Langkah Ilmuwan Pangan Membuat Inovasi Produk Pangan Kurangi Food Lose & Waste

Nova Gress Hotma Tampubolon
Mahasiswa Pascasarjana IPB
Konten dari Pengguna
12 November 2023 15:53 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nova Gress Hotma Tampubolon tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Jika anda adalah seorang produsen hasil produk pangan, pastinya Anda ingin agar produk pangan tersebut memiliki umur simpan yang panjang sehingga penjualan dapat meningkat, bukan? Nah di sinilah peranan bagaimana Ilmuwan pangan menyelesaikan masalah tersebut.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut Laporan Bappenas 2021, selama 2001 – 2020 jumlah buah dan sayuran selama proses pemanenan, pengangkutan, dan pengawetan dipengaruhi atau dirusak oleh serangga dan mikroorganisme hingga mencapai angka 165 – 183 kg per kapita/tahun  Inilah yang menyebabkan banyaknya kasus food lose dan food waste di Indonesia.
Kasus Food Waste Dikarenakan Proses Simpan Yang Buruk. Sumber: shutterstock.com
Tantangan utama bagi ilmu pangan adalah menyelesaikan banyaknya kasus limbah pangan (food waste dan food lose)sekaligus menyediakan produk serta layanan pertanian yang memadai.
Kasus Food Lose Pada Buah Busuk. Sumber: shutterstock.com
Oleh karena itu, pengembangan strategi pelestarian makanan dan pengelolaan limbah menjadi sangat penting. Terinspirasi oleh meningkatnya kepedulian terhadap keselamatan lingkungan dan kesehatan, berbagai ilmuwan dari ilmu pangan telah memfokuskan penelitian mereka pada metode berbeda untuk mengembangkan kemasan biodegradable yang aman dan andal.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengembangan penelitian yang dilakukan oleh para penelitian ilmu pangan Di antaranya,  yaitu Edible film.
Apa itu edible film?
Edible film adalah sebuah lapisan yang dapat dimakan dan digunakan sebagai bahan apa pun untuk melapisi atau membungkus berbagai makanan untuk memperpanjang umur simpan produk.
Penerapan Edible Film Pada Buah. Sumber: shutterstock.com
Pada artikel ini, kemasan yang dapat dimakan (edible) film dan pelapis yang dapat dimakan untuk buah-buahan dan sayuran yang dapat menawarkan solusi langkah-langkah pengawetan untuk memenuhi kebutuhan dan pengelolaan produk pangan yang dihasilkan dari pertanian di Indonesia.
Inovasi edible film ini pun semakin dikembangkan sebagai bahan kemasan makanan berbasis polimer yang dapat terbiodegradasi dan sudah mendapat perhatian besar dari industri makanan karena sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan (Hassan, Chatha, Hussain, Zia & Akhtar, 2018).
Penerapan Edible Film Pada Sayur. Sumber: shutterstock.com
Ilmuwan pangan di Indonesia kemudian memperkembangkan kemasan edible film ini dengan menggabungkan berbagai bahan tambahan, seperti agen antimikroba, antioksidan, nutrisi, dan pewarna, dan lainnya. Bahan aktif tersebut dapat meningkatkan kualitas makanan serta umur simpan produk dengan membatasi perkembangbiakan mikroba . Di antaranya, penyertaan agen antimikroba ke dalamedible film berbasis biopolimer merupakan salah satu kemajuan signifikan dalam teknologi pengemasan makanan aktif (Abdollahi, Rezaei & Farzi, 2020).
ADVERTISEMENT
Sebenarnya apa yang membuat para Ilmuwan pangan di Indonesia mengembangkan penelitian edible film sebagai pelapis di produk pangan?
Edible Film Yang Digunakan Pada Daging Mentah Agar Produk Pangan Bertahan Lebih Lama. Sumber: shutterstock.com
Lalu, apa saja manfaat dari penambahan senyawa antimikroba ke dalam edible film? dengan penggunaan peptida antimikroba ataupun nanopartikel dalam kemasan tidak hanya membantu mencegah perubahan yang tidak diinginkan pada makanan seperti rasa tidak enak, perubahan warna, atau terjadinya penyakit bawaan makanan, namun juga memastikan pelepasan terkontrol dalam jangka waktu lama untuk meningkatkan kualitas makanan.
Salah Satu Fungsi Edible Film Menjaga Produk Dari Kelembapan Di Tempat Simpan. Sumber : shutterstock.com
Pengembangan sistem pengemasan makanan yang cerdas berdasarkan nanoteknologi memberikan peningkatan efisiensi sistem dan keamanan pangan yang lebih baik dengan melokalisasi, penginderaan, pelaporan, dan kendali jarak jauh bahan makanan selain meningkatkan kualitas nutraceutical makanan melalui sistem pengiriman berbasis nano.
Daging Udang yang Dilapisi Edible Film. Sumber : shutterstock.com
Dengan memperhatikan tren industri makanan dan pengemasan saat ini, penyelidikan lebih lanjut dapat ditujukan untuk mengidentifikasi dan memahami interaksi sinergis antara berbagai agen bioaktif, memeriksa interaksinya antara komponen makanan dan nanocarrier antimikroba dalam satu sistem pengemasan.
ADVERTISEMENT