat oleh penonton. Di samping memperhatikan penyebab internal, penyebab eksternal yaitu latar belakang pengetahuan masyarakat mengenai product placement juga memegaruhi tindakan persuasi.
ADVERTISEMENT
Kegagalan untuk memersuasi penonton seringkali terjadi karena cara media film yang tidak mempromosikan sebuah merek dengan alami dan natural.
Ketidaksesuaian fungsi produk dengan alur cerita yang menghasilkan pembelokan makna terhadap isi film tentu mengganggu penonton dalam menikmati film. Berharap menjadi pendukung positif, nyatanya iklan yang dimasukkan justru menjadi parasit dalam film tersebut.
Jika pihak sponsor dan tim produksi film memperhatikan beberapa kondisi di atas, maka tidak diragukan tindakan persuasi akan berhasil.
Berdasarkan penelitian dari hasil in-depth interview, penerimaan produk Volvo (mobil) oleh para responden sebagian besar dinyatakan dalam kesukaan responden akan tampilan desain dan juga tampilan interior dari produk Volvo yang sering muncul dalam adegan pada film “Twilight Saga: Breaking Dawn (part 2)”. Dari hasil yang diperoleh, lebih dari 50% responden menyatakan bahwa kehadiran produk Volvo sebagai product placement dalam film ini juga sudah terlihat baik karena tampilan produk dan mereknya yang diperlihatkan di dalam film tersebut (Tandiono. E & Rumambi. J, 2013).
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Dewan Periklanan Indonesia. (2014). Etika Pariwara Indonesia. Dewan Perikanan Indonesia (pp. 1–43). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
El Karimah, K., Syafitri, P. I. E., & Wahyudin, U. (2019). Etika praktik product placement dalam film Ayat-Ayat Cinta 2. Jurnal Manajemen Komunikasi, 4(1), 60. https://doi.org/10.24198/jmk.v4i1.23478
Marketing.co.id. (2012). Film Indonesia yang ”Jualan”. Retrieved March 10, 2018, from website: https://marketing.co.id/filmindonesia-yang-jualan.
Tandiono, E., & Rumambi, J. (2013). Analisis pengaruh product placement dan brand recall volvo terhadap sikap konsumen dalam film “twilight saga: breaking dawn (part 2).” Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(1), 1–8.