Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Mengapa Ayam Perlu Istirahat sebelum disembelih di Rumah Potong Ayam (RPA) ?
16 Maret 2025 11:49 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari NOVI MAYASARI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Novi Mayasari dan Laela Tien Nurjanah
Rumah Potong Ayam (RPA) atau dibeberapa tempat disebut Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) merupakan industri yang dirancang dan dibangun sesuai dengan prosedur dan digunakan untuk memotong ayam untuk konsumsi masyarakat umum. Sejalan dengan pendapa Setiaji (2023) dan Susetyo (2017), RPA merupakan komponen utama dalam usaha industri peternakan yang melakukan pemotongan ayam hidup dan mengolah menjadi daging ayam siap konsumsi. Berdasarkan pengertian tersebut, RPA menjadi salah satu aspek yang menentukan ketersediaan karkas yang berkualitas (Amin & Nurhalizah, 2021).
ADVERTISEMENT
Kesejahteraan Hewan atau biasa dikenal dengan Animal Welfare merupakan salah satu aspek yang sangat perlu diperhatikan, tanpa terkecuali pada ayam yang akan disembelih di RPA. Regulasi mengenai kesejahteraan hewan sudah diatur dalam perundangan Pasal 1 Ayat 42 Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2014. Pasal tersebut menyatakan bahwa segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang (Mayasari et al., 2023). Meskipun pada akhirnya ayam akan disembelih, tapi Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang jelas mengenai penangkapan hewan, penanganannya, transportasi, perkandangan, dan pemeliharaan yang dikategorikan sebagai menyejahterakan hewan (Mayasari et al., 2023).
ADVERTISEMENT
Pada umumnya lokasi RPA dan kandang peternakan ayam selalu terpisah, hal ini berkaitan dengan regulasi, kesehatan dan juga lingkungan. Sehingga ayam yang akan disembelih di RPA, pasti akan melalui proses transportasi. Selama perjalanan dari kandang menuju RPA, tidak dapat dipungkiri, ayam bisa saja melalui berbagai faktor stres, seperti kepadatan dalam box transportasi, suhu dan kelembaban tinggi, getaran dan guncangan, serta kurangnya akses makanan dan air.
Selain berkaitan erat dengan regulasi yang berlaku, kesejahteraan hewan juga dapat menjadi salah satu faktor penentu, yang memiliki dampak cukup besar terhadap kualitas daging yang dihasilkan. Stres yang dialami selama transportasi dapat mempengaruhi kondisi fisiologis ayam, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan. Rini et al. (2019) menjelaskan bahwa stres akibat suhu lingkungan yang tinggi sebelum ayam dipotong dapat menyebabkan penurunan kualitas daging ayam broiler karena ayam akan mengalami heat stress. Wang et al. (2017) juga memaparkan bahwa stres sebelum pemotongan dapat menyebabkan akumulasi asam laktat dan degradasi glikogen menjadi lebih cepat. Hal tersebut akan menimbulkan penurunan pH daging menjadi lebih cepat dan suasana daging menjadi lebih asam, dimana keasaman dalam daging tersebut dapat menimbulkan denaturasi protein daging. Ketika denaturasi protein terjadi, maka akan menyebabkan daging menjadi pale, soft, exudative (PSE) atau biasa disebut pucat, lembek dan berair.
Berdasarkan pemaparan tersebut, istirahat setelah transportasi menjadi salah satu elemen penting dalam kesejahteraan ayam sebelum penyembelihan. Sayangnya, tidak sedikit RPA yang masih mengabaikan aspek ini demi efisiensi produksi. Padahal, memberikan waktu istirahat sebelum penyembelihan bukan hanya meningkatkan kesejahteraan ayam, tetapi juga memastikan kualitas daging yang lebih baik serta efisiensi dalam operasional RPA. Sehingga seharusnya tidak lagi dianggap sebagai hambatan dalam proses produksi, melainkan sebagai investasi dalam kualitas dan daya saing produk di pasar yang semakin kompetitif. Berikut adalah beberapa manfaat jika ayam diistirahatkan sebelum penyembelihan :
ADVERTISEMENT
a. Menurunkan Tingkat Stres
Pemberian waktu istirahat yang cukup membantu menurunkan kadar hormon stres seperti kortikosteron, sehingga ayam lebih tenang sebelum penyembelihan. Ayam yang lebih rileks menghasilkan daging dengan kualitas lebih baik karena metabolisme otot tidak terlalu terpengaruh oleh stres. Hal ini sejalan dengan pernyataan Amanusa (2023), ayam potong yang beristirahat selama satu jam sebelum dipotong akan mengalami penurunan kadar hormon stres di dalam tubuhnya.
b. Mendukung Animal Welfare yang Lebih Berkelanjutan
Produk yang dihasilkan memiliki nilai jual lebih tinggi karena memenuhi standar industri yang lebih ketat terkait kesejahteraan hewan, hal ini karena RPA yang menerapkan standar kesejahteraan hewan akan meningkatkan reputasi perusahaan yang lebih positif.
