Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Waspada Osteoporosis: Ancaman Tulang Rapuh yang Sering Diabaikan
16 Desember 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Khoirruddin Naufal Dzaki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebagai awalan, kita harus ketahui apa itu osteoporosis, jadi apa itu osteoporosis?
ADVERTISEMENT
Osteoporosis adalah penurunan massa tulang dan perburukan jaringan tulang, yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang atau tulang keropos. . Penyakit ini sering disebut sebagai "silent disease" karena biasanya tidak menunjukkan gejala hingga terjadi patah tulang. Osteoporosis dapat memengaruhi siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada wanita pascamenopause dan orang lanjut usia.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi normal, tulang manusia terus mengalami proses regenerasi, di mana jaringan tulang lama diganti dengan jaringan baru. Namun, pada penderita osteoporosis, proses ini terganggu, sehingga tulang kehilangan kepadatannya lebih cepat dibandingkan pembentukan jaringan baru. Akibatnya, risiko patah tulang meningkat, terutama di area pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Faktor Risiko Osteoporosis
Banyak faktor yang bisa menyebabkan meningkatnya risiko terkena osteoporosis, dikutip dari buku yang ditulis oleh Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2018). Robbins basic pathology (10th ed.). Elsevier. dan WHO, ada beberapa faktor resiko yang bisa menyebabkan osteoporosis, diantaranya:
Selama menopause, produksi hormon estrogen mengalami penurunan drastis. Estrogen berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang. Ketika kadar estrogen menurun, proses pemecahan tulang menjadi lebih cepat daripada proses pembentukan tulang baru, sehingga tulang menjadi lebih tipis dan rapuh.
ADVERTISEMENT
Osteoporosis pada Lansia adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat penurunan kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi hormon yang berperan dalam menjaga kesehatan tulang, seperti estrogen pada wanita. Akibatnya, tulang menjadi lebih porous dan mudah retak, terutama pada tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan.
Osteoporosis akibat berat badan rendah terjadi ketika massa tulang berkurang secara signifikan akibat kekurangan nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin D. Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan gangguan makan, malnutrisi, atau penurunan nafsu makan yang signifikan. Tubuh membutuhkan kalsium dan vitamin D yang cukup untuk membangun dan mempertahankan kesehatan tulang. Berat badan rendah seringkali diiringi dengan kekurangan nutrisi ini.
ADVERTISEMENT
Osteoporosis akibat gaya hidup buruk adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah karena kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Nikotin dalam rokok mengganggu penyerapan kalsium dan vitamin D, yang sangat penting untuk kesehatan tulang. Selain itu, merokok juga memperlambat pembentukan sel-sel pembentuk tulang.
Osteoporosis akibat faktor genetik adalah kondisi di mana seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami pengeroposan tulang karena adanya faktor keturunan. Beberapa gen tertentu dapat mempengaruhi kepadatan dan kekuatan tulang, sehingga membuat individu lebih rentan terhadap osteoporosis. Cacat gen tunggal (misalnya, mutasi LRP5) hanya mencakup sebagian kecil kasus osteoporosis.
Cara Mencegah Osteoporosis
Setelah mengetahui faktor risiko dari osteoporosis, kita juga harus tahu bagaimana cara mencegah agar tidak terkena osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tidak dapat disembuhkan. Namun, kemunculannya bisa dicegah dengan menjalani pola hidup sehat sejak dini.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah osteoporosis, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut ini:
Mengkonsumsi makanan yang kaya protein, kalsium, dan vitamin D merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah osteoporosis. Protein berperan penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan tulang, termasuk kolagen yang menjadi komponen utama struktur tulang. Kalsium adalah mineral utama pembentuk tulang, sedangkan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dari makanan.
Ketika kita melakukan aktivitas fisik, terutama latihan beban, tubuh akan merespon dengan meningkatkan kepadatan tulang. Olahraga memaksa tulang untuk bekerja lebih keras, sehingga tubuh akan memproduksi sel-sel tulang baru untuk memperkuat struktur tulang. Selain itu, olahraga juga membantu meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko jatuh yang dapat menyebabkan patah tulang.
ADVERTISEMENT
Zat-zat ini dapat mengganggu proses pembentukan tulang dan meningkatkan risiko pengeroposan tulang. Alkohol dapat mengganggu penyerapan kalsium dan menghambat produksi hormon yang penting untuk kesehatan tulang. Kafein dalam jumlah berlebihan juga dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine. Nikotin dalam rokok dapat mengurangi aliran darah ke tulang dan mengganggu pembentukan sel-sel pembentuk tulang.
Sebagai penutup, osteoporosis adalah ancaman yang nyata, tetapi kabar baiknya, kita bisa mencegahnya. Dengan memastikan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, berolahraga secara teratur, dan meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol berlebihan, Anda sudah mengambil langkah besar untuk melindungi tulang Anda.
Mulailah dengan langkah kecil hari ini: konsumsi makanan kaya kalsium atau luangkan waktu untuk aktivitas fisik sederhana. Tulang Anda adalah investasi masa depan—bagaimana Anda akan menjaganya? Yuk, bagikan pengalaman atau strategi Anda menjaga tulang sehat di kolom komentar! 🌟
ADVERTISEMENT