Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Semarak Kemerdekaan di Bawah Bendera Usang : Potret SDN 22 Parambahan
17 Agustus 2024 12:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Novia Anita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa yang terjun langsung ke lapangan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNAND 2024 di Solok, Sumatera Barat. Saya menyaksikan kondisi memprihatinkan yang dialami SDN 22 Parambahan, sebuah sekolah dasar yang terletak di Jalan Suduik, Nagari Parambahan, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Sekolah ini salah satu bukti dan simbol ketidakadilan dalam pemerataan fasilitas pendidikan di negeri ini. Di tengah kemeriahan perayaan kemerdekaan yang menghiasi berbagai pelosok negeri, SDN 22 Parambahan justru seolah terlupakan.
ADVERTISEMENT
Kondisi fisik sekolah ini sangat jauh dari layak. Saya merasa miris ketika melihat satu ruangan yang harus menampung dua kelas sekaligus, memaksa anak-anak dari kelas yang berbeda untuk belajar dalam kondisi yang tidak nyaman. Bahkan, ada kelas yang hanya beralaskan tanah dan tidak memiliki jendela. Bagaimana bisa kita bicara soal mencerdaskan kehidupan bangsa jika infrastruktur dasar seperti ini saja tidak terpenuhi?
Bagi sebagian besar dari kita, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT Ke- 79 RI) Republik Indonesia mungkin berarti perayaan besar-besaran dengan bendera merah putih berkibar di setiap sudut, lomba-lomba tradisional yang penuh keceriaan, dan rasa bangga sebagai bangsa yang merdeka. Namun, di SDN 22 Parambahan, suasana itu nyaris tidak terasa, satu-satunya bendera merah putih yang berkibar di sekolah itu sudah sangat usang dan terlihat miris mengingat jejeran bendera merah putih di jalanan. Bahkan, seorang guru bercerita kepada tim KKN kami bahwa pernah ada murid yang bertanya, "Apakah kita ini berada di Indonesia?" Pertanyaan sederhana dan polos ini menusuk hati saya, mengingatkan betapa masih banyak anak-anak di negeri ini yang tidak merasakan makna kemerdekaan sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Di sinilah saya merasa bahwa kita sebagai bagian dari masyarakat, termasuk pemerintah, memiliki tanggung jawab besar. Bagaimana mungkin kita bisa merasa bangga merayakan kemerdekaan jika ada bagian dari bangsa ini yang masih merasakan keterasingan, bahkan di hari yang seharusnya menjadi simbol kebebasan dan persatuan? Tugas kita tidak hanya sekadar memasang umbul-umbul atau mengadakan lomba-lomba, tetapi lebih dari itu, kita perlu memastikan bahwa setiap anak di Indonesia, tanpa terkecuali, dapat merasakan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
Sebagai mahasiswa KKN dari Universitas Andalas, saya dan rekan-rekan berinisiatif untuk memasang umbul-umbul merah putih di sekitar SDN 22 Parambahan dan dilaksanakan pada 9 dan 10 Agustus 2024 dan pelaksanaan lomba tanggal 15 Agustus 2024 yang telah terlaksana dengan lancar . Kami ingin agar setidaknya, di tengah segala keterbatasan, ada sedikit sentuhan semangat kemerdekaan yang bisa dirasakan oleh para siswa. Namun, saya sadar bahwa langkah ini hanyalah sebuah permulaan. Apa yang sebenarnya dibutuhkan adalah perubahan yang lebih mendasar, yaitu perbaikan infrastruktur dan fasilitas pendidikan yang merata di seluruh penjuru negeri.
ADVERTISEMENT
Pemasangan umbul-umbul dan mengadakan lomba-lomba menyambut 17 Agustus 2024 memang bisa menjadi momen untuk menghidupkan semangat nasionalisme di SDN 22 Parambahan. Namun, apakah ini cukup? Tentu tidak. Ini hanyalah bentuk dukungan moral dan simbolis, sementara apa yang sebenarnya dibutuhkan adalah perhatian serius dari pemerintah dan semua pihak terkait. Kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa masih banyak sekolah di daerah terpencil yang berada dalam kondisi seperti SDN 22 Parambahan.
Saya mengajak kita semua untuk merenung sejenak: apakah kita sudah benar-benar merdeka jika masih ada anak-anak yang tidak bisa belajar dengan layak? Apakah makna kemerdekaan itu hanya sebatas perayaan tahunan yang meriah, atau seharusnya kita memastikan bahwa setiap warga negara, terutama anak-anak, mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita jawab bersama.
ADVERTISEMENT
Saya yakin bahwa perubahan besar dimulai dari kesadaran dan aksi kecil. Apa yang kami lakukan di SDN 22 Parambahan adalah sebuah langkah kecil, tetapi saya berharap ini bisa menjadi pemicu bagi perhatian yang lebih besar. Pemerintah, masyarakat, dan kita semua harus bergandengan tangan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi sekolah yang terabaikan, tidak ada lagi anak-anak yang merasa bahwa mereka tidak merasakan makna kemerdekaan.
Akhirnya, saya ingin menekankan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya soal mengibarkan bendera atau mengadakan lomba-lomba. Semangat kemerdekaan yang sesungguhnya adalah memastikan bahwa setiap anak bangsa ini bisa merasakan kebebasan dan hak yang setara, terutama dalam hal pendidikan. Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk membawa perubahan nyata bagi SDN 22 Parambahan dan sekolah-sekolah lainnya yang mungkin berada dalam kondisi serupa. Karena di balik setiap bendera yang berkibar, ada harapan dan masa depan anak-anak bangsa yang harus kita perjuangkan.
ADVERTISEMENT