c. Menjaga pH Otot dan Mencegah Kualitas Daging Buruk
ADVERTISEMENT
Ayam yang langsung disembelih setelah perjalanan cenderung mengalami perubahan pH otot yang drastis. Hal ini dapat menyebabkan daging dengan karakteristik PSE (Pale, Soft, Exudative) yang bertekstur lembek, pucat, dan mudah kehilangan cairan, atau sebaliknya DFD (Dark, Firm, Dry) yang lebih keras dan kering. Sejalan dengan pernyataan dari Amanusa (2023), saat ayam dalam kondisi stres, hormon adrenalin dan kortisol akan dilepaskan ke dalam darah. Hormon-hormon tersebut menyebabkan kontraksi otot dan berdampak pada kualitas daging yang dihasilkan. Daging yang dihasilkan dari ayam yang mengalami stres akan menjadi lebih keras, kering, dan tidak enak dimakan. Waktu istirahat yang cukup bisa membuat ayam menyeimbangkan kembali kondisi fisiologisnya, sehingga pH ototnya tetap stabil.
d. Mengurangi Resiko Cedera dan Luka pada Karkas
ADVERTISEMENT
Ayam yang stres dan gelisah lebih mudah mengalami cedera akibat gerakan berlebihan atau kepanikan saat ditangani. Luka memar atau patah tulang yang terjadi sebelum penyembelihan dapat menurunkan kualitas karkas dan meningkatkan jumlah daging yang ditolak di pasar. Dengan memberikan waktu istirahat, ayam akan lebih tenang, sehingga resiko cedera berkurang.
e. Meningkatkan Efisiensi Proses Penyembelihan
Ayam yang lebih tenang akan lebih mudah ditangani saat proses stunning (pemingsanan) dan penyembelihan. Jika ayam masih dalam kondisi stres tinggi, akan lebih banyak bergerak dan berontak, yang dapat memperlambat alur produksi serta meningkatkan resiko kegagalan dalam pemingsanan.
Lama waktu istirahat yang diperlukan ayam sebelum disembelih pada umumnya yaitu minimal 30 menit sampai 2 jam. Hal ini tergantung dari iklim, jarak transportasi, dan kondisi ayam. Sejalan dengan pernyataan Amanusa (2023) waktu istirahat yang diberikan kepada ayam sebelum dipotong harus disesuaikan dengan kondisi cuaca dan usia ayam. Biasanya waktu istirahat yang diberikan berkisar antara 30-60 menit. Pada cuaca yang sangat panas, waktu istirahat dapat diperpanjang untuk memastikan ayam tetap nyaman dan tidak mengalami dehidrasi. Dijelaskan lebih lanjut oleh Hariyadi (2024) bahwa jeda waktu istirahat bagi ayam sebelum disembelih minimal 2 jam.
ADVERTISEMENT
Disamping waktu istirahat, tempat istirahat ayam setelah transportasi sebelum penyembelihan juga merupakan fasilitas penting yang perlu diperhatikan. Area ini seharusnya dirancang untuk mengurangi stres ayam, menjaga kesejahteraan hewan, serta memastikan kualitas daging tetap optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
• Ventilasi
Area istirahat ayam seharusnya berupa ruangan semi-tertutup dengan ventilasi yang baik untuk memastikan sirkulasi udara tetap optimal.
• Blower Fans
Digunakan untuk mendinginkan suhu dan mencegah heat stress.
• Jarak dari Area Pemotongan
Tempat istirahat harus berada di lokasi yang jauh dari kebisingan dan area penyembelihan untuk menghindari stres tambahan akibat suara mesin.
Daftar Pustaka
Amanusa, Agrito. 2023. Inilah Alasan Penting Pengistirahatan Ayam Sebelum Pemotongan. PT Sumber Makanan Sehat. https://www.sumbermakanan.co.id/detail/artikel/232/inilah-alasan-penting-pengistirahatanayam-sebelum-pemotongan
ADVERTISEMENT
Amin, M., & Nurhalizah. (2021). Proses Pemotongan dan Marinasi Ayam Broiler : Studi Kasus Pemotongan Ayam Di Rpa Pt. Ciomas Adisatwa. Jurnal Peternakan Lokal 3(2), 54–58.
Hariyadi, A. Setia. 2024. Daging yang ASUH Berawal dari Penyembelihan yang Benar. Radio Republik Indonesia. https://www.rri.co.id/kesehatan/878087/daging-yang-asuh-berawal-dari-penyembelihan-yang-benar.
Mayasari, N., Hiroyuki, A., Budinuryanto, D. C., Firmansyah, I., & Ismiraj, M. R. (2023). Penerapan Prinsip Kesejahteraan Hewan Pada Pemeliharaan Ternak. Dharmakarya, 12(3), 360. https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v12i3.42686
Rini, S. R., Sugiharto, S., & Mahfudz, L. D. (2019). Pengaruh Perbedaan Suhu Pemeliharaan terhadap Kualitas Fisik Daging Ayam Broiler Periode Finisher. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(4), 387–395. https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.4.387-395.
Setiaji, A. S. B. (2023). Manajemen Bisnis Jasa Pemotongan Ayam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Rumah Potong Ayam Pak Hasan Desa Karanglewas Lor Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas). (Skripsi, Universitas Islam Negeri Prof. Kiai Haji Saifuddin Zuhri). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/
ADVERTISEMENT
Susetyo, J. (2017). Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix dan Green Productivity di Rumah Pemotongan Ayam. Seminar Nasional IENACO.
Wang, R.H., R. R. Liang, H. Lin, L.X. Zhu, Y.M. Zhang, Y.W. Mao, P.C Dong, L.B. Niu, M.H. Zhang and X. Luo. 2017. Effect of acute heat stress and slaughter processing on poultry meat quality and postmortem carbohydrate metabolism. Poultry Sci. 96 (3): 738- 746.