Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Problematika Pembelajaran Pasca Pandemi di Indonesia
21 Desember 2022 9:46 WIB
Tulisan dari NOVIA FITRI ZAHROH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat dua tahun, kini hari-hari yang dilewati tidak lagi diselimuti rasa kekhawatiran, meski belum sampai pada tahap sempurna. Tahun 2020, semua negara yang ada di dunia dihampiri tamu yang membawa wabah mematikan. COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit baru yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, biasa disebut dengan virus corona, virus ini termasuk kedalam anggota dari kelompok Coronavirus. Covid-19 pertama kali ditemukan di China pada 17 November 2019, menurut penelusuran pasien yang terinfeksi Covid-19 pertama kali. Covid-19 seakan menjadi bom waktu bagi setiap negara, kedatangannya merubah tatanan kehidupan manusia. Tahun 2020, semua negara mengalami teror dari virus Covid-19. Hanya empat bulan, negara Indonesia bisa menghirup ketenangan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Hingga pada akhirnya, Senin, 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo, resmi mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia, ditemukan di Depok, Jawa Barat. Ditemukan 2 warga negara Indonesia yang postif terinfeksi Covid-19, yakni perempuan berusia 31 tahun dan lansia berusia 64 tahun. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan bahwa Covid-19 menjadi pandemi global. Keputusan WHO datang ketika virus corona telah menyebar ke 118 negara dan menginfeksi lebih dari 121.000 orang yang berada di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Covid-19 merubah semua tatanan kehidupan masyarakat, termasuk kehidupan pendidikan. Pendidikan yang ada di Indonesia, ikut mengalami perubahan secara tiba-tiba dan juga mengalami ketidaksiapan. Permasalahnnya, tanpa kedatangan pandemi Covid-19, sistem pendidikan yang ada di Indonesia masih jauh dari kata baik. Permasalahan baru datang, bahkan lebih banyak, selain itu sistem pendidikan Indonesia mengalami banyak tuntutan, sehingga sistem pendidikan Indonesia harus lebih fleksibel dan harus diupayakan menuju kesempurnaan meski di era gempuran pandemi.
Wajah baru terpampang dalam dunia pendidikan di Indonesia, adanya sistem pendidikan yang berubah secara drastis setelah adanya peraturan tentang physical distancing yang tujuannya memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Adapun cara yang dilakukan yaitu dengan mengubah sistem pendidikan yang semula tatap muka menjadi sistem online dengan pembelajaran yang dilakukan di rumah. Memang bukan hal yang baru bagi sistem pendidikan di Indonesia, tetapi kenyataannya pembelajaran secara online lebih sedikit dirasakan oleh para peserta didik di Indonesia, karena mayoritas peserta didik menggunakan sistem pembelajaran tatap muka. Selain itu, para pengajar juga dituntut agar lebih inovatif dalam menghidupkan suasana pembelajaran di era pandemi. Mungkin banyak orang yang mengira itu semua hal yang sangat mudah, tetapi kenyatannya lingkungan pendidikan sudah terbiasa dalam interaksi sosial antar siswa maupun pengajar.
ADVERTISEMENT
Pandemi ini datang secara tiba-tiba. Seperti halnya pembelajaran yang dituntut untuk dilakukan secara online tanpa adanya persiapan yang matang. Tetapi tidak semua daerah yang ada di Indonesia sudah terpancar sinyal yang bagus untuk kegiatan pembelajaran secara online. Memang dari awal, sistem pendidikan Indonesia jauh dari kata baik, ditambah adanya pandemi membuat kegiatan belajar banyak sekali hambatannya. Jika sinyal mendukung, apa menjamin semua para siswa memiliki gawai untuk proses pembelajaran secara online?. Apa lagi pada masa pandemi, perekonomian sangat sulit, dan orangtua para siswa mungkin ada yang kesulitan untuk membeli gawai demi mendukung kegiatan pembelajaran. Tetapi hambatan itu, diselesaikan oleh pemerintah, pemerintah memasang wifi secara gratis di tempat umum dan juga perkampungan, untuk memudahkan kegiatan pembelajaran. Bahkan fasilitas itu masih bisa digunakan hingga saat ini. Akibat pandemi juga, muncul beberapa merek HP yang harganya mudah dijangkau. Dan juga beberapa sekolah bersedia menyediakan HP gratis bagi para siswanya yang tidak memiliki HP.
ADVERTISEMENT
Selama pandemi, perkembangan teknologi semakin meluas. Mungkin bagi kalangan siswa, kemajuan teknologi hanya berlaku untuk dunia games atau media sosial lainnya. Mungkin sedikit dari mereka yang memikirkan hubungan antara perkembangan teknologi dan dunia pendidikan. Pada masa pandemi, pemilik aplikasi juga berlomba membuat aplikasi yang penuh kreativitas agar menjadi menarik dan membuat penikmatnya menjadi kecanduan. Seperti halnya TikTok, di masa pandemi banyak siswa yang tidak fokus pada pembelajaran online dan memilih bermain TikTok, sehingga informasi yang diberikan oleh guru terbuang sia-sia karena fokus siswa bermain TikTok bukan belajar. Tetapi dampak positifnya, akibat pandemi ini banyak siswa yang diberi tugas untuk menghasilkan bahan pembelajaran yang menarik, tentunya semua ini melatih kreativitas siswa dan siswa dituntut untuk mempelajari aplikasi untuk membuat vidio pembelajaran yang bagus dan kreatif. Itu semua dimanfaatkan oleh para pengajar agar dapat melatih siswa untuk memanfaatkan peluang perkembangan teknologi yang tidak terbatas. Bahkan dunia games dan media sosial bisa membantu kegiatan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Pandemi juga membuat para siswa melakukan physical distancing, kebiasaan itu menjadi hal biasa pada masa sekarang meski pandemi sudah sedikit reda. Banyak para siswa yang memilih melakukan kegiatan di sekolah sendiri dan sulit untuk bergaul dengan temannya. Kebiasaan itu bisa merugikan para siswa, karena pada kegiatan pembelajaran, biasanya para siswa dituntut untuk saling membantu satu sama lain entah itu mengenai tugas atau hanya tentang sekadar tolong menolong antar teman.
Pada penerapannya, sistem pembelajaran pada masa pandemi memiliki dampak positif dan dampak negatif. Adapun mengenai sistem pendidikan yang semula masih jauh dari kata baik, setelah pandemi pemerintah lebih mengutamakan pendidikan dan meningkatkan sarana dan prasarana demi mendukung kemajuan sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah harus bekerjasama dengan banyak pihak untuk mencari obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan dunia pendidikan Indonesia yang masih berjalan untuk menuju tahap kesempurnaan pasca pandemi. Elit akademik dan pendidikan tidak boleh memiliki gengsi dan ego. Indonesia membutuhkan kerjasama, kepedulian, dan banyak masukan pemikiran untuk mengelola pendidikan Indonesia yang jauh dari kata baik, menjadi lebih baik lagi demi menciptakan generasi terbaik bangsa.
ADVERTISEMENT