Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Edukasi Pengabdian Masyarakat FKUI: Bahayakah Formalin, Boraks dan MSG?
29 Juli 2023 14:55 WIB
Tulisan dari Noval Kurniadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Formalin dan boraks merupakan bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan sebagai bahan pengawet dan bahan tambahan dalam makanan. Kedua senyawa ini ditemukan sebagai bahan tambahan pada olahan bakso, kerupuk, mie basah, daging ayam, dan tahu. Selain itu, Monosodium glutamate (MSG), juga menjadi bahan utama yang digunakan keseharian dalam proses memasak makanan. Adanya bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan formalin, boraks dan MSG menjadi fokus utama yang harus diedukasi kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan tiga senyawa bahan tambahan yang berbahaya tersebut, Departemen Histologi, Departemen Kimia Kedokteran dan Program Magister Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Apartemen Salemba Residence pada bulan Juli 2023. Kegiatan ini diinisiasi oleh dr. Atikah Chalida Barasila, M.Biomed, SpAK yang melibatkan 35 peserta dari penghuni Apartemen Salemba Residence. Kegiatan ini memiliki tema “Formalin, Boraks dan MSG, Sahabat atau Musuh Keluarga Kita?”
Kegiatan ini dimoderatori oleh dr. Lia Damayanti, M.Kes., Sp.PA dan diisi dengan beberapa pemaparan diantaranya mengenai Pengaruh MonoSodium Glutamat (MSG) terhadap kesehatan oleh dr. Ahmad Aulia Jusuf, A.H.K., Ph.D, Waspada bahaya formalin dalam makanan oleh dr. Dewi Sukmawati, M.Kes., Ph.D, Apakah Borax Boleh dimakan/ dikonsumsi? oleh dr. Atikah Chalida Barasila, M.Biomed., Sp.Ak. dan Uji Boraks dan Formalin menggunakan bahan alam oleh Dr. Ade Arsianti, S.Si., M.Si. Masyarakat mendapatkan penjelasan bahwa penggunaan boraks pada makanan dapat menyebabkan beberapa gejala klinis pada kesehatan seperti gangguan susunan saraf pusat, fungsi ginjal dan hati. Selain boraks, jika masyarakat mengonsumsi formalin melalui makanan, diantaranya dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dan kanker. Terkait dengan penggunaan MSG, ada batasan yang masih dalam jumlah aman yang dapat dikonsumsi, yaitu 0,3 – 1 gram per hari. Jika penggunaan MSG melebihi ambang batas yang disarankan, maka efek sampingnya jangka panjang adalah toksisitas otak, karena adanya kadar glutamat yang menumpuk di otak sehingga mengakibatkan sel saraf otak dirangsang secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Masyarakat juga dibagi ke dalam 4 kelompok untuk secara langsung menguji sampel bahan makanan yang terdiri dari kerupuk cokelat (gendar), kerupuk putih, bakso, tahu putih dan tahu kuning. Cara uji boraks dan formalin dapat menggunakan bunga Ruellia brittoniana yang dibuat ekstraknya dengan cara menggerus beberapa helai bunga (3-5 helai) dan diberikan air sedikit. Bahan makanan yang akan diuji digerus dan ditambahkan air sedikit kemudian diambil sarinya untuk diteteskan di palet. Selanjutnya tinggal diteteskan 2-3 tetes ekstrak bunga Ruellia, aduk dan amati perubahan warna yang terjadi.
Jika makanan tidak mengandung boraks dan formalin, maka warnanya tidak berubah masih sama dengan warna ekstrak bunga Ruellia yang berwarna ungu. Jika makanan positif mengandung boraks maka warnanya akan berubah menjadi kehijauan, jika makanan positif mengandung formalin maka warnanya akan berubah menjadi cokelat kemerahan. Hal ini dikarenakan adanya zat antosianin yang terkandung dalam bunga Ruellia yang peka terhadap perubahan pH, formalin yang bersifat asam akan memberikan warna menuju merah kecokelatan, sedangkan boraks yang bersifat basa akan memberikan warna kehijauan.
ADVERTISEMENT
Adanya uji boraks dan formalin menggunakan bunga Ruellia ini sangat bermanfaat dan mudah dilakukan pada skala rumah tangga. Pengerjaan yang mudah serta waktu test yang cepat, memberikan perubahan warna spesifik apabila makanan positif mengandung boraks dan formalin.