Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Fenomena Childfree dan Kekhawatiran Akan Bonus Demografi
13 Maret 2023 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Novia Aisatul Oktavina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, fenomena childfree ramai dibicarakan karena salah satu opini dari Gita Savitri seorang influencer yang menjelaskan bahwa ia memilih untuk tidak memiliki anak dalam kontennya. Berbagai opini dilontarkan masyarakat dalam kolom komentar.
ADVERTISEMENT
Ada yang beranggapan bahwa perempuan sebagai kodratnya adalah memiliki anak, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa setiap perempuan memiliki hak atas tubuhnya. Keputusan untuk childfree memang sangat personal, bahkan di beberapa negara maju banyak pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Lantas, apakah dampak yang ditimbulkan dari childfree? Adakah pengaruhnya terhadap bonus demografi di suatu negara?
Seperti yang kita ketahui, faktor yang mempengaruhi keberlangsungan hidup salah satunya adalah populasi. Dalam perspektif ekonomi, childfree tidak hanya memiliki dampak negatif. Childfree bisa menekan angka populasi dan meningkatkan produktivitas wanita dalam berkarier.
Namun hal ini bisa berdampak buruk bagi jangka panjang. Fenomena childfree dikhawatirkan bisa menimbulkan kekhawatiran mengenai jumlah populasi penduduk yang menurun di masa depan. Bahkan fenomena tersebut telah terjadi di berbagai negara maju seperti Korea Selatan dan Jepang.
Tingkat kelahiran yang rendah dapat memicu berbagai masalah sosial dan ekonomi. Semakin rendah tingkat kelahiran, maka penduduk di usia muda yang produktif akan menurun. Hal ini berarti akan menurunkan tingkat SDM di mana SDM merupakan salah satu faktor yang menunjang perekonomian di suatu negara.
ADVERTISEMENT
Terdapat solusi yang dapat diterapkan dalam karakteristik generasi milenial yang ingin memiliki sedikit anak namun tetap berkarier. Dengan mengikuti program pemerintah yaitu Keluarga Berencana (KB) yang menganjurkan untuk maksimal memiliki dua anak.
Solusi bagi perempuan yang ingin berkarier walaupun telah memiliki anak misalnya dengan menitipkan di daycare maupun meminta bantuan kepada keluarga atau teman terdekat.
Dengan begitu diharapkan tidak akan menimbulkan masalah perekonomian Indonesia di masa depan. Hal ini juga dapat mencegah penurunan angka kelahiran yang berpengaruh pada angka harapan hidup sehingga bermunculan masalah baru yaitu perubahan struktur penduduk yang akan didominasi oleh penduduk yang berusia tua atau tidak produktif.