Budaya Menyontek di Kalangan Pelajar hingga Mahasiswa di Banten

Konten dari Pengguna
22 Mei 2018 2:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novia Nadhifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut wikipedia menyontek merupakan suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Kegiatan ini merupakan kebiasaan yang sering terjadi di kalangan pelajar hingga mahasiswa. Sejak bertahun-tahun yang lalu dari generasi ke generasi, menyontek seolah-olah seperti budaya yang selalu ada hampir di setiap sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia khususnya di Banten. Kebiasaan yang dianggap sepele lalu diabaikan ini akan memberikan dampak buruk bagi pelajar atau mahasiswa itu sendiri, padahal nilai penting dari proses pendidikan di sekolah atau di perguruan tinggi bukan dari angka, tetapi dari proses belajar itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Berawal dari kalangan pelajar, menyontek menjadi kebiasaan yang perlahan mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Menyontek dapat dilakukan dengan menyiapkan catatan kecil pada secarik kertas atau telapak tangan bahkan tempat-tempat yang tidak dapat dilihat oleh guru atau pengawas, dengan cara bekerjasama atau bertanya pada temannya, bahkan dengan meniru atau menyalin jawaban yang sama dengan temannya. Kegiatan ini biasanya dilakukan ketika ulangan-ulangan bahkan hingga tugas harian pun sering kali terjadi. Kegiatan tersebut dapat membawa dampak yang tidak baik terhadap pelajar itu sendiri. Rasa percaya diri dan kejujuran yang seharusnya dipupuk dan ditanam sejak dini berubah menjadi rasa malas dan curang. Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab pelajar melakukan kegiatan ini, di antaranya proses penyampaian materi oleh guru yang tidak dimengerti, tuntutan orang tua kepada anaknya yang mengharuskan anak mendapat nilai tinggi di semua mata pelajaran, dan kebiasaan yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Dari kalangan pelajar meningkat hingga kalangan mahasiswa, menyontek seolah-olah sudah menjadi tradisi bagi siapa saja yang menuntut ilmu secara formal di sebuah lembaga pendidikan. Tingkat setinggi mahasiswa seharusnya mampu memberikan contoh yang baik bahkan seharusnya mahasiswa sudah mampu membedakan mana hal positif bagi dirinya dan mana hal negatif yang dapat merusak dirinya. Sejatinya, mahasiswa merupakan kalangan terpelajar yang dihormati oleh masyarakat karena mahasiswa dipandang sebagai kaum yang memiliki ilmu yang lebih bila dibandingkan dengan masyarakat biasa sehingga masyarakat berharap mahasiswa mampu melakukan pergerakan, mampu melakukan perubahan, mampu melakukan kontrol terhadap pemerintah, dan mampu menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki akhlak yang baik demi kesejahteraan masyarakat sebagaimana sesuai dengan tugas seorang mahasiswa yaitu agent of change, agent of control, and agent of iron stock . Namun, bagaimana bila yang terjadi adalah mahasiswa melakukan kegiatan menyontek? Apakah ini merupakan hal yang wajar dan biasa saja ataukah merupakan sebuah kekhawatiran yang perlu diperhatikan lebih untuk menemukan solusinya?
ADVERTISEMENT
Kegiatan menyontek sangat mudah dilakukan bagi pelajar atau pun mahasiswa dikarenakan sudah terbiasa dilakukan sejak dini sehingga hal itu perlu diantisipasi sejak dini pula. Didukung pengajaran baik di rumah maupun di sekolah tentang pentingnya nilai etika, moral dan agama, anak dapat mengerti proses belajar merupakan hal yang lebih penting daripada sebuah angka yang didapat dengan cara tidak jujur. Bukan hanya itu, tetapi orang tua pun harus memahami kemampuan dan keinginan anaknya. Tekanan-tekanan yang berasal dari orang tua sering kali membuat kondisi psikologis anak terbebani dan dampaknya akan sangat parah jika anak tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan orang tuanya. Berdasarkan pengalaman tersebut, rasa kepercayaan diri atas kemampuan anak tersebut menurun sehingga anak dapat melakukan kegiatan menyontek demi nilai angka yang tinggi. Cara instan seperti itulah yang akhirnya ditempuh lalu berkembang menjadi kebiasaan.
ADVERTISEMENT
Dampak terbiasa melakukan cara yang instan seperti menyontek membuat anak malas dan tidak mau berusaha dan bekerja keras terlebih perkembangan zaman yang memanjakan mereka. Kecanggihan teknologi membuat cara-cara menyontek pun bervariasi. Bila perbuatan tidak jujur ini kita diamkan, maka yang mungkin terjadi di Indonesia khususnya di Banten, akan banyak muncul orang-orang yang tidak jujur yang melakukan tindakan korupsi. Hal kecil seperti menyontek dampaknya sangat membahayakan di masa depan. Kekhawatiran ini sangat meresahkan bila dianggap sepele dan hanya didiamkan. Perlu perhatian, pengawasan, dan tindak lanjut yang didukung oleh orang tua dan pihak sekolah untuk meminimalisasi dan mencegah kegiatan menyontek ini.
Dari faktor lingkungan keluarga dan orang tua, anak perlu diarahkan untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian anak perlu diarahkan untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Selain itu, mereka juga perlu diberikan pengawasan dan pemahaman tentang kebiasaan membaca buku, diajarkan dan dicontohkan nilai, etika, moral dan nilai-nilai agama agar terbentuk pribadi anak yang memiliki sifat dan karakter yang baik. Hal tersebut perlu juga didukung dari faktor lingkungan sekolah terutama guru, yaitu guru harus mampu memahami karakteristik muridnya, harus selalu memperbaharui cara belajar yang efektif agar murid dapat dengan mudah menerima dan memahami isi pelajaran yang disampaikan. Semua itu merupakan faktor yang sangat mempengaruhi anak dalam proses belajar sehingga mampu mencegah perbuatan menyontek yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Kemajuan perkembangan zaman sekarang ini perlu kita waspadai, apabila generasi muda kita dari kalangan pelajar hingga mahasiswa tidak dapat mengontrol dirinya bahkan dapat membodohi dirinya sendiri maka kita akan tenggelam oleh zaman. Hal itu disebabkan karena generasi muda merupakan harapan masyarakat sebagai penentu masa depan Indonesia. Kemajuan perkembangan teknologi seharusnya membuat generasi muda Indonesia dapat memanfaatkannya secara kreatif dan mampu bersaing dengan negara lain demi kemajuan negara kita. Bung Karno pernah berkata “Seribu orang tua bisa bermimpi dan satu orang pemuda bisa mengubah dunia”. Hai itu berarti pemuda memiliki peran yang sangat penting bagi perubahan dan pekembangan dunia.