Konten dari Pengguna

Seutas Opini Buku Sapiens Karya Yuval Harari

NOVIA RAHMADANI
Mahasiswa Sarjana Psikologi Universitas Brawijaya
4 Mei 2024 13:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NOVIA RAHMADANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum kehidupan modern, terdapat awal mula kehidupan oleh nenek moyang manusia saat ini. Melalui buku Sapiens oleh Yuval Noah Harari, manusia modern dapat mengetahui seperti apa kehidupan manusia kuno hingga berevolusi. Buku tersebut berisi riwayat bagaimana manusia berevolusi yang disusun melalui banyaknya penelitian dan riset-riset dari para ahli. Dalam artikel ini, berisi opini pribadi saya tentang 3 sub judul dari buku Sapiens yang menceritakan awal manusia menciptakan alat-alat dari batu, penemuan dan penggunaan api, dan mengapa saat ini hanya tersisa Homo Sapiens di saat banyaknya penemuan fosil berbagai jenis manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam bab ini dijelaskan bahwa dahulu, nenek moyang manusia merupakan makhluk hidup dengan kecerdasan yang tidak berbeda jauh dengan simpanse. Perbedaannya hanyalah ukuran otak manusia yang lebih besar. Dahulu, manusia-manusia kuno hanya bisa memakan makanan sisa binatang buas seperti sumsum tulang, belum bisa memikirkan pembuatan alat berburu, memasak, dan bertani. Entah bagaimana prosesnya, manusia akhirnya menciptakan alat dari batu untuk memecahkan tulang agar dapat diambil sumsumnya. Diciptakannya alat dari batu merupakan cikal bakal terciptanya alat-alat yang lebih canggih. Apa yang membuat mereka berpikir menciptakan alat batu setelah bertahun-tahun dan mengapa tidak dari dulu?
Di bab ini, sapiens berevolusi meninggalkan kelasnya yang setara dengan simpanse menjadi puncak rantai makanan. Lompatan yang begitu jauh itu sangat gegabah karena sapiens tidak memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri. Hasilnya terdapat banyak bencana dan perang-perang yang berasal dari lompatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut sejarah, api telah digunakan sejak 800 ribu tahun yang lalu oleh sebagian spesies manusia. Pendahulu homo sapiens menggunakan api sejak 300 ribu tahun yang lalu dan digunakan untuk sumber cahaya, sumber kehangatan, dan senjata untuk melawan hewan buas. Tidak ada penjelasan tentang bagaimana pada awalnya manusia menciptakan api sehingga menimbulkan kekosongan. Bisa dipahami tentang pembuatan alat batu adalah untuk memudahkan membuka sumsum tulang hewan. Namun untuk api, saya masih belum bisa memahaminya.
Kendali manusia atas api pada saat itu sangat tidak terbatas. Akibat dari pembakaran yang tidak hati-hati, manusia kehilangan tempat tinggalnya dan dimulailah kehidupan yang nomaden. Cukup logis untuk dibayangkan tentang apa yang terjadi pada saat itu. Dari perpindahan tempat ini, muncul jenis sapiens yang berbeda-beda karena perbedaan tujuan, beberapa sapien memilih tinggal untuk melanjutkan generasi. Kehidupan nomaden ini membuka perjalanan penyebaran sapiens ke penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
Di bab ini dijelaskan ketika kehidupan nomaden, terjadi banyak kepunahan dari spesies lain seiring dengan invasi manusia. Apa yang terjadi setelah itu menimbulkan pertanyaan karena punahnya beberapa jenis populasi sehingga memunculkan dua teori yang saling bertentangan yang sebenarnya keduanya masuk akal..
1. Teori Perkawinan Silang
Teori ini menyebutkan bahwa sapiens berkembang biak dengan Neanderthal hingga muncul dua populasi. Ketika sapiens akhirnya menginvasi ke penjuru dunia karena kehidupan nomaden, mereka tentu bertemu dengan jenis manusia lain yang menetap di suatu wilayah. Karena hal itulah muncul teori perkawinan silang.
ADVERTISEMENT
Teori perkawinan silang menimbulkan tanda tanya. Pada era itu, apakah seluruh jenis populasi memiliki kondisi fisik yang sama? Seperti kuda dan keledai, keduanya memiliki kemiripan sehingga mungkin untuk dikawinkan. Namun, apakah jenis-jenis sapiens pada saat itu mirip satu sama lain seperti layaknya kuda dan keledai?
2. Teori Penggantian
Pada teori penggantian, sapiens menggantikan semua populasi sebelumnya tanpa percampuran. Punahnya populasi lain terjadi karena satu jenis sapiens bertemu sapiens yang lain dan terjadi kekalahan karena bertemu sapiens yang perkembangannya lebih “canggih” di daerah lain.
ADVERTISEMENT
Teori ini menurut saya lebih masuk akal karena perang untuk memperebutkan wilayah bukan merupakan hal baru dan masih dapat ditemui hingga saat ini.
Kedua teori tersebut tidak diketahui mana yang benar dan mana yang salah. Keduanya memiliki bukti yang cukup kuat. Teori Perkawinan Silang dengan bukti penemuan DNA unik, lantas tidak membuat Teori Penggantian keliru karena DNA yang ditemukan pun hanya berkontribusi dalam jumlah kecil. Masih menjadi pertanyaan mengapa spesies manusia yang lain tidak dapat bertahan seperti Neanderthal yang kuat dan dapat bertahan dalam cuaca buruk dan apa kelebihan homo sapiens sehingga dapat bertahan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Tulisan di atas merupakan sebuah garis besar 3 bab buku dan opini singkat saya tentang sebuah buku luar biasa karya Yuval Harari yang berisi riwayat singkat umat manusia. Opini yang saya tulis murni berdasarkan sudut pandang saya sebagai pembaca dan pertanyaan-pertanyaan yang masih mengganjal dalam pikiran saya setelah membacanya.
Referensi
Harari, Yuval Noah. (2015). Sapiens : a Brief History of Humankind . New York: Harper Perennial.