Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bisa Tumbuhkan Rasa Peduli Anak, Ini 5 Aktivitas Edukasi Pilah Sampah dari Rumah
10 Januari 2023 8:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Novi Dwi Asrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat ini pekerjaan rumah orang tua tidak lagi sebatas mengajarkan anak membuang sampah pada tempatnya tetapi juga membiasakan anak kelola sampah secara mandiri.
Jenis sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi DIY, sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos, seperti sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.
Sebaliknya, sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat, misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.
Nah, ternyata ada ragam aktivitas yang dapat dilakukan orang tua untuk mengedukasi anak dalam hal pilah sampah dari rumah sekaligus menumbuhkan rasa peduli anak terhadap lingkungan:
ADVERTISEMENT
1. Membiasakan dan memberikan contoh kepada anak pilah sampah dari rumah
Kebiasaan pilah sampah yang dilakukan orang tua akan berdampak langsung terhadap anak. Anak akan melihat, melakukan dan pada akhirnya terbiasa memilah sampah.
Sampah anorganik yang telah terkumpul dari rumah dapat dimanfaatkan orang tua untuk ditukarkan dengan sejumlah uang atau bahan pangan melalui Program Bank Sampah.
Orang tua dapat turut serta mengajak anak-anak mereka menukarkan sampah yang dikumpulkannya untuk memupuk rasa kepedulian anak terhadap lingkungan.
2. Melatih anak mengumpulkan sampah dedaunan di halaman
Sampah organik dapat memicu terjadinya bau sampah yang mencemari udara. Orang tua dapat melatih anak untuk mengenalkan jenis sampah organik dengan cara mengumpulkan sampah dedaunan yang ada di halaman.
ADVERTISEMENT
Selain di rumah, peran sekolah juga sangat penting sebagai kelanjutan penerapan kebiasaan pilah sampah sampah di lingkungan yang lebih luas.
Beberapa sekolah telah mengajarkan anak untuk kelola sampah sejak dini, salah satunya yang dilakukan Sekolah TK Budi Mulia Dua Pandeansari, Yogyakarta melalui kegiatan Polisi Sampah.
Anak-anak diajarkan peka terhadap lingkungan dengan cara yang sangat sederhana yakni mengumpulkan sampah dedaunan di lingkungan sekolah.
Kegiatan tersebut bermanfaat untuk mengenalkan anak-anak terhadap jenis sampah organik. Besar harapan sekolah lain juga menerapkan hal yang sama kepada anak-anak didiknya.
3. Membacakan cerita kepada anak mengenai pemilahan sampah dan dampak membuang sampah sembarangan
Banyak buku anak interaktif yang dijual di pasaran sebagai bentuk dukungan terhadap pemeliharaan lingkungan. Dengan membacakan cerita, anak akan menyerap informasi sederhana bagaimana pengelolaan sampah yang seharusnya dilakukan.
ADVERTISEMENT
Orang tua memberikan pesan yang imajinatif kepada anak dalam interaksi yang menyenangkan. Anak akan menerima pesan dan antusias mendengarkan cerita sembari membayangkan hal-hal yang akan terjadi apabila membuang sampah sembarangan.
4. Membuat mainan bersama dari sampah daur ulang
Orang tua dapat membuat mainan seperti mobil-mobilan atau rumah-rumahan dari botol plastik dan kardus yang tidak terpakai. Kegiatan ini dapat meningkatkan kreativitas anak sekaligus melatih keterampilan motorik anak. Selain memanfaatkan waktu bersama, orang tua juga dapat mengajarkan anak jenis sampah anorganik.
5. Mengenalkan ragam mainan edukatif seperti mainan truk pemilah sampah
Kegiatan lain yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan mengenalkan mainan edukatif seperti mainan truk pemilah sampah. Anak dapat bermain sambil belajar mengenal jenis sampah yang dikumpulkan pada tempat sampah yang beraneka warna.
ADVERTISEMENT
Warna hijau untuk sampah organik seperti dedaunan, sisa sayuran dan sisa makanan; Warna kuning untuk sampah guna ulang seperti botol plastik, bekas, kaca, kaleng dan lain-lain; Warna merah untuk sampah B3/bahan berbahaya dan beracun seperti sampah kaca, kemasan deterjen dan sampah kemasan pembasmi serangga dan lain-lain; Warna biru untuk sampah daur ulang seperti kertas, kardus dan koran.
Beragam aktivitas di atas dapat dilakukan orang tua untuk mengedukasi anak kelola sampah dari rumah. Anak-anak akan belajar rasa tanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkannya sekaligus menumbuhkan rasa peduli anak akan pentingnya memelihara lingkungan